Chapter 16

234 31 0
                                    

Seperti hari - hari biasa, aku melakukan pekerjaan ini.

"Terima kasih Mam"

"Sama Megan. Nanti aku akan pesan bunga lagi padamu"

"Terima kasih lagi Mam. Aku pergi dulu"
Ucapku melambaikan tangan.

"Be carefull sweetie"

Aku hanya membalas dengan senyuman.

Aku sangat senang sekarang. Aku selalu ditemani oleh sepeda ku ini, kemana aku pergi, dia selalu menemaniku.

...

Aku merapikan bunga - bunga yang ada di toko, dan menyapu lantai. Setelah ini selesai, aku akan pulang.

Hari ini sangat melelahkan.

Aku mengayuh sepedaku, lambat.

Aku memutuskan untuk beristirahat sebentar di sebuah kursi kayu bercat warna biru muda yang berada di bawah pohon.

Sore menjelang malam. Suasana semakin dingin. Mencoba melupakan semuanya, tapi tak bisa. Seandainya, itu hanya angan belaka.

Waktu berjalan semakin cepat. Berjalan mundur mungkin bisa membuat waktu berjalan lambat. Dunia berputar menyebabkan waktu berjalan cepat.

Aku akan meninggalkannya.

Aku tidak akan melihatnya lagi.

Aku tidak akan dapat merasakan aroma tubuhnya lagi.

Aku tidak dapat lagi merasakan pelukan dan ciumannya.

Semua terasa manis jika didekatnya.

Selamanya aku tak dapat melihatnya lagi.

Selamanya.

Air mataku mulai terjatuh. Desiran angin malam meniupkan anginnya ke pipiku hingga pipiku terasa lembap dan dingin.

Aku tak bisa menentang perkataan ibuku, aku tak boleh membangkang.

Handphone - ku berdering, aku tahu siapa dia, tanpa melihat namanya.

"Kau tahu? Aku mencarimu kemana - mana. Kau ada dimana sekarang? Aku ingin bertemu denganmu"

"Maaf, jika kau menghawatirkan ku, aku ada di taman, kursi yang berwarna cat biru muda dibawah pohon. Kau bisa menemuiku disini"

"Apa kau menangis?"

Aku mengabaikan pertanyaannya itu, dan langsung mematikan hubungan telfon.

Mengapa ini masih sangat rumit bagiku. Air mataku turun sangat deras.

Aku menatap langit, sangat indah. Ditambah dengan dekorasi bintang - bintang dan bulan, membuat langit pada malam ini sangat luar biasa.

"Kenapa kau menangis?"
Ucapnya secara tiba - tiba sudah duduk disampingku.

"Oh, aku tidak menangis"
Ucapku mencoba menghapus air mataku.

"Kau jangan menangis begitu. Aku tidak suka melihat wanita cantik menangis"

Ucapannya membuatku tersenyum.

Aku mulai berdiri dan diapun.

Aku memegang tangannya.

"Niall, tatap aku"

"Hatiku sangat bimbang sekarang, aku tak tahu, apa yang harus kulakukan. Ini sungguh rumit bagiku"
Lanjutku lagi.

"Megan, kau tahu kan? Kita sudah lama berhubungan kasih. Akupun sudah memaafkanmu. Jangan kau selalu bersedih hati. Pergilah, jika itu keinginan mom - mu. Kalau kita jodoh, kita pasti akan bertemu kembali. Aku tahu ini sulit bagimu, tapi kau juga harus tahu, mereka merindukanmu"

Aku mengabaikan perkataannya, dan mulai memeluknya.

"Kita berjodoh Niall. Kita akan bertemu kembali"

"Mungkin"

*****

Meninggalkan memang sulit.

Keep vomments! ;)

A.M. [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang