Bab 26

8.1K 865 36
                                    

Tzuyu hanya bisa melihat ponsel yang diberikan Sehun dengan wajah tidak percaya.

Wajahnya terlihat pucat. "Aku bersumpah, aku tidak pernah mendekati Jisoo sedikit pun setelah kejadian itu."

Sehun memijat keningnya. Amarah sudah memuncak diujung kepalanya. "Apa maksudmu? Sudah jelas-jelas kau mengirim pesan pada Jisoo."

Tzuyu menatap Sehun dengan sedikit takut. Sebelimnya ia tidak pernah melihat Sehun semurka ini.

"Tapi aku sungguh-sungguh tid-

"Cukup!! Aku muak dengan semua kebohonganmu Nona Tzuyu. Dan jika sesuatu yang buruk terjadi pada istriku. Kau harus bersiap untuk menanggung semua perbuatanmu!"

Tzuyu terdiam, kata-kata yang baru saja diucapkan Sehun membuat bulu kuduknya meremang. Tapi anehnya perasaan bersalah dan takut tidak ia rasakan. Karena pada nyatanya Tzuyu sama sekali tidak melakukan hal apapun pada Jisoo.

"Oppa, aku berani bersumpah kalau aku tidak pernah lagi mengganggu istrimu saat terakhir kali aku bertemu dengannya. Aku sadar kalau aku tidak bisa hidup di dunia ini dengan cara seperti itu. Dan jika kau ingin tahu aku kehilangan ponselku bulan lalu di bar tempat Eun Bi bekerja."

Sehun menahan dirinya yang sudah berbalik ingin meninggalkan Tzuyu sambil mencerna dengan perlahan apa yang baru saja dikatakan gadis itu.

Sedikit ia bisa mempercayai Tzuyu, karena ia tahu kalau gadis itu jarang berbicara bohong padanya. Dan yang menjadi tugas beratnya saat ini adalah mencari tahu siapa pemegang ponsel miliknya.

***

"Eonni?" Lisa berjalan sambil membawa nampan ke arah ranjang Jisoo.

Jisoo yang dipanggil nampaknya masih belum enggan kembali kedunia nyata. Karena yang dilakukannya sekarang hanya memandang kosong rintik hujan yang terlihat dibalik kaca jendela rumah Lisa.

"Jisoo Eonni?" Kali ini Lisa menaikkan suaranya membuat Jisoo akhirnya mengalihkan pandangan matanya ke arah Lisa.

Lisa menunjukkan nampan makanannya dan menyerahkannya pada Jisoo. Tapi Jisoo cuma memandang nampannya tanpa melakukan apapun.

Matanya hanya menatap kosong membuat Lisa cemas. "Eonni!?" Seru Lisa lebih keras dan membuat Jisoo menatap wajahnya.

"Kenapa?" Lisa menghela napasnya. Ia benar-benar sedikit lelah dengan perilaku Jisoo yang akhir-akhir ini suka melamun.

Makanan yang tadi dibawakan Lisa dipindahkan dari hadapan Jisoo dan diletakkan diatas nakas. Lisa menggapai tangan Jisoo dan menggenggamnya erat.

"Eonni? Kau mungkin masih tertekan dengan masalah yang menimpa hubunganmu dengan  Sehun Oppa, tapi kau harus tau di dalam dirimu sekarang ada sesuatu yang hidup."

Jisoo tertegun lalu mengusap perutnya yang masih terlihat rata. Setetes air matanya jatuh dan akhirnya jatuh semakin deras.

Lisa merasa hatinya sakit melihat Jisoo yang nampak rapuh. Lisa ikut menangis sambil memeluk Jisoo erat.

***

Sehun keluar dari area gereja dengan wajah kusut. Lingkaran hitam tercetak jelas disekitar matanya membuat orang yang melihatnya pasti tahu kalau dia sudah tidak tidur selama berhari-hari. Dan entah sudah beberapa hari ini ia rajin mengunjungi gereja hanya untuk meminta pada Tuhan agar istrinya kembali.

Sehun menghela napasnya lalu memijat pelipisnya. Kepalanya semakin pusing begitu Kakek terus menerus menanyakan kabar Jisoo. Terlebih lagi Ibu Jisoo yang ikut menelpon ponsel Jisoo. Untungnya hanya Ibu dan dirinya yang tahu kalau Jisoo pergi.

"Oppa?"

Sehun menoleh mendengar suara yang tampak tidak asing diingatannya. Benar saja sosok wanita cantik berdiri diujung jalan dengan sebuah buket bunga lily putih yang tampak penuh ditangannya.

Gadis itu tersenyum. Dan membuat Sehun tertegun. "Sejeong?"

"Sehun Oppa."

***

Jisoo menatap kue buatannya dengan senyuman sumringah. Sudah sejak dua hari setelah acara menangis dengan Lisa, Jisoo kembali mendapatkan alasannya untuk menata hidupnya. Dan itu semua berkat bantuan Lisa untuk sedikit melupakan masalahnya sejenak.

"Aku pulang." Lisa berseru dan masuk kedalam dengan wajah lelah.

"Lisa~ya, masuklah cepat. Aku membuat banyak cupcake lucu." Lisa tersenyum melihat Eonninya yang ceria kembali.

Lisa meletakkan tasnya dan beralih duduk di meja makan tempat Jisoo menaruh cupcake buatannya.

"Wah lihat ini, ini sangat lucu Eonni." Puji Lisa sambil mengambil satu cupcake yang di dekorasi seperti unicorn.

Jisoo tersenyum dan kembali menaruh sepiring cupcake yang sekarang berisi berbagai macam karakter hewan dan kartun yang cukup menggemaskan.

"Makanlah." Lisa mengangguk dengan semangat dan memasukkan potongan kue ke dalam mulutnya.

"Lisa~ya, Bagaimana menurutmu kalau aku pergi ke Busan untuk menemui Ibuku?"

Lisa yang sedang asyik memakan cupcakenya tiba-tiba tersedak. "Eonni, aku disini. Kenapa kau harus pergi, huh?"

"Kau sudah pergi cukup jauh dari suamimu, apa kau masih ingin lari lagi? Apa jarak yang sekarang kau buat tak cukup jauh?"

Jisoo sedikit terkejut begitu Lisa mengomel dengan menggebu - gebu, dan tidak biasanya dia mengomel cukup banyak dalam urusan orang lain.

"Bukan seperti itu, hanya saja aku tidak ingin merepotkanmu terlalu banyak."

Lisa mendengus dan menghela napasnya panjang. "Eonni, kau tau aku hidup jauh dari orang tuaku. Aku hanya ingin kau tau jarak bukanlah hal yang cukup sepele. Mungkin kau melihatku yang terpisah cukup jauh dengan orang tuaku terlihat baik-baik saja. Tapi kau harus tau Eonni sungguh rasanya sangat menyakitkan."

Jisoo tau kalau Lisa sedang menasihati tentang jarak yang ia buat antara dirinya dengan Sehun. Jisoo juga tau Lisa marah karena dirinya memilih egois daripada mendengar perkataan suaminya. Tapi sayangnya Lisa tidak tau bagaimana ia menahan perasaannya selama ini, hanya untuk tetap bersama suaminya.

"Terserah pada Eonni ingin melakukan apa, tapi aku hanya berharap Eonni memikirkannya lagi." Ujar Lisa cukup dingin dan langsung berdiri meninggalkan Jisoo sendirian.

***

"Maaf."

Sehun mengangkat kepalanya, menatap sekilas wajah gadis yang sudah beberapa tahun menghilang dari hidupnya.

Mungkin kalau saja Jisoo tidak masuk ke dalam hidupnya. Pasti Sehun sangat bahagia bisa melihat gadis yang dulu pernah memenuhi hatinya.

"Untuk apa?"

Sejeong menundukkan kepalanya, perasaan bersalah menyeruak dalam hatinya. Pergi dari kehidupannya Sehun bukanlah keinginannya. Tapi mau bagaimana lagi, keadaanlah yang membuatnya harus melakukan ini.

"Apa ada lagi yang ingin kau katakan? Aku masih mempunyai banyak urusan."

Sejeong mengangkat kepalanya sedikit terkejut, ia tidak menyangka kalau Sehun segera mengabaikannya secepat ini.

Sehun berdiri dan merapihkan setelan jasnya dan segera beranjak pergi, namun langkah kakinya terhenti.

"Tunggu! Kau, kau tidak merindukanku?"

***

Maaf kan daque menghilang terlalu lama 😭

Sebenarnya udah lama pengen publish tapi kok bawaannya males... apa karena akhir akhir ini real life aku lagi banyak masalah 😂

Yang mau ngomel silahkan, aku kasih wadah disini ⬇⬇⬇⬇

1.
2.
3.
Dst...

Silahkan...

VOTMENT JUSEYO...

OHH IYA HAPPY ANNIVERSARY MY QUEEN 😍😍 #BLACKPINK1STANNIVERSARY #BLACKPINK_888 #BLACKP1NKINYOURAREA 😍😍😍

Marriage With ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang