Bab 21

11.5K 1K 39
                                    

Sejeong memilah beberapa foto sambil sesekali menyesap secangkir teh yang disediakan oleh pelayan beberapa saat tadi.

Orang yang berada dihadapannya sibuk mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja dan mengusap dagunya. "Sekarang apa yang harus aku lakukan lagi untukmu?"

Sejeong menghela napasnya sambil bersandar pada bangku dengan tatapan lelah. "Sekarang ini tidak ada, Aku akan melakukan aksiku sendiri. Gadis ini bukan tandinganku." Senyuman sinis menghiasi wajahnya yang cantik dan entah apa yang berada di kepalanya sekarang ini.

***

"Oppa, ayo bangun ini sudah hampir siang. Hari ini kita harus mengantar Chanyeol Oppa ke bandara."

Jisoo menyibakkan gorden jendela membuat cahaya masuk langsung menyinari wajah Sehun yang masih terlelap.

Sehun sebenarnya sudah bangun tapi terlalu malas untuk bangkit dari ranjangnya.

"Oppa, kalau kau tidak bangun. Aku akan mengantar Chanyeol Oppa sendiri."

Dalam sekejap Sehun langsung bangkit dan menatap Jisoo dengan tatapan kesal. "Aku akan bersiap." Gumamnya dengan mata yang masih setengah terkantuk.

Jisoo tersenyum lalu beralih membereskan selimut yang baru di gunakan Sehun dan Jisoo malam tadi.

***

Suasana Bandara terlihat sibuk seperti biasa baik Sehun dan Jisoo masing-masing sibuk mencari keberadaan Chanyeol diantara beberapa orang yang kini asyik tenggelam dalam lautan kesibukan bandara.

"Sebenarnya dimana Chanyeol Oppa? Apa dia sudah Take Off? Tapi jadwal penerbangannya harusnya tiga puluh menit lagi." Keluh Jisoo.

Sehun yang melihat Jisoo kebingungan akhirnya berinisiatif mengeluarkan ponsel dan mendial nomor Chanyeol.

Nada dering tersambung tapi tidak ada tanda-tanda Chanyeol menerima panggilannya. Saat berulang kali mencoba barulah yang terakhir ponsel Chanyeol menggubris panggilan Sehun.

"Yak, apa kau tuli? Aku sudah menghubungimu berulang kali tapi kau sama sekali tidak mengangkatnya?"

Terdengar suara tawa Chanyeol di sebrang telpon yang membuat Sehun bertambah kesal.

"Aku di belakangmu. Apa sebegitu rin-

Suara nada sambungan terputus membuat Chanyeol tambah tergelak sambil memegangi perutnya.

"Cih." Decak Sehun.

"Hai." Sapa Chanyeol sambil mengelus puncak kepala Jisoo membuat Sehun menatap Chanyeol dengan tatapan tidak suka.

Jisoo sendiri bersikap biasa saja karena mengganggap Chanyeol hanya sebagai kakaknya saja.

"Ku kira Oppa sudah Take Off, karena kami rasa kami datang terlambat dan itu semua karena Sehun Oppa yang tidak bisa bangun."

Sehun semakin mendelik tidak suka dengan pernyataan Jisoo pada Chanyeol. Dan itu sukses membuat perasaan Cemburu dihatinya.

"Aku sudah disini setengah jam yang lalu dan seharusnya pesawatku terbang sejak lima menit yang lalu. Tapi karena cuaca yang buruk jadi pesawat ditunda keberangkatannya selama empat puluh lima menit."

Jisoo membulatkan bibirnya lalu ber-oh ria. Sesaat tidak ada yang membuka suara tapi sedetik kemudian Jisoo memecah keheningan dengan suara perutnya.

Dua pasang mata dengan cepat menatap Jisoo yang saat ini mukanya merah padam karena menahan malu.

***

Sejeong mengamati tiga orang dengan senyuman sinis. Matanya menajam menatap gadis yang sedang asyik mengunyah makanan dihadapannya sambil tertawa karena dua pria dihadapannya.

"Seharusnya aku yang berada disana." Ucapnya dengan kesal.

Sejeong tahu kalau hari ini Chanyeol akan bertolak ke Italia, dan sebenarnya orang pertama yang tahu adalah dirinya.

Flashback

"Kau, kau tidak bisa menganggu mereka Sejeong, mereka sudah bahagia."

"Aku tahu kau menyukai gadis itu Chanyeol Oppa, tapi bisakah kau membantuku? Dan bukannya bagus kalau kita bekerja sama?"

Chanyeol terdiam beberapa saat, dirinya sedang dalam kebingungan. Perasaan Egois muncul dalam dirinya. Tapi entah perasaan itu sedikit demi sedikit terkikis mengingat senyum dan wajah Jisoo yang terlihat bahagia jika bersama Sehun. Tapi dirinya juga tidak menampik perasaannya pada Jisoo yang menggebu.

"Tidak, aku tidak ingin menganggu mereka. Dan ini waktuku untuk melupakan Jisoo. Aku tidak menghalangimu untuk bertemu dengan Sehun dan Jisoo. Tapi jika kau menyakiti Jisoo aku tidak akan menjamin hidupmu."

Sejeong tau Chanyeol pasti akan melindungi Jisoo tapi dirinya juga sudah membulatkan tekadnya untuk mengambil kembali Sehun untuk berada disisinya. Dan hal itu harus ia pastikan sendiri.

Flashback off

Chanyeol ke Italia untuk melupakan Jisoo dan Sejeong tahu kalau itu hanya kamuflase Sejeong sadar Chanyeol juga masih menginginkan Jisoo untuk jadi miliknya.

"Dont worry Jisoo, its time to play."

***

"Aishh kenapa kau memesan banyak ayam seperti ini, huh?"

Sehun menatap tak percaya dengan satu ember kecil berisi penuh dengan ayam. Berbeda yang Chanyeol hanya menatapnya penuh minat.

Jisoo menatap Sehun dengan tidak suka dan mengabaikan apa yang diucapkan suaminya dan beralih mulai mencoba memindahkan ayamnya ke piring milik dirinya dan Chanyeol.

"Wahh Jisoo~ahh, ayo kita berlomba untuk menghabisinya." Jisoo mengangguk dengan cepat.

Sehun menberenggut tidak suka akhirnya ikut mengambil sepotong ayam dan mengikutsertakan dirinya ke dalam lomba.

"Aku ikut, aku yakin pasti bisa mengalahkan kalian." Ujar Sehun dengan percaya diri.

Jisoo dan Chanyeol saling berpandangan lalu mengedikkan bahunya tidak peduli yang membuat Sehun semakin yakin bertekad mengalahkan dua orang itu.

"Satu, dua dan ti-"

Chanyeol menghentikkan hitungannya dengan sengaja dan mencuri start memulai makan lebih dulu.

"Yak, kau curang." Pekik Sehun yang semakin tertinggal karena ternyata Jisoo juga sudah mulai makan ayamnya.

"Yak kalian berdua, ah menyebalkan." Decak Sehun dan segera memakan ayamnya.

Jisoo menang, ayam goreng merupakan salah satu habitnya jadi bukan Jisoo namanya kalau ia bisa menghabisinya dengan mudah.

Chanyeol menghela napas kesal karena kalah dari Jisoo hanya dengan selisih sati ayam. Sedangkan Sehun yang sudah tampak mual karena tidak biasa memakannya.

Sehun langsung berlari kearah toilet begitu rasa mual mulai menyerangnya. Jisoo menatap Sehun dengan khawatir ikut berlari mengejar Sehun.

***

Jisoo dan Sehun berada di mobil setelah Chanyeol Take Off.

"Setelah ini kita akan kemana?" Tanya Jisoo mengingat hari ini adalah weekend dan ini weekend pertama setelah hubungan Sehun dan Jisoo membaik bahkan semakin membaik.

"Entahlah, terserah kau saja." Ucap Sehun sambil mengedikkan bahu lalu menjatuhkan tangannya diatas kepala Jisoo sambil menghalusnya.

Jisoo menundukkan kepala menyembunyikan senyumnya setiap kali Sehun berlaku manis. "Bagaimana kalau kita bertemu dengan Eomma?" Sehun mengernyit. "Eomma mu." Lanjut Jisoo seperti paham dengan kerutan di dahi Sehun.

"Baiklah."

***

Yang mau ngomel monggo... silahkan

Maafkaeun aing jadiin sejeong jahat. Soalnya muka sejeong ada malaikat tapi kalo sekalinya jahat pasti bakal serem. Terus gue juga sebenernya ga suka dengan poni depan Sejeong cocok jadi antagonis.

Votment Juseyo...

Marriage With ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang