tiga

156 16 2
                                    

Dimas: weh Ram, lo dimana?

Dimas: kok di kelas lo gak ada?

Reno: si Rama sedang mencari Shinta

Reno: Tapi si Shinta digebet Arjuna

Reno: Dan peperangan antara Konoha dengan Akatsuki pun tak terelakan.

Rama: gue pulang, sawan.

Rama menutup aplikasi chatnya dengan para teman-temannya. Melemparnya asal dan langsung memposisikan dirinya untuk bersiap tidur. Badannya panas sekarang, kepalanya juga pusing. Padahal hanya kejadian seperti itu, tetapi bisa membuatnya sampai seperti ini.

Berusaha untuk memejamkan mata dan tidur, tetapi sebelum itu Rama mengganti bajunya dengan kaos tipis yang nyaman.

Setelah mengganti baju, mematikan lampu, memposisikan tubuh dengan nyaman, Rama pun terbang ke alam mimpi.

**
"Abang, bangun!" Rossa, Bunda Rama, membangunkan anaknya dengan pelan.

"Bang!" Menepuk-nepuk pelan pipi Rama. "ayo bangun bentar, minum obat dulu terus tidur lagi."

Rossa memasangkan termometer ke ketiak Rama. Setelah beberapa saat mencoba, akhirnya Rama membuka matanya dengan perlahan.

"Apa Bun?" tanya Rama dengan suara pelan dan serak.

"Minum obat dulu ya?" yang dibalas Rama dengan anggukan kepala.

Setelah meminum obatnya, Rama kembali memposisikan dirinya untuk tidur, tetapi Rossa menahannya.

"Bentar bang, ini termometernya biarin disini aja ya, nanti kalau kamu bangun baru lepas," kata Rossa pada Rama, yang diresponnya dengan gumaman pelan.

Akhirnya Rossa meninggalkan kamar anaknya dengan perlahan.

Sekitar satu jam kemudian, Rama terbangun karena ingin buang air kecil. Akhirnya ia berdiri, menaruh termometer diatas meja dan pergi kekamar mandi.

Ketika ia akan keluar dari kamar mandi, ia mendengar suara berisik dari kamarnya. Dibukanya pintu kamar mandi, dan disana, diatas tempat tidur, Reno dan Dimas sedang bermain dengan termometer bekas Rama di mulut mereka.

Mendengar pintu terbuka, Reno dan Dimas menolehkan kepala mereka. "Hai Ram," sapa mereka serempak.

Rama hanya membalasnya dengan gumaman tak jelas. Dengan santai ia membuka HPnya dan berkata, "Btw, itu termometer bekas ditaruh di ketek gue," ucapnya dengan pandangan masih terfokus di HPnya.

Reno dan Dimas yang mendengar itu langsung berlarian kekamar mandi demi membasuh lidah mereka karena sempat membuat mainan termometer tersebut ke dalam mulut

Terkadang Rama berpikir, apa kesalahannya sehingga memiliki teman macam mereka. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, hidup Rama pasti juga akan hampa kalau tanpa mereka.

Tetapi tak lama terdengar suara gaduh dari dalam kamar mandi, merasa terganggu, Rama mencoba untuk melihat apa yang sebenarnya dilakukan oleh para temannya itu.

"Aahhhh... Ren," terdengar suara Dimas dari dalam, "Aaaww.. Reno pelan anjir"

"Sabar, ini gue lagi usaha," kata Reno,

"Sshhh... Renooooo... cepetan"

"Uda mau keluar, tinggal dikit. Bentar," kata Reno dengan suara tertahan

"Eh, eh. Gue gak kuat, serius. Cepetan elah," kata Dimas disusul suara benda-benda jatuh dari dalam.

Rama mengerutkan kening sejenak didepan pintu, mendekatkan telinga, mencoba mendengar hal apa saja yang mereka bicarakan, dan menebak apa yang sebenarnya sedang terjadi didalam. Rama yang sangat penasaran pun akhirnya langsung membuka pintu kamar mandi.

Mendengar pintu terbuka  Reno dan Dimas langsung terdiam mematung. Begitu pula dengan Rama.

Tak lama kemudian, badan Rama mulai lunglai dan akhirnya terjatuh pingsan. Tepat ketika ia melihat seekor kecoak terbang hinggap didahinya.

******
"Gara- gara lo sih Ren," kata Dimas menyalahkan Reno

Reno yang mendengar itu langsung menatap Dimas sangsi karena tak terima disalahkan, "Itu juga karena lo bego! Coba kalo lo pelan-pelan teriaknya,"

"Pokoknya ini salah lo, gue gak mau tahu," kata Dimas lagi, membuang pandangan dan mendengus.

Reno yang gemas akan tingkah sok ngambek dari Dimas hanya menoyor kepala Dimas.

"Hng.." Rama menggeliat, mencoba membuka matanya perlahan. Ketika ia sudah membuka mata, pusing langsung menyerangnya.

Dimas dan Reno yang sadar akan Rama yang telah bangun langsung memborbardir Rama dengan berbagai pertanyaan.

"Alhamdulillah!"

"Lo gak papa kan Ram? Butuh belaian gak? Eh.. maksud gue butuh minum gak?"

"Rama butuhnya Shinta,"

"Shinta siapa? Kok gue baru tahu? Gebetannya Rama? Tapi kan.."

Akhirnya Dimas dan Reno hanya mengobrol berdua meninggalkan Rama yang pusing dan semakin pusing ketika mendengar omongan dari para sohibnya itu.

TING

Suara dari Handphone mengalihkan perhatian Rama, meraih Handphonenya dari atas nakas, Rama membaca pesan yang masuk dan langsung menegang ketika melihat siapa pengirimnya.

Hai Ram!^^

*

Alhamdulillah

Plong, ughh...
Maaf kalo jelek 🙏

Vomment

'Kia

RAMA & RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang