Flashback
"Taxi..."
Jisoo berjalan dengan tergopoh gopoh menghampiri Taxi yang baru saja dipanggilnya. Ia sengaja berjalan lambat karena berhati-hati dengan janin yang ada di dalam tubuhnya.
Tapi sayang karena berjalan terlalu lambat Taxi yang ingin ditumpanginya sudah diserobot oleh penumpang lain membuat Jisoo mendengus kesal.
Tubuhnya yang kecil hampir tenggelam oleh coat tebal yang membalut tubuhnya agar tetap hangat. Musim panas memang belum berakhir tapi untuk Jisoo angin awal musim gugur mampu membuatnya bergidik.
Hampir dua puluh menit Jisoo menunggu taksi. Kalau bukan karena Lisa yang sedari tadi memborbardir ponselnya dengan menanyakan keberadaannya, Jisoo mungkin tidak akan terpaksa berjalan ke halte yang berjarak beberapa ratus meter dari tempatnya berdiri sekarang.
Jalanan nampak lumayan sepi dari hari biasanya. Mungkin karena ini akhir pekan jadi banyak orang yang lebih suka menghabiskan waktu bersantai dirumah. Suara ponsel mengalihkan perhatian Jisoo.
Dan tanpa disadari dari arah bersebrangan ada seorang mengendarai motor dengan kecepatan diatas normal. Lalu semua terjadi dengan cepat.
Pria dengan motor itu berhasil menusuk seseorang. Jisoo yang tersungkur diatas trotoar hanya bisa menatap kosong kejadian itu.
Awalnya Jisoo sibuk merogoh tasnya untuk menemukan ponselnya tapi sesaat ia merasakan tubuhnya terdorong. Dan saat Jisoo melihatnya tubuh Chanyeol sudah bersimbah darah dari perut dengan beberapa luka pada wajahnya karena berguling diatas aspal. Dan seketika semuanya menjadi gelap.
***
"Jisoo."
Gadis itu menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.
"Dia, dia akan baik - baik saja kan?"
Sehun tampak terpukul melihat istrinya yang menangis dengan pilu. Sama sepertinya, Sehun juga sangat khawatir dengan keadaan hyung kesayangannya itu.
Sehun berjalan menghampiri Jisoo yang masih mengenakan baju rumah sakit. Direngkuhnya tubuh kecil Jisoo yang nampak rapuh.
Beruntung janin yang ada didalam tubuh Jisoo selamat, meski tadi para tim medis mengalami kepanikan tentang denyut sempat berhenti. Tapi nampaknya Tuhan masih ingin memberi kepercayaan kepada Sehun dan Jisoo untuk menjadi orang tua.
Jisoo melepas pelukan Sehun. Ditatapnya Chanyeol melalui kaca kecil pada sebuah pintu.
"Bangunlah Chan." Lirih Jisoo.
***
Jisoo menatap suaminya dengan kedipan mata. Menenangkan melalui pandangannya. Ya, bagaimana Sehun saat ini tidak cemas. Belum genap dua hari istrinya pulih dari kejadian yang menyakitkan untuknya.
Beberapa Polisi datang untuk menanyakan beberapa pertanyaan dari kejadian yang menimpanya. Tapi bersyukur saat ini Jisoo sudah lebih tenang dari sebelumnya. Menurut Jisoo ini ada baiknya kalau Ia bisa memberi keterangan lebih cepat. Jisoo memiliki harapan untuk menemukan pelaku.
Tapi Sehun merasakan sebuah keganjalan. Kemarin saat Sehun pertama mengetahui kejadian ini Polisi mengatakan kalau ini adalah motif perampokkan.
Namun Polisi sendiri belum yakin dengan motif tersebut. Kasus ini seperti memiliki motif tersendiri karena pelaku membawa senjata tajam dan biasanya hal seperti ini tidak begitu memerlukan senjata tajam. Terlebih lagi kalau mangsanya hanyalah seorang wanita. Dan dari semua analisis yang sudah dikumpulkan dapat disimpulkan kalau kasus ini adalah kasus pembunuhan berencana.
Tapi dari semua itu yang paling membuat Sehun bingung adalah keberadaan Chanyeol yang tiba-tiba. Mungkinkah sebenarnya Chanyeol mengetahui hal ini akan terjadi?
"Terima kasih banyak atas kerja samanya. Kami dari pihak kepolisian akan berusaha menangkap pelakunya." Polisi tersebut berjalan keluar bersama Jisoo yang tepat berada disampingnya.
"Sama-sama, Aku sangat berharap kalian dapat menemukan pelakunya."
Sehun menatap datar Polisi yang bernametag Do Kyungsoo tersebut. Ini sudah kedua kalinya Pria itu memaksa untuk menginterogasi istrinya. Kalau bukan karena Jisoo sendiri yang mengiyakan, Sehun dengan senang hati untuk mengusirnya.
Bukannya Sehun tidak mau mengusut masalah ini untuk cepat selesai. Melainkan kondisi Jisoo yang masih belum benar-benar baik. Ia takut istrinya bahkan anak yang dikandung Jisoo akan merasa tertekan karena pertanyaan yang diajukan oleh polisi.
Tapi nampaknya Jisoo bisa mengatasinya.
"Aku ingin bertemu Chan Oppa." Sehun mengangguk lalu berjalan beriringan menuju kamar Chanyeol.
***
"Chanyeol bodoh, kenapa selalu datang disaat yang tidak tepat!! Dan kau lihat sendiri apa akibatnya untukmu?"
Sejeong mengobrak ngabrik semua benda yang berada diatas meja riasnya. Rencana yang ia buat gagal karena Pria bernama Park Chanyeol.
Ini sudah rencana keduanya yang digagalkan oleh Chanyeol. Sebelumnya Sejeong pernah sekali hampir melakukan hal itu pada Jisoo saat dirinya melihat Jisoo Sehun dan Chanyeol berada dibandara.
Sejeong sendiri yang berniat melakukannya. Untung saja saat itu Chanyeol melihat Jisoo dan Sehun dan menghalangi Sejeong untuk melakukan hal tersebut.
Saat itu Chanyeol juga sudah bicara pada Sejeong untuk tidak melukai Jisoo. Namun tampaknya gadis itu menghiraukan peringatannya.
Semua orang tau Chanyeol pergi. Tapi sebenarnya Chanyeol tidak pernah pergi. Ia selalu ada menjadi bayangan sebagai malaikat untuk Jisoo.
Hatinya juga hancur saat ia tahu Jisoo pergi dari rumah karena mengetahui perbuatan buruk Sehun di masa lalu.
"Ya. Aku berharap kali ini Kau merasakan akibatnya. Dengan ini tidak ada yang bisa menghalangiku lagi." Ujar Sejeong dengan seringaian menakutkan diwajahnya.
***
"Jisoo pindahlah ke kamarmu, ini sudah hampir larut. Kau juga harus beristirahat sayang." Ibu Sehun sudah hampir setengah jam membujuk menantunya yang masih bersikeras untuk menjaga Chanyeol. Padahal diruangan itu sudah ada Ibunya, Dirinya, dan Suaminya.
Tapi dasarnya Jisoo yang keras kepala, Ia tidak mau mendengarkan perkataan siapapun.
Ibu Sehun menghela napas, akhirnya hanya bisa mengelus lembut rambut menantunya dan beralih menatap pasrah Ibu Jisoo. "Sepertinya kita harus menunggu Sehun saja."
Pintu terbuka dan tatapan mereka beralih pada sosok Sehun yang masuk ke dalam ruangan.
"Sehun~ah, Eomma sudah membujuk Jisoo untuk istirahat. Tapi dia tetap bersikeras menjaga Chanyeol. Toling bujuk dia yah?"
Sehun teesenyum lalu berjalan menghampiri Jisoo. "Chagi? Kau tidak lelah?" Ucap Sehun lembut sambil membelai rambut Jisoo.
Jisoo menggeleng tanpa mengalihkan tatapannya dari Chanyeol.
"Hey, Dengarkan Aku Kim Jisoo, Kau mungkin saja tidak lelah tapi anak kita pasti lelah sayang."
Jisoo kali ini menoleh ke arah Sehun dan beralih memandang perutnya lalu mengelusnya dengan lembut.
"Ada Aku disini yang akan menjaganya juga. Kau istirahat yah, Ibu dan Eomonim akan mengantarmu ke kamar."
Jisoo tersenyum lemah, sedangkan Sehun mencium kening Jisoo cukup lama. "Istirahatlah."
***
Sepeninggal Jisoo, Sehun memandang Chanyeol dengan sendu.
"Kenapa kau melakukan ini padaku Hyung? Kau mungkin menyelamatkan Jisoo. Tapi ingatlah setelah kau sadar nanti Kau harus menarik ucapanmu Hyung. Aku lelah."
***
TBC
Yang mau mampir ke Daddysitter yuk mampir hehe 😘
Vomment Juseyo 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Arrogant
FanfictionRank #141 on FANFICTION (14/02/17) Apa kau benar-benar membenciku? Kalau iya beritahu aku cara untuk membuatmu menyukaiku. Aku akan terus disisimu meski kau membenciku bahkan mencintai wanita lain. Karena kau SUAMI ku. Kim Jisoo Jangan berbuat baik...