Bab 1

30.3K 1.7K 59
                                    

Jisoo membuka pintu rumah dengan lesu matanya yang kecil semakin kecil karena lelah yang menerjang tubuhnya.

"Aku pulang." Seru Jisoo sambil melepaskan flat shoenya dan meletakkannya pada rak sepatu dan mengganti dengan sandal rumah.

Ibu Jisoo membuka pintu kamar dan melihat anaknya dengan wajah berseri.

"Jisoo~ah, kemarilah." Ibu Jisoo dengan cepat meraih tangannya dan mengajaknya duduk di sofa.

"Ada apa Eomma? Kau tampak sangat semangat."

Ibu Jisoo tersenyum dan membelai wajah anak perempuannya yang menurutnya sekarang sudah semakin dewasa. Seingatnya dulu Jisoo adalah gadis kecil yang selalu merengek pada ayahnya tapi setelah ayahnya tiada Jisoo berubah menjadi gadis dewasa yang tidak pernah mengeluh sama sekali.

"Jisoo~ah, Sekarang berapa umurmu?"

Jisoo megernyitkan dahi dengan bingung.

"Umurmu sudah 25 tahun bukan?" Lanjut Ibu Jisoo sambil memandang wajah cantik anaknya.

Jisoo tersenyum manis sambil menatap ibunya lalu meraih tangan ibunya dan menggenggam tangannya dengan lembut.

"Eomma, Ada apa sebenarnya. umurku memang sudah 25 tahun, Apa Eomma ingin melakukan perayaan untukku?"

Ibu Jisoo tersenyum kecil lalu mencubit pipi anaknya dengan gemas.

"Ahh -Apo Eomma." Ringis Jisoo.

"Aniyyo, Eomma ingin kau menikah Jisoo~ah."

Senyum Jisoo dengan seketika langsung memudar begitu. Seperti petir yang menggelegar disiang hari. Wajah Jisoo seketika memucat. Dirinya tidak menyangka kalau hari ini hal yang tidak pernah dinginkannya akhirnya keluar dari mulut Eommanya sendiri.

"Me-menikah, Ta-tapi Eomma?"

"Eomm tau, kau sangat tidak menginginkan hal itu bukan. Tapi bukan karena Appa sudah tidak ada, kau hanya akan terus menerus menjaga Eomma. Arra?"

Jisoo melihat Eommanya dengan wajah sendu lalu mengalihkan pandangan matanya kearah yang lain. Hatinya tidak pernah tega melihat Eommnya yang berubah menjadi sendu, Karena itu mengingatkannya pada hari dimana Ayahnya meninggalkan dirinya dan Eommanya.

"Apa dengan menikah, Eomma akan bahagia?"

Ibunya tersenyum dengan manis.

"Tentu saja, Karena dengan menikah Eomma akan merasa tenang, karena dengan begitu Kau akan ada yang menjaga."

"Tapi, Aku belum punya pas- Ucapan Jisoo menggantung.

"Kau tidak perlu mencarinya, Karena Eomma mempunyai seseorang yang pas untukmu."

Jisoo termenung mendengar "seseorang yang pas" berarti itu artinya dia akan dijodohkan.

"Kita akan bertemu dengan mereka minggu ini, sebaiknya kau tidur. Hari sudah semakin gelap."

***

Jisoo masuk kedalam kamarnya dengan lesu. Ia menjatuhkan tasnya dan menjatuhkan dirinya begitu saja ke lantai dingin di kamarnya.

"Menikah."

Sebutir kristal bening lolos dari matanya dan mengalir begitu saja dipipinya. Ia tidak tahu kenapa tapi ia teringat perkataan ayahnya dulu kepadanya.

"Jisoo~ah, ingatlah nanti jika kau sudah besar. Kau harus menikah dengan pria yang sangat kau cintai dan aku sendiri yang akan mengantarmu ke altar dan menyerahkanmu pada laki-laki yang kau pilih nanti. Arra? Dan jika suatu saat nanti pria itu menyakitimu. Aku akan menghajar pria itu dan membawanya kepolisi agar dia dihukum."

Marriage With ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang