Hari ini ku dengar cerita baru dari sahabat karib. Ku cerna kalimat nya yang penuh dengan kegelisahan ,mungkin masalah ini bukan jadi pertama kali yang ku dengar. Namun hatiku tergerak untuk menuliskannya. Memantapkan hati pada satu hati. Itu lah kalimat puitis nya. Terlihat sederhana namun susah untuk dijalankan ,terlihat mudah untuk dipilih namun susah merelakannya . Sehingga mereka yang di nyaman kan oleh banyak hati berusaha merangkul semuanya. Jika kamu sendiri bimbang memilih rumah untuk hatimu bersinggah ,bagaimana kamu akan nyaman dengan keadaan di setiap detik menit dan jam nya untuk kamu tinggal. Cinta itu penuh keadilan didalam nya. Hanya mereka yang bisa memahami tau apa makna dan alur cintanya. Bagaimana kamu bisa percaya bahwa kamu akan bahagia dengan banyak cinta di hatimu seorang. Apa kamu tidak berpikir bahwa secercah luka sedang kamu goreskan pada diri mu sendiri dan hati hati yang penuh Cina itu. Kamu mempertahan kan ego mu untuk tidak kehilangan cinta,namun kamu mengorbankan orang yang telah rela berdiri tegap terluka untukmu. Apa kamu pikir Tuhan akan diam melihat tingkah mu? Lalu hati yang lembut itu kecewa pada cinta dan membecnci ketulusan. Semua tindakan yang diambil oleh insan manusia didunia itu memiliki resiko. Dari resiko itulah Tuhan mengajarkan kita bahwa untuk menuju hati yang lebih kuat kita perlu berjalan diatas pedih nya mengorbankan dan kecewa. Aku menulis mengorbankan hanya jika kamu nyaman dengan banyak hati yang tak tau apa apa. Lebih baik kamu melepas kan nya terlebih dahulu dari pada dia harus kecewa saat sudah mantap memilihmu. Mantapkan hatimu pada satu hati ,dan berilah makna kasih pada mereka yang belum sempat memiliki.
Yosef
16 Oktober 2016
20.41
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulas pena
RomanceJika tak mampu memberi warna pada kehidupan orang lain, maka cukuplah mampu untuk menerima warna kehidupan yang diberi orang lain...