Bab 4

12.2K 1.1K 33
                                    

Jisoo mengetuk-ngetukkan jarinya dipaha sambil melihat Sehun dari ekor matanya.

Hatinya masih berdebar-debar mengingat kejadian tadi.

"Dia ada janji denganku, lagipula tidak pantas untukmu berbicara dengan orang yang sudah jadi milik orang lain."

"Sehun." Jisoo terdiam memandang Sehun yang sudah merangkul pundaknya dan membuat hatinya berdebar tak karuan.

"Milik orang lain?" Suho menaikkan satu alisnya.

Lagi-lagi Jisoo terdiam tangannya sibuk meremas coat tebalnya. Sedangkan Sehun tersenyum dan makin mengeratkan rangkulannya pada pundak Jisoo.

"Ya, Minggu ini kita akan bertunangan. Setelah itu kita akan menikah."

Suho tersenyum pahit menatap Jisoo. Lalu menjulurkan tangannya ke arah Jisoo.

"Woww, Jisoo~ah kau sangat banyak kejutan. Tapi Chukkae atas rencana pertunangan kalian."

Jisoo tersenyum canggung kearah Suho. Tangannya terulur ingin membalas tapi gerakannya kalah cepat dari Sehun yang sudah menyalami Suho terlebih dulu.

"Terima kasih, kami pergi dulu."

Sehun segera menarik tangan Jisoo lalu mengajaknya pergi dan membuat hati Jisoo berdebar tak tentu.

Tapi sayangnya sifat manis Sehun saat itu berakhir dengan cepat ditempat parkir. Tangan dinginnya yang tadi menggenggam tangannya segera terlepas dan menjaga jarak dari Jisoo. Hingga saat diperjalanan pun pria itu sama sekali tidak menggubrisnya sedikitpun. Bahkan hingga pria albino itu mengajaknya pergi pria itu tidak memberi tahu mereka akan pergi kemana.

"Ehmm.. Sehun ssi, Kita akan pergi kemana?"

Jisoo yang sudah mulai gelisah mulai membuka obrolan kecil. Tapi memang dasarnya manusia es dia sama sekali tidak menggubris pertanyaan Jisoo dan menatap gadis itu pun tidak.

Selang beberapa saat suara dingin Sehun menusuk gendang telingannya.

"Turun." Jisoo seakan sudah tersihir oleh sihir es yang diberikan Sehun hanya bisa mengikuti Sehun turun dari mobil.

Mereka sampai di depan restoran bintang lima yang cukup terkenal di korea.

Pria itu turun dan Jisoo mengekor dibelakangnya. Entah apa yang ada dikepalanya kenapa Jisoo dengan mudah mengikutinya tanpa alasan yang pasti.

"Jisoo~ahh, Sehunnie. Disini."

Jisoo dan Sehun kompak menoleh kearah suara yang memanggil mereka berdua.

Seorang wanita yang kemarin ia temui sedang melambaikan tangan kearahnya yang dibalas anggukan sopan.

Ternyata bukan hanya ada Ibunya Sehun tapi semua orang yang datang kemarin berkumpul disana termasuk ibunya.

"Eomma?"

Ibu Jisoo tersenyum dan menyuruh mereka duduk. Jisoo duduk disamping ibunya yang diikuti Sehun duduk dihadapannya.

"Ahh... tadi kalian berdua terlihat sangat serasi loh." Nyonya Oh menyeletuk yang ditanggapi dengan kata setuju oleh semua orang kecuali Jisoo dan Sehun yang hanya diam.

"Aku tidak sabar melihat mereka dialtar pernikahan, bagaimana kalau tidak usah ada pertunangan langsung saja menikah?" Usul Kakek yang dibalas tatapan kaget oleh Jisoo dan Sehun.

"Apa itu tidak terlalu cepat? Mereka belum saling mengenal dengan baik."

Ibu Jisoo angkat bicara kali ini dia tidak mau hanya mengikuti rencana sepihak. Saat setelah kejadian kemarin Ibu Jisoo harus berpikir dua kali mengenai pernikahan anaknya.

Marriage With ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang