Telinga ini yang sejak dulu kamu bisikkan segala resah gelisahmu.
Hati ini yang sejak dulu kamu percaya dapat menyembuhkan luka masa lalu yang kamu miliki.
Kita hanyalah dua insan manusia yang berteman baik. Tapi itu dulu .
Saya tidak tahu, dari mana awalnya datangnya rasa.
Jujur saja, tidak ada niat saya menaruh perasaan lebih dari teman kepada kamu.
Sejak saat kali pertama kamu membawa ku ke atas langit. Gunung yang indah itu menjadi saksi bahwa ternyata kamu ingin sekali menggenggam erat tangan ini untuk selalu ada di sampingmu.
Perasaan memang datang semena mena, tidak tau waktu dan suasana.
Aku berterima kasih kepada kabut serta jalan berbelok itu, tanpa mereka aku tidak akan dapat merekam memori indah bersama mu.
Hm...
Apa bisa aku mempercayai mu sebagai laki-laki ku? "Tentu bisa" jawabmu lantang.
Denganmu aku telah melihat betapa indahnya bumi ini untuk kita.
Ayah...
Lihat pria yang kuceritakan sebagai kawan baikku, telah mencuri hati anak gadismu.
Dia lihai sekali dalam berbincang. Hingga aku pun terpikat oleh perkataan nya.
Dia lihai sekali dalam menatap hingga aku pun tak mampu mengalihkan pandangan ku.
Biar saja, biar bumi dan seisinya dibuat iri oleh ku. Karena di dampingi oleh teman hidup seperti mu.
Terima kasih telah datang dengan tujuan yang sangat positif. Merubah teman menjadi pasangan adalah tugas yang tidak mudah.
Tapi, kamu punya segudang pikiran positif bahwa kita berdua mampu melewati ini semua.
Ahhh....
Beruntung sekali saya.
Kepada langit
Kepada bumi yang kupijak
Kepada laut
Kepada gunung
Ijinkan aku menitipkan memori indah kepada kalian. Untuk kusimpan dan kubawa dalam memori ingatan, bahwa dia adalah anugerah teman terindah yang kudapatkan. Yang di sulap oleh sang pencipta berubah menjadi pasangan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulas pena
RomanceJika tak mampu memberi warna pada kehidupan orang lain, maka cukuplah mampu untuk menerima warna kehidupan yang diberi orang lain...