Chapter 23

4.3K 497 42
                                    

Jungkook menolehkan kepalanya ke sumber suara dimana dia mendengar suara gesekan pintu terbuka. Tampaklah pria yang sudah menjadi suaminya itu keluar dari kamar mandi dengan hanya handuk yang melilit di tubuh bagian bawahnya.

Dia menghampiri lelaki yang sedang memilih baju dilemarinya itu dan menghentikan kegiatan yang sedang dilakukan jimin. Dia mengalungkan tangannya dileher jimin dan menyisir rambut basah lelaki itu dengan jemari tangannya.

"Sudah selesai?"

Jimin hanya diam, tak menanggapi pertanyaan jungkook yang menurutnya tidak penting. Sedetik kemudian jungkook mendaratkan bibirnya dibibir lelaki itu.

Jungkook melumat bibir lelaki itu dan jimin sama sekali tidak membalasnya. Jungkook menggigit bibir bawah jimin, berharap suaminya itu akan membuka mulutnya dan membiarkan lidah mereka bertemu.

Jungkook melepaskan tautan bibir keduanya saat dirasakannya masih belum ada respon apapun dari suami yang sangat dicintainya itu. Tetesan air keluar dari matanya secara bertubi tubi dan jimin masih bungkam, bingung dengan tangisan tiba tiba dari namja itu.

"Aku terlihat sangat murahan. Menggoda suamiku sendiri agar dia mau menyentuhku. Aku bahkan berasal dari kalangan keluarga terhormat, tetapi aku merendahkan harga diriku sendiri. Bahkan aku telah ditolak."

Jungkook menarik napasnya ia berusaha mengendalikan emosinya saat ini

"Apa yang kurang dariku, jimin-ah? Apakah aku kurang bisa melayanimu sebagai seorang istri? Atau aku memiliki kesalahan padamu? Katakan, jimin-ah. Katakan padaku!!"

Jungkook mengguncang - guncangkan tubuh jimin dan suara isakan yang keluar dari mulutnya semakin keras.

Ini bukan pertama kalinya jimin menolaknya walaupun secara tersirat. Dan dia benci semua itu.

Pernikahan bahagia mereka hanyalah kamuflase karena sebenarnya, tidak ada seorangpun dari keduanya merasakan kebahagiaan itu.

***

"Aku. . . Lebih memilih orang yang mencintaiku".

Jawaban tegas dari mulut Yoongi terus saja terniang dipikirannya, membuat dia sering tersenyum sendiri membayangkan ekspresi yoongi saat mengatakan itu.

Dia bahagia tentunya, karena secara tersirat, yoongi lebih memilih dirinya dibandingkan jimin.

Senyumannya semakin mengembang saat mendapati nama yoongi terpampang di layar ponselnya. Mungkinkah istrinya itu sedang memikirkannya juga?

Tanpa menunggu lama, dia menggeser ikon telpon berwarna hijau yang ada diponsel layar sentuhnya.

"Yeoboseyo?"

Taehyung tersenyum dan menunggu namja itu menjawab sapaannya. Dia merindukannya, walaupun tadi pagi mereka baru saja bertemu.

"Kau masih di kantor?"

Taehyung menganggukkan kepalanya. Sadar bahwa yoongi tidak mungkin bisa melihat gerakannya, akhirnya dia menyuarakannya

"Ne. Ada hal penting yang ingin kau katakan?"

Yoongi memang sangat jarang menghubungi taehyung lewat telepon, kecuali ada sesuatu yang penting atau ada yang ingin disampaikannya.

Hening sejenak. Yoongi belum menjawab pertanyaan dari taehyung dan lelaki itu pun tidak mau mengganggu yoongi yang mungkin sedang memikirkan sesuatu.

"Kau sedang sibuk? Bisa...Mengantarku ke suatu tempat?"

***

Taehyung mengamati namja yang berada dihadapannya. Namja itu melahap ice cream ukuran jumbo yang sudah kedua kali dipesannya.

Sisa sisa ice cream memenuhi sekitar bibirnya membuat taehyung refleks mengambil tissue dan menghapus kotoran kotoran yang memenuhi wajah manis itu.

"Kenapa kau tidak memakan ice cream mu, tae?" Tanya yoongi menatap lelaki itu heran

Pasalnya sedari tadi taehyung hanya diam menandanginya tanpa menyentuh pesanan ice creamnya sedikitpun.

"Aku sudah kenyang. Kau masih mau?"

Taehyung menggeser cup yang berada didepannya kehadapan yoongi. Seketika yoongi menatap ice cream itu dengan mata berbinar, dan dengan gerakkan cepat menyendoknya lalu memasukkan sendok itu ke dalam mulut penuhnya.

Dibulan ketiga kehamilannya, istrinya itu baru mengalami Ngidam. Dia bersyukur karena istrinya yang sedang hamil itu tidak meminta macam macam. Dan hanya memintanya untuk mengantarnya ke kedai ice cream

Yoongi menghentikan kegiatan makannya ketika dia ingat ada sesuatu yang harus dia utarakan pada taehyung.

"Tae, sebenarnya tadi aku ingin memintamu untuk mengantarku ke Dokter kandungan".

Mata taehyung menyipit. Dia menantikan kalimat selanjutnya yang akan dilontarkan namja itu.

"Ck, aku tadi memang ingin sekali makan ice cream dan aku butuh sesorang untuk menemaniku. Sampai aku lupa tujuan awalku dan sekarang aku baru saja mengingatnya kalau aku harus ke rumah sakit. Kau puas?"

Taehyung mengerutkan keningnya. Apakah sesuatu terjadi pada kandungan yoongi?

"Kau baik baik saja, kan? Kandunganmu tidak kenapa kenapa, kan?"

Yoongi terkekeh pelan melihat air muka taehyung yang panik mengkhawatirkannya.

Taehyung memang tidak pernah mengantarnya untuk check up. Jadi wajar saja dia tidak paham dengan urusan janinnya.

"Hanya pemeriksaan rutin. Oh ya, Dokter bilang kita bisa melakuakan USG hari ini".


Bersambung...

Destiny;一TaeGi & JiKook Ft. MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang