High School Love OFF S2 (Chapter 19)

852 65 11
                                    




Cast: Woogyu, Infinite member, Seul Bi, Kim Ran-Min Seo (OC).
Author: Luksa Gyueren.
Genre: Parodi HSLO, Comedy, Friendship.
Warning: Bahasa suka-suka gue.

=====================

Setiap orang pastinya pernah memiliki masa kecil yang bahagia bersama orang-orang kesayangan, entah itu dengan keluarga, teman, atau saudara. Kalau tidak begitu, berarti kena pirus MKKB (Masa Kecil Kurang Bahagia) atau (Masa Kecil Kurang Belaian)
Woogyu pun termasuk, maksudnya termasuk yang bahagia, bukan yang MKKB. Saat masih kecil, dua bersaudara itu selalu menghabiskan waktu bersama. Gyu selalu menjadi sosok Hyung bagi Woohyun, dan Gyu kadang jadi sosok yang manjanya kebangetan kalau udah kumat.

__Flashback, jaman Woogyu masih duduk di bangku SD__
Siang itu Woohyun sedang manjat pagar tetangga demi meraih sebuah mangga segar yang akan ia gunakan untuk membuat rujak.
(Emang di Korsel ada pohon mangga ama rujak? Anggap saja ada).
Punya bakat jadi maling, ia melewati pagar dengan sangat mudahnya dan naik ke atas pohon, aksinya terganggu saat sang pemilik rumah memergokinya.
"WOI! KAMU LAGI NGAPAIN!? MAU MENCURI YA!?"
Woohyun langsung membeku tak berkutik, "Ngga koq......"
"Terus kamu ngapain di atas pohon milik saya!?"
Woohyun mencari beribu alasan supaya tidak kena semprot.
"Saya.... saya lagi cari burung merpati di pohon ini." Balas Woohyun.
"Buat apa!?"
".................. buat dibikin rujak."
"Dasar maling!" Si pemilik rumah lari menghampiri Woohyun tapi Woohyun bergerak lebih cepat dan kembali lagi keluar dari area rumah. "Woohyun! Dasar maling! Kuadukan ke Hyung'mu biar tahu rasa!"
Si pemilik rumah kenal dengan Woogyu, dan ia bermaksud untuk mengadukan perbuatan Woohyun ini pada Gyu supaya Gyu memarahi dan menegur adiknya itu.
"HYUNG! Kita ketahuan!" Woohyun siap lompat dari atas pagar.
"Buruan!" Gyu ngeraih tangan Woohyun, mereka aman dan langsung lari 40km/jam.
Dasar... ternyata hyungnya juga ikut-ikutan.
Ini hanyalah sebagian kecil dari kegiatan Woogyu, banyak hal mereka lakukan bersama. Dulu mereka senang liat ada layangan putus, tapi sekarang mereka senang liat ada orang pacaran putus, biasalah jones.
Gyu sadar kalau dia tuh sipit banget, matanya cuma garis. Tapi Gyu memegang prinsip bahwa dia itu ganteng dan ga butuh oplas. Berbekal eyeliner, Gyu membuat kegantengannya naik tingkat jadi dua kuadrat. Ia mulai pake eyeliner sejak sekolah, yang makein si Woohyun, tapi ya.... Gyu kan emang dari sononya cantik, berasa kayak namja mau mangkal di perempatan kalo udah penampilannya seksi. (Dibejek Gyu).
Susah senang mereka lewati bersama, sampai takdir memisahkan keduanya (Baca HSLOFF season 1) dan akhirnya mereka ketemuan lagi.

--Back to present time—
Gyu melihat berkas yang ia temukan saat beres-beres rumah. Sebuah berkas dalam amplop coklat yang mencurigakan. Di kertas itu tertera semua golongan darah orangtuanya dan Woohyun yaitu AB, hanya Gyu yang sendirian 'O'.
Tak mungkin golongan darah mereka berbeda, kecuali jika tak ada ikatan darah...
Gyu buru-buru melihat album foto milik ibunya. Di album itu hanya ada foto ibunya yang sedang menggendong bayi yang mukanya Woohyun banget, sementara foto Gyu saat bayi sama sekali tak ada. Tanpa banyak mikir lagi, Gyu langsung ambil kesimpulan;

"Aku bukan anak dari keluarga ini, aku bukan kakak kandung Woohyun. Lalu orangtua asliku dimana?"

"Sunggyu," Seul Bi masuk ke kamar sambil membawa kemoceng, di belakangnya ada Min Seo membawa lap pel. "Itu apa?"
"........ Bukan apa-apa." Gyu memasukan lagi semua kertas dalam amplop, menyelipkannya ke lemari lantas ia sendiri pergi meninggalkan ruangan.
"Oppa kenapa?" Min Seo memegang ujung kaos Gyu, tapi Gyu tak menghiraukannya dan tetap pergi.
Woohyun sedang tidak ada, ia pergi ke luar beli makanan untuk nanti malam.
Males ribet dan suudzon, akhirnya Gyu lebih memilih untuk pergi entah kemana saja kaki melangkah. Seul Bi sempat bertanya Gyu mau pergi kemana, tapi leader sipit itu tak menjawab dan ngeloyor pergi keluar.

Woohyun baru menyadari hyungnya ilang setelah ia sampai di rumah, padahal ia udah sengaja beli banyak puding dan es krim.
"Coba telepon." Kata Seul Bi.
Woohyun mencoba menghubungi Gyu tapi tetap tak ada balasan. Mungkin hapenya Gyu disilent, begitu pikir Woohyun.
Di luar juga sudah mulai hujan deras,
"Gyu tidak bawa payung." Seul Bi mulai khawatir, begitu juga Min Seo.
Tak lama kemudian sms dari Gyu datang.

"Maap baru isi pulsa. Woohyun, sudah.. jangan temui hyung lagi."

Woohyun masih cengo, "Apa maksudnya ini!?" dia hampir banting ponselnya.
"Tadi Sunggyu oppa baca berkas." Min Seo mengingatkan. "Setelah baca berkas itu, oppa jadi berubah."
"Berkas?"
Seul Bi masih ingat dimana berkas yang dibaca Gyu itu disimpan, ia lalu menunjukannya pada Woohyun. Benar saja, tak butuh waktu lama bagi Woohyun untuk menyadari isi berkas itu menunjukan bahwa Gyu bukanlah anak kandung dari keluarga ini, dan juga bukan kakak kandung Woohyun.
Terkadang woohyun heran kenapa nasib Gyu selalu ngenes (Padahal authornya cinta banget ama Gyu tapi di semua ffnya nasib Gyu selalu ngenes).
"Dasar Hyung pabbo." Woohyun melempar berkas itu ke lantai lalu berlari keluar kamar-> keluar rumah, padahal dia gak bawa payung.
Seul Bi menyusul keluar membawa payung, di luar memang sedang hujan deras.
Kemana perginya Woogyu?
Kejadian buruk menimpa Woogyu bersaudara, tepatnya setelah Gyu mendapat kabar dan bukti bahwa ia dan Woohyun bukanlah saudara kandung. Itu artinya... Gyu tidak tahu dimana keberadaan orangtua kandungnya.
Padahal hujan sangat deras dan anginnya pun kencang, tapi Gyu nekat kabur dan tentunya Woohyun pergi mengejar. Woohyun sudah tak mempedulikan lagi sepatu putih yang barusan ia beli kini sudah kotor terkena lumpur.
Pencarian Woohyun berakhir saat ia menemukan hyungnya sedang berdiri dekat samping jembatan, dia mau turun jembatan. EH!? DIA MAU LOMPAT!?
"Hyun!" Woohyun lari nyamperin hyungnya. Seriusan!? Masa Gyu mau bunuh diri? Sejak kapan Gyu jadi lebay alay gini? "Hyung jangan loncat!"
"Apaan sih! Lepasin!" Gyu kaget bercampur risih saat Woohyun menahannya dari belakang.
"Hyung jangan bunuh diri!"
"Siapa yang mau bunuh diri? Hape hyung jatoh!"
"Tapi hyung jangan loncar dari jembatan! Kalau hyung celaka gimana!?"
Gyu menghela nafas, "Woohyun, hyung gak bakal kenapa-kenapa, bisa lepasin?"
"Uyon gak mau hyung turun ke bawah sana, nanti kalau jatoh beneran gimana?"
"Ga apa-apa!"
"Uyon gak mau hyung terluka!"
"TINGGINYA CUMA SEMETER! LEBAY AMAT SIH!" Gyu mulai hilang kesabaran dan loncat ke bawah, iya sih... tinggi dari jembatan ke bawah sana cuma satu meter. Sekarang Gyu udah balik lagi ke atas jembatan, tepatnya di samping Woohyun.
Keduanya basah kuyup ditengah guyuran hujan, awalnya Gyu tetap diam sampai akhirnya Woohyun mulai topik pembicaraan.
"Hyung... aku sudah lihat berkasnya."
"Aku bukan kakakmu!" bentak Gyu, antara sedih dan frustasi.
"Tapi... aku tetap menganggapmu hyung."
"Sekarang aku tahu kalau kita hanya orang asing yang bahkan tak punya hubungan sedarah, kau temui saja orangtuamu."
"Mereka juga orangtua Hyung!"
"BUKAN!" Gyu menolak untuk terus mendengarkan ceramahnya Woohyun. "Sebaiknya kau cepat pulang."
Woohyun tak menyangka ia akan diusir seperti ini, apa Gyu benar-benar shock? bagaimanapun juga mereka itu saudara yang selama ini bersama sejak masih kecil. Ketika mereka menghabiskan tahun-tahun bersama, kini harus menerima kenyataan pahit bahwa keduanya orang asing?
"Aku tak mau pergi!" Woohyun bersikeras.
"Jangan keras kepala! cepat pulang!"
"Aku tak mau! hyung kenapa mengusirku pergi seperti ini? semua orang penting untukku, termasuk Gyu hyung."
"CEPAT PULANG!" Gyu memaksa, ia tidak main-main.
"Aku tak mau!"
"Woohyun! jangan melawanku!"
"Aku tak mau pulang kalau hyung tidak ikut!"
"Pokoknya kau harus cepat pulang!" Gyu menaikan intonasi suaranya yang terendam suara hujan. seluruh tubuhnya sudah basah kuyup.
"Kenapa hyung terus memaksaku untuk pergi!?"
"Karena di rumah tak ada yang angkat jemuran! cepat pulang!"
Woohyun terdiam.... ia sedang mengalami masa-masa sulit masalah keluarga, tapi ia juga tak mau mengambil resiko besok tak pakai baju gara-gara semua pakaiannya basah.
Woohyun tak pakai baju mungkin hal biasa, tapi Gyu tak pakai baju adalah berkah bagi para chinggyu. Seharusnya sejak awal Gyu menyadari hal ini, ia dan Woohyun tak mungkin saudara kandung. Satu sipit, satu alay, itu tak ada hubungannya dengan 'kembar tapi tak sama'.
Sungyeol pernah bilang kalau Gyu dan Woohyun itu mirip (Sebenernya waktu itu Sungyeol belum beres ngomong, dia mau ngomong "Gyu dan Woohyun itu mirip, maksudnya kalau Woohyun matanya merem."
Woohyun heran kenapa semua harus terjadi secara dadakan seperti ini? Apa karena ffnya kejar tayang? Ah sudahlah...
"Pulang yuk." Ajak Woohyun.
"Gak mau." Balas Woohyun.
"Rumah satu-satunya hyung cuma rumah kita, disana ada Seul Bi dan Min Seo menunggu."
Gyu masih nggak mau, dia udah kayak anak kecil yang nolak emaknya diajak pulang. Sampai bingung nih ngebedain mana hyung mana adiknya.
"Hyung, ayo pulang."
"Nggak, kau saja yang pulang sendiri."
"Nanti kalau eomma dan appa nanyain gimana?"
"Mereka bukan orangtuaku." Gyu lagi-lagi membahas ini.
"Jadi hyung mau kemana kalau nggak pulang?"
"Kau tak perlu tahu."
"Uyon memang gak butuh 'tahu', di rumah masih banyak 'tahu' "
"BUKAN 'TAHU' MAKANAN!"
Mendadak suasana makin gaje. Jadi harus gimana dong supaya Gyu mau ikut pulang? Dia bener-bener lagi bete dan marah. Wajah sih, coba bayangkan saja.
Seandainya tiba-tiba kalian tahu kalau kalian itu bukan anak kandung dari orangtua kalian, bakal kaget atau 'biasa aja' ? rata-rata pasti pada kaget.
"Jadi hyung gak mau pulang?" Woohyun udah sedih banget.
"Ya. Apapun yang terjadi, aku tak akan pulang."
"Tapi Uyon udah beli banyak puding."
"Yuk pulang." Gyu berubah pikiran.
Saat mereka berbalik, Seul Bi ada di belakang, ia memakai payung besar yang biasa dipake buat tukang ojek payung.
"Kalian berdua kehujanan, nanti sakit."
Gyu tersenyum, ia mengelus kepala Seul Bi lalu mengambil alih payungnya. Woohyun dan Seul Bi ikutan berteduh dengan mengapit Gyu. Sepayung bertiga deh...
Sementara itu Min Seo kesulitan angkat jemuran karena ia pendek dan harus naik dus.
"EONNI! OPPADEUL! CEPETAN PULANG!"
Gyu tak membahas lagi tentang berkas-berkas, ia bahkan seperti orang yang tak mau membicarakan masalahnya saat ini. Woohyun minta pada dua yeoja yang menumpang di rumahnya itu untuk tak menyinggung masalah Gyu.

Meskipun sudah bersikap biasa.... tetap saja hal itu tak mengubah fakta bahwa Gyu sedang sedih.

===Di sekolah====
Seul bi datang duluan karena dia ada piket, begitu juga dengan Gyu yang datang pagi karena dia murid teladan. Woohyun kebagian mengantar Min Seo ke SD, jadi dia menyusul nanti.
Saat sedang menyapu, Seul Bi memperhatikan Gyu yang sedang melamun memperhatikan jendela.
Seul Bi bingung harus bagaimana, leader itu sama sekali tak berkutik.
"Gyu," Seul Bi lalu duduk di samping Gyu, ia masih memegang sapunya.
".........." Gyu gak jawab tapi ia sadar dengan kedatangan Seul Bi.
"Jangan sedih."
"Aku tak apa-apa."
"Apa yang harus kami lakukan supaya kau tak sedih lagi?"
"Seul Bi, aku baik-baik saja."

"Apalah dayaku yang tak bisa menghapus air matamu dengan sapu tangan, yang kupegang sekarang hanya sapu injuk" <- begitulah yang ada dalam pikiran Seul Bi.
Tapi masa iya mau ngusap wajahnya Gyu pake sapu beneran?

"Sunggyu, kau itu seperti matahari." Kata Seul Bi, maksudnya dia mau menyemangati, matahari itu kan cerah dan Gyu juga orangnya cerah dan lebih cocok ceria.
"Maksudnya? aku kayak matahari? Aku orangnya panasan? Emosian? fine!! aku tahu hal itu. Orang-orang juga gak suka matahari soalnya bikin panas dan ganggu banget."
Buset dah, sensian banget.
"Bukan itu." Seul Bi nyoba mikir lagi. "Sunggyu itu seperti bulan yang bersinar di malam hari."
"Aku seperti bulan? Aku tahu aku ini bulet, gak sixpack kayak Woohyun, aku juga kasar dan banyak pori-porinya kayak bulan, Seul Bi, kamu tega ya, gak usah banding-bandingin deh........"
AMPUN DEH, SUSAH NGOMONG AMA ORANG YANG LAGI PMS!!

Dua orang murid cewek rupanya memperhatikan Gyu dan Seul Bi dari balik pintu. Mereka berdua adalah gadis yang menyukai Gyu tapi rada over alias sasaeng. Keduanya tidak suka melihat si anak baru 'Seul Bi' mengambil perhatian Gyu yang mereka sukai. Mereka berdua juga menyukai Woohyun, dan tak suka Seul Bi dekat-dekat dua Woogyu bersaudara.
Saat jam olahraga, kali ini adalah permainan voli. Murid lelaki dan perempuan dipisah. Gyu memisahkan diri di sisi aula, bukan karena dia sedih dan baperan tentang masalah keluarga, tapi karena emang dianya dari dulu udah males olahraga.
Seul Bi yang baru pertama kali jadi manusia itu sifatnya sangat polos, baik hati dan rada-rada blo'on karena sering gak nyadar saat dibully.
Para murid perempuan bermaksud membully Seul Bi dengan cara melemparinya dengan bola voli.
(PS: Dalam drama HSLO, Seul Bi dibully dengan cara dilempari bola volly dan akhirnya ditolong).
"Seul Bi, tangkap!" si gadis A melempar bola voli tepat di wajah Seul Bi.
"Aduh.." Seul Bi merasakan hantaman menyakitkan mengenai hidungnya.
"Tangkap ini juga!" si gadis B melempat bola ke punggung Seul Bi.
Tak hanya itu, gadis-gadis lainnya mulai menghujani Seul Bi dengan lemparan voli nyasar yang mengenai wajah, kaki dan badannya. Tapi mereka semua keterlaluan, ini sih namanya KDRT (Kekerasan Dalam Ruangan Tertutup).
Woohyun berusaha menghentikan, ia tak tahan melihat ini semua.
"Aduh!" Seul Bi lagi-lagi merasakan kepalanya dilempar bola voli yang sangat keras. Saat itulah ia melihat Gyu di sisi ruangan, Gyu memberikan ekspresi dan telepati seolah mengatakan;

"Seul Bi, kau pasti bisa menghadapi ini semua."

Gadis lainnya kini siap melempar voli ke wajah Seul Bi, tapi tindakannya gagal total. Bukan karena Woohyun datang menolong, tapi karena Seul Bi berhasil menangkis serangan itu dengan tangannya.
Seul Bi yakin ini adalah kesempatan baginya untuk latihan voli dan mendapatkan nilai A di mata pelajaran olahraga. Para gadis tak mau kalah, mereka terus-terusan melempar Seul Bi dengan bola voli tapi Seul Bi berhasil menangkis semuanya dengan kecepatan tangan dan kaki, ia menghindari setiap bola voli yang meluncur ke arahnya dengan salto.
Semua namja yang disana terpukau melihat aksi Seul Bi, mereka tak menyangka Seul Bi bisa sehebat ini, ia harus diikut sertakan dalam pertandingan voli tingkat kabupaten/distrik.
Semua murid perempuan yang membully Seul Bi kini justru kelelahan dan memilih untuk berhenti, Seul Bi tersenyum karena berhasil melewati rintangan pertama.
Woogyu brothers mengacungkan jempolnya, "Seul Bi, good job!"
Bagaimanapun juga Seul Bi adalah Ex-Deathgod alias dulunya mamaut (malaikat maut), jadi dia tak mau kalah begitu saja, ia pasti sudah menjalani banyak training dan latihan berat saat di alam kubur untuk menunjang aktivitasnya sebagai malaikat maut.
Begitu juga dengan Gyu yang pernah merasakan 'wajib militer' di dunia malaikat maut.
Gyu pernah mengatakan bahwa saat ia dulu menjadi mamaut, ia sering pergi training, ke gym, percaya ga percaya, dia nyaris dapet sixpack.
Nyaris...
Entah itu Gyu Fact atau Gyu Hoax tentang masalah sixpacknya.
Setelah jam olahraga berakhir, semuanya ganti pakaian lagi, Cuma Woohyun yang belum karena dia harus mengantar Seul Bi ke UKS dulu, gadis itu sempat mimisan.
"Lain kali hati-hati." Woohyun menempelkan plester di pipinya Seul Bi.
"Jadi manusia ternyata sulit ya karena gampang terluka."
"Karena itulah kau harus kuat." Seul Bi menepuk pelan pipi Seul Bi. "Kalau ada masalah, jangan sungkan untuk minta bantuanku."
"Iya."
Dari kejauhan ada yang memperhatikan mereka, seorang gadis dengan ekspresi dingin, dia bukanlah murid sekolah ini, melainkan 'Kim Ran' si malaikat maut senior (Mamaut senior).
Kim Ran menyukai Woohyun, Seul Bi tahu hal itu. Kim Ran merasa dikhianati sahabatnya sendiri, padahal sebenarnya Seul Bi tak bermaksud seperti itu.
Kedatangan Kim Ran ke sekolah bukanlah untuk memata-matai first lovenya yang susah didapatkan, ia datang untuk mencari Sungyeol yang memegang buku kematian.
Beberapa hari lalu Sungyeol sempat menjadi ancaman bagi dunia Kpop karena dia menulis nama-nama artis Kpop di buku kematian, ia mengira buku itu sebagai buku diari. Tapi sekarang Sungyeol mengubah kebiasaannya, ia menggunakan buku itu sebagai buku gambar komik buat latihan bikin komik di webtoon.
Sungyeol sedang asyik ngedugem pake headset di atap sekolah yang datar, lagian jam pelajaran sekolah juga belum dimulai. Kalau udah mulai biasanya ada sms dari Sunggyu yang nyuruh Sungyeol segera masuk kelas. Sebenarnya kelas udah dimulai daritadi, tapi berhubung Gyu kehabisan lagi pulsa (kebanyakan streaming) akhirnya dia nggak sms Sungyeol.
Sungyeol tiduran di atas atap bawa karpet dan bantal kecil, sambil ngegambar kartun di buku kematian. kalian tau kan istilah 'sekolah itu rumah kedua', nah maksudnya tuh kayak Sungyeol gini, sekolah berasa kayak punya nenek moyang.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Kim Ran.
Sungyeol spontan kaget melihat penampakan gadis cantik yang berdiri di depannya.
Saat ini Kim Ran sedang mengaktifkan mode 'Visible' sehingga wujudnya bisa terlihat jelas di depan manusia biasa.
"Serahkan buku itu." Pinta Kim Ran, lebih tepat dikatakan 'nyuruh' sih daripada 'minta'.
"Buku?" Sungyeol melihat buku kematiannya, "Tidak!"
"Buku itu tak aman berada di tanganmu."
"Balikin!" Kim Ran maksa.
"Kejar dulu kalau bisa!" Sungyeol ngeledek, ia lari sambil menjulurkan lidah alias meledek, Kim Ran kesel kalau udah dikerjain.
"Lee Sung Yeol! Kembalikan buku itu!"
"Nggak bakal!" Sungyeol lupa tiker ama bantalnya masih disana, ia pun mengambilnya kembali tapi ia kepeleset dan akhirnya terjadi adegan rebut buku kematian bareng Kim Ran.
"LEPASKAN BUKU INI!" Kim Ran tak segan menginjak kaki Sungyeol.
"SAKIT TAU! SINI BUKUNYA! NANTI SOBEK!"
"NGGAK BAKAL SOBEK! BUKUNYA ELASTIS!" Kim Ran masih tak mau nyerah, ia tanpa ragu menendang perut Sungyeol lalu membanting kepala namja choding itu dengan bantal.
"Dasar cewek nyebelin!" Sungyeol gak mau kalah, ia ngejar lagi Kim Ran tapi gadis itu kehilangan keseimbangan dan jatuh dari atas gedung.
Eh gak jatuh deh, tangannya dipegang erat Sungyeol, kalau dilepas maka Kim Ran akan jatuh.
Sungyeol agak kaget melihat ekspresi Kim Ran yang gayanya 'So Cool' padahal situasi lagi kritis.
"Jangan takut! Pegang tanganku erat-erat!" Malah Sungyeol yang heboh.
"Oke." Kim Ran menjawab dengan intonasi datar.
Pelan-pelan Sungyeol menarik Kim Ran agar naik lagi ke atas, apa sih yang dimakan Kim Ran? Gadis itu sangat ringan dan sama sekali tak berat.
Mereka berdua kini kembali selamat.
Kim Ran tak mau kalah, ia berhasil merebut lagi buku kematian milik Seul Bi.
"Ini sebagai gantinya." Kim Ran menyerahkan sebuah kalung dengan liontin berbentuk kunci.
"Kalung?"
Kalung itu sebenarnya adalah milik Woohyun. Ibu tirinya Sungyeol punya kalung dengan liontin bentuk gembok.
Sungyeol belum tahu hal ini........
"Jika buku ini ada padamu, akan ada nyawa yang terbuang sia-sia."
Sungyeol masih cengo dengan Kim Ran yang datang tak dijemput, pulang tak diantar. Buku kematian sudah hilang dari tangan Sungyeol, sebagai gantinya ia memegang kalung kunci milik Woohyun yang akan membuka rahasia tentang ibu tirinya.

***

Skipping Time di rumah Sungyeol.
Mama tirinya sungyeol masih berusaha keras supaya bisa dekat dengan anaknya itu, ia bahkan sudah menyiapkan banyak makanan tapi tak pernah disentuh sedikitpun oleh Sungyeol.
Terong, sambal terasi, pete, makanan sehat semuanya ditolak mentah-mentah.
Di kamarnya, Sungyeol memperhatikan kalung kunci yang ia dapatkan dari Kim Ran, bayangan gadis misterius itu masih membekas dalam ingatannya.
"Sungyeol..." si mama jalan pelan, ia shock melihat kalung yang dipegang anak tirinya itu. "Darimana kau dapatkan kalung itu!?"
Sungyeol kaget mendapati sang ibu tiri entah sejak kapan memasuki kamarnya.
"Bisakah anda sopan? Ketuk pintu kalau mau masuk ke kamarku." Sungyeol kumat juteknya.
"Tapi aku tak bisa mengetuk pintu......"
"Kenapa!?" Sungyeol sewot, apa susahnya sih ngetuk pintu dulu!? Ini namanya pelanggaran privasi!
"Karena pintunya sedang di service." Si mama nunjuk kamar Sungyeol yang gak ada pintunya. Ohya Sungyeol baru inget, pintu kamarnya udah jebol dan mau diganti, jadi sementara ini kamarnya gak pake pintu.
Lagi-lagi Sungyeol mengusir ibu tirinya, si mama hanya menangis dan kembali ke kamar.
Di kamarnya sendiri, si mamah ngambil kalung gembok yang ia simpan di laci.

Sebenarnya kalung itu ada sepasang, satu kalung kunci dan satu kalung gembok.
Kalung kunci dipegang oleh mama.
Kalung gembok dipegang oleh anak kandungnya mama yang sekarang entah ada dimana.

Kalung kunci itu milik Woohyun, apa artinya..... Woohyun adalah anak kandungnya?
Aniya aniya, no no no, di berkas yang tadi pagi ditemukan Gyu, sudah jelas bahwa Woohyun itu anak kandung keluarganya yang sekarang, satu-satunya yang bukan anak kandung dari keluarganya adalah Gyu.

Atau mungkin anak kandung dari mama tirinya sungyeol sebenernya adalah Gyu?
Pokoknya antara Woohyun dan Sunggyu, ini semua masih misteri dan biarkanlah misteri tetap jadi misteri.

***

Malam ini Min Seo si mamaut cilik sedang asyik nulis di kamar, dia ternyata belum kapok dan asyik nulis ff yadong. Gyu memarahinya berkali-kali supaya bikin cerita yang aman aja, masalahnya si Min Seo itu masih anak kecil bro! Tiga belas tahun! Anak kecil jaman sekarang nyeremin ya udah paham apa itu uke dan seme.
"Oppa, kalau sudah besar nanti aku mau jadi istrinya oppa." Kata Min Seo sambil ngelirik Gyu.
"Maaf, oppa bukan pedopil." Balas Gyu, jawabannya nancleb banget nusuk jantung.
"Tapi aku suka oppa!" Min Seo nyaris nangis, Gyu ngalah aja deh boongin bilang 'iya iya'.
Tapi ya para member Infinite itu semuanya playboy. Mereka nyebut semua Inspirit dengan sebutan pacar, bahkan Woohyun seringkali mengiyakan permintaan fans yang mengajaknya kawin.
'Oppa do you want marry me?'.
Siap-siap aja dimadu berjamaah.
"Kau kenapa?" Gyu ngeliat Woohyun yang Lemah Letih Lesu Loyo Lunglai Letoy Lebay.
"Kalungku hilang."
"Kalung?"
"Iya, itu satu-satunya kalung yang kudapat dari seseorang, misterius."
"Nanti pasti ketemu koq." Gyu menyemangati lagi, padahal dia sendiri masih galau tingkat dewa karena belum bertemu orangtuanya, alias orangtuanya Woohyun yang selama ini Gyu anggap orangtua kandungnya.
Min Seo menceritakan pengalamannya di sekolah hari ini, ia sudah punya banyak fansclub dan juga jutaan follower di Twitter.

Meanwhile Kim Ran sedang duduk di ayunan di taman kota yang gelap, ia memegang buku kematian milik Seul Bi. Tadinya ia ingin mengembalikan buku itu pada pemiliknya, tapi ia berubah pikiran saat sadar sesuatu.......

'Woohyun sudah tak ingat apapun tentangku, padahal perasaanku padanya tulus. Seul Bi tahu perasaanku terhadap woohyun, tapi ia tetap lengket dengan Woohyun. Aku merasa dikhianati.'

Sejujurnya sampai sekarang pun Kim Ran masih menyukai Woohyun, jadi wajar saja dia ngerasa kesel dengan situasi ini.
Kim ran mengambil korek yang ia curi dari warteg, kemudian mulai membakar buku itu.
Jika buku itu lenyap maka Seul Bi tak akan pernah bisa lagi menjadi mamaut.
Saat ia akan membakarnya, seseorang memegang tangannya.

Who is he?

Tekanan Batin Cinta alias TBC_ To Be Continued

High School Love OFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang