Chapter 14

186 26 0
                                    

Sudah satu minggu, aku tidak pernah lagi mendengar kabar darinya setelah kejadian minggu lalu. Aku sangat khawatir dengannya, aku masih belum berani bertemu dengannya. Aku menyesal. Aku bodoh! Sungguh bodoh! Aku mencoba menghubunginya dan mengirimkan pesan dan dia tak pernah respon. Aku harus apa Ya Tuhan? Dia sangat sangat membenciku, aku tahu itu. Ugh.. air matakupun turun membasahi pipiku.

Aku pun memutuskan untuk menelfon Michelle, dan membahas hal ini.

"Halo Michelle?"

"Ya, kau kenapa Megan? Kenapa suaramu seperti orang menangis?"

"Ada apa Megan?"
Lanjutnya lagi.

"Kau harus menemuiku, ada yang ingin aku katakan. Kita bertemu di kafe tempat biasa"

"Apa ini karena Harry lagi? Atau.."

"Sudahlah, kita bahas di kafe saja"

Aku memutuskan hubungan telepon dengan Michelle.

..

Aku memasuki pintu masuk kafe, kulihat Michelle sudah terlihat di meja sana.

"Ada apa Megan? Wajahmu terlihat sangat sembap"
Ucapnya saat aku mulai meraih kursi yang ada didepannya itu.

"Aku ada masalah dengan Niall"
Ucapku menundukkan kepalaku.

"Masalah apa?"
Wajah Michelle mulai terlihat khawatir.

Aku diam sejenak.

"A..ak..aku.."
Seketika air mataku terjatuh.

"Aku.. salah Michelle, aku telah melukai hati Niall, aku mengingkari janjiku sendiri. Aku benar - benar BODOH! SANGAT BODOH! Aku sangat sangat menyesal, MENYESAL!"
Ucapku mulai mengeras.

"Sebenarnya ada apa Megan?"

Akupun menceritakan semuanya pada Michelle.

-2 minutes ago-

"Kau memang bodoh Megan! Mengapa kau sampai - sampai terbawa dalam suasana saat itu, hingga mengakibatkan kau bisa ngobrol bersama Harry!

"Memang aku bodoh, aku tahu itu Michelle. Tapi, pada saat itu aku tidak tahu , tiba - tiba dia langsung saja duduk didepanku, dan you know? Dia mengajakku bercanda dan akhirnya kita ngobrol, tanpa disadari kami disaksikan oleh Niall. Awalnya aku hanya ingin mendengarkan dia bernyanyi. Itu saja tak lebih. Harry saja yang berlebihan"

"Tapi kan.. kau bisa menjauh darinya"

Aku hanya terdiam.

Terdiam.

Terdiam.

Dan..

Terdiam.

"Jadi aku harus bagaimana sekarang?"

"Temuilah dia"

"Aku masih belum berani Michelle.."

"Kau harus. Lalu minta maaflah pada Niall. Aku yakin Niall akan menerima maafmu"

"Baiklah"

Akupun tersenyum kepada Michelle, dan langsung memeluknya.

"Terima kasih Michelle. Kau memang sahabat terbaikku"

"Pergilah, temui dia"

Akupun melepaskan pelukanku darinya. Dan pergi meninggalkannya. Sesekali aku membalik badanku melihatnya, dan dia hanya tersenyum padaku.

Dalam perjalanan, pikiranku terbayang - bayang tentang Niall. Apakah dia akan memaafkan ku? Aku sangat takut jika dia tidak memaafkan ku.

Aku merindukannya.

Rindu.

Sangat rindu.

Padanya.

Aku harus siap.

Aku harus yakin pada diriku sendiri, Niall akan memaafkan ku begitupun perkataan Michelle tadi.

Aku mencoba mengayuh sepedaku ini sekuat tenaga, agar bisa cepat sampai di apartemennya.

*****

Maaf, chapter kali ini pendek, hehe. Pendek sangat malahan.

-tired-

A.M. [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang