10. Sepuluh ..

29 1 0
                                    

Hari ini adalah hari senin dan seperti biasa aku selalu berbaris di belakang pasukan upacara kalau-kalau ada yang sakit.

Tapi berbeda kali ini karna aku di tukaskan di dalam Ruang UKS.
"Lisa jaga UKS ya, aku di lapangan," ucap sonia padaku.

Aku yang sedang merekap data murid yang sakit tiba-tiba terkejut karna kedatanga seseorang yang langsung berdiri di hadapanku.

"Lisa aku minta bantuan boleh?" Tanyanya padaku.

"Iya ada apa?" Tanyaku balik.

"Tolong obatin lukaku, semalam aku jatuh dari motor tapi belum sempat di obati," ucapnya.

Kulihat ke arah kakinya dan memang lukanya masih basah dan sedikit parah hingga kulit dalamnya terlihat jelas. Aku bangkit dan menuntunya menuju kursi.

Aku menyuruhnya duduk dan aku langsung mengambil kotak P3K. Aku langsung membersihkan lukanya menggunakan alkohol.

"Ti kalo ada yang sakit tolong kamu tangani dulu dan catat nama dan keluhannya, aku mau ngobatin ini dulu, lukanya cukup parah," ucapku pada Tia temanku di anggota PMR.

"Oke deh Lis," ucap Tia.

Aku kembali fokus pada luka di hadapannku, setelah bersih aku memberinya salep agar lukanya cepat kering. Aku menyuruhnya meninum obat agar luka di dalam cepat kering.

"Nih minum obatnya dulu," ucapku padanya sambil memberikan segelas air putih dan 1 butir obat.

"Makasih," ucapnya sambil memberikan gelas padaku.

"Sekarang kamu istirahat di kasur yuk aku bantu," ucapku sambil menuntunnya.

Aku rebahkan tubuhnya dan berjalan menuju meja untuk menyelesaikan tugas lagi, tapi tiba-tiba tanganku di tahan olehnya.

"Ya?" Tanyaku padanya.

"Kamu di sini dulu, ada yang mau aku bicarain," ucapnya serius. Aku mengerutkan keningku karna tak mengerti apa yang di ucapkannya. Aku pun duduk di samping tempat tidurnya.

"Ada apa?" Tanyaku lagi.

Dia mengurkan tangan kanannya "Angel," ucapnya padaku.

Angel? Apakah ini kekasih baru Raffi? Entahlah??

"See. Apa yang mau kamu bicarain?"

"Apakah benar kamu mantan Raffi?"

Kenapa harus Raffi lagi sih, sungguh aku tak mau mengingatnya lagi.

"Iya, terus apa maksud kamu nanyain ini?" Tanyaku padanya.

"Aku kecelakaan sama Raffi semalam karna Raffi mabuk dan dia mubuk karna kamu," ucapnya sinis.

Aku terkejut mendengar ucapannya. "Aku? Kenapa aku yang di salahin? Aku dengannya sudah tak ada hubungannya lagi!! Antara Aku dan Raffi sudah selesai," ucapku menjelaskan padanya.

"Tapi kalian masih saling cinta," ucapnya yang ku lihat menahan emosinya.

"Tidak lagi, semua sudah berakhir. Kamu yang sekarang menjadi kekasihnya bukan?" Ucapku padanya.

"Statusku memang kekasihnya tapi tidak dengan hatinya, karna di dalam hatinya hanya ada nama kamu saja Lisa, bahkan kemarin saat dia minum dia hanya memanggil namamu saja," ucapnya sambil meneteskan air mata.

Ya Tuhan apalagi ini, aku bahkan tak tega melihatnya menangis, dia pasti sangat terluka sekali. Terlebih kekasihnya malah mencintai orang lain.

Apa yang harus aku lakukan, aku tak mungkin menemui Raffi. Ku pegang tangan Angel, "Aku yakin kamu pasti bisa mendapatkan hati Raffi secara perlahan," ucapku mencoba meyakinkannya.

"Aku dan Raffi tak mungkin bisa bersama karna begitu banyak perbedaan di antara kita, jadi aku mohon kamu terus berjuang untuk mendapatkan hati Raffi,"

"Aku juga mau liat Raffi bahagia, dan orang yang bisa buat dia bahagia adalah kamu, percayalah Raffi perlahan-lahan akan jatuh cinta padamu." Ucapku meyakinkannya.

"Gak salah memang Raffi masih mencintaimu, karna sungguh hatimu sangat lembut bahkan aku malu melihat diriku sendiri," ucapnya merendahkan diri.

"Kamu juga baik Angel, dan sepertinya salepnya udah kering. Aku ambil obat oles dan perban dulu ya,"

Setelah memakaikan perban dan kondisi Angel sudah membaik, aku juga memberinya 3 butir obat agar lukanya cepat kering.

Upacara sudah selesai, aku membantu Angel untuk berjalan ke kelasnya dan semua orang yang melihatku dengan Angel merasa terkejut.

Wajar saja mereka terkejut melihat mantan dan kekasih Raffi saling akrab.

LUKA(KU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang