Chapter 13

4.1K 510 34
                                    

Jimin menghirup aroma kafein yang menguar dari secangkir kopi nya sambil mengamati pemandangan taman dari lantai dua rumah mewahnya

Seperti sebuah kebiasaan setiap sabtu pagi nya lelaki yang memakai sweater berwarna putih itu hanya berdiam diri disana

Pikirannya melayang menuju satu orang yang entah dimana keberadaannya kini dia berpikir keras bagaimana caranya bertemu dengan yoongi nya.

Setelah kejadian itu, Yoongi sama sekali tidak bisa dihubungi namja itu tidak menjawab semua panggilannya. Bahkan saat jimin mengunjungi apartemennya tidak ada seorang pun disana

'Jadi ini benar benar sudah berakhir, yoongi~ah?' Batin Jimin

Suara derap langkah mendekatinya membuat jimin menghentikan lamunannya. Tak lama kemudian sebuah dekapan ia rasakan jimin sedikit kaget namun dia tetap bersikap tenang

"Jimin~ah, Bisakah kau mengantarku check up hari ini?"

Jungkook berdoa dalam hati agar kali ini jimin bisa mengantarkannya untuk memeriksa bayi mereka. Setelah dua bulan terakhir suaminnya itu selalu mangkir dari tugasnya menemani istrinya ke dokter kandungan

Jimin memejamkan matanya dan menghirup oksigen disekitarnya yang secara tiba tiba menipis. Mengingat soal bayi itu membuatnya jengkel. Bukan karena ia tidak menginginkan bayi itu.

Hanya saja bayi itu yang membuat Yoongi meninggalkannya.

"Hari ini?"

Jimin merasakan punggungnya terguncang karena jungkook menganggukkan kepalanya. Namja itu mengeratkan pelukannya di  pinggang jimin

"Oh ya, setelah pulang dari rumah sakit nanti aku mengajak yoongi hyung bertemu. Bukan kah sudah lama kita tidak menemuinnya,kan?"

Tadi nya jimin ingin sekali menolak ajakkan jungkook untuk ke rumah sakit dan menemui dokter dengan memberi namja itu alasan alasan. Tetapi tawaran jungkook tadi merubah segalanya

Dia sangat ingin bertemu dengan yoongi, memastikan bahwa namja itu baik baik saja.

Jungkook mengulum senyuman manis nya saat mendapatkan anggukkan setuju dari suaminya. Dia sangat bahagia karena bisa mengajak suaminya itu untuk memeriksakan calon anak mereka

***

Yoongi menuruti ajakkan adiknya untuk bertemu di sebuah restaurant langganan keluarga mereka.

Dia mengedarkan pandangannya. Seketika hatinya pedih ketika melihat ada keluarga kecil yang sedang duduk bersama disalah satu bangku

Sepasang suami istri itu sedang bermain dengan anaknya yang berusia satu tahun. Mereka tertawa bersama saat bayi kecilnya itu belajar mengucapkan kata kata dengan benar

Yoongi mengelus perutnya pelan. Dia menahan air mata yang akan keluar dari pelupuknya. Dia harus tegar demi dirinya sendiri dan demi janin yang sedang dikandungnya.

Dia memang tidak bisa memberikan sebuah keluarga yang utuh untuk anaknya kelak, tapi dia bisa membahagiakan anaknya sendiri, kan?

"Maaf terlambat, hyung kau sudah lama menunggu? Tadi kami melakukan konsultasi dulu dengan dokter sebentar mengenai kehamilanku"

Yoongi tersenyum kearah adiknya yang baru saja tiba di tempat dan saat mata nya bertemu pandangan dengan sosok lelaki yang kini duduk disamping jungkook ia hanya bisa tersenyum kaku

"Ne.. gwaenchana. Aku mengerti. Annyeong haseyo jimin-ssi"

Yoongi menahan rasa sakit ketika menatap manik hitam lelaki itu. Dia tahu kalau lelaki itu sama hancurnya dengan diri nya sekarang.

"Kehamilanmu.. baik baik saja kan, kookie?"

Jungkook tersenyum lebar. Sepertinya topik yang ditanyakan kakaknya membuatnya sangat bersemangat. Tentu saja ia sangat bahagia dengan kehamilan pertama nya itu.

"Hmm.. Tentu saja, kami menjaga nya dengan sangat baik. Iya kan Jiminie?"

Jungkook melirik jimin. Bermaksud meminta dukungan dari sang suami

Yoongi juga ikut menoleh ke wajah tampan adik iparnya itu. Jimin mengangguk kikuk membalas ujaran jungkook

"Apa kau juga baik baik saja, yoongi~ah?"

Sapaan itu membuat yoongi tersentak. Berbagai macam perasaan bergemuruh di dadanya

Untuk sejenak dia terdiam dan membalas tatapan lelaki disamping adiknya itu. Di satu sisi ia sangat merindukan wajah itu tetapi di sisi lain hati nya menjerit sakit dia tersayat ketika melihatnya

Apa yang di pikirannya menguap begitu saja ketika menyadari namja manis yang berada didepannya itu memandang kedua nya bingung.

Yoongi tidak ingin menimbulkan kecurigaan apapun. Tidak, karena itu semua akan membuat keadaannya semakin parah

"Aku baik baik saja"

Yoongi menambahkan senyuman saat mengatakan itu. Senyumannya terlihat sangat kaku. Dan jimin sangat menyadari itu

Jimin tahu bahwa apa yang diucapkan yoongi berbanding terbalik dengan keadaan dirinya sekarang. Keadaan mereka berdua lebih tepatnya

"Hyung, bisakah kau tinggal bersama kami? Kau tahu kan aku sangat kesepian jika jimin berada dikantor. Jebal.. kau tidak tega kan melihat adikmu ini sendirian di rumah setiap hari huh!"

Sebuah permintaan yang mengejutkan bagi yoongi. Ia terdiam tanpa berniat menjawabnya

Bagaimana bisa ia tinggal bersama dua namja itu. Bertemu dengan lelaki itu saat ini saja sudah membuat pertahanan yang ia coba bangun runtuh

Mana mungkin ia sanggup hidup satu atap dengan mereka. Disaat yoongi berusaha keras untuk mengubur perasaannya dan menjauhi kehidupan rumah tangga adik nya

Yoongi menggigit bibirnya memikirkan itu semua

Bersambung...

Destiny;一TaeGi & JiKook Ft. MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang