Kamu beruntung bisa mengabaikanku. Tetapi aku tak pernah beruntung untuk sanggup menghargai orang yang menyayangiku. Alasannya adalah, karena pikiranku hanya terpusat oleh sosokmu.
Kalau kamu berpikir bahwa mencari topik pembicaraan itu bukanlah usaha, maka kamu salah. Untuk menemukan pembicaraan yang tepat dengan selera bicaramu, itu bukan hal yang mudah.
Sesekali atau bahkan sering, ternyata pesan singkatmu yang tak tertarik pada topikku itu terlihat menyedihkan.
Tentu saja menyedihkan untukku, bukan untukmu.
Aku terlihat ingin sekali menjadi alasan wajahmu tersenyum, tetapi untuk melakukannya ternyata tidak lebih mudah dari apa yang aku bayangkan.
Setiap orang punya titik lelah bukan?
Aku pernah lelah untuk menggapai dirimu. Hingga suatu saat, aku sengaja pergi lama dan datang kembali hanya untuk memastikan apakah kamu menunggu diriku di penghujung kesedihanku ini. Namun yang kudapat hanya segores luka, bahwa pada kenyataannya tidak ada kata menunggu untuku darimu.
Kalau boleh meminta.. Aku ingin menghentikan saja perjuanganku untuk menjadi alasan bahagiamu. Tetapi aku selalu mendesah dan berpikir
"Jadi belum sempat memiliki aku harus kehilangan kamu, sosok yang selalu aku perjuangkan".
Menyedihkan sekali aku menyukaimu.ysefina
23-03-2017
22.08
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulas pena
RomanceJika tak mampu memberi warna pada kehidupan orang lain, maka cukuplah mampu untuk menerima warna kehidupan yang diberi orang lain...