enam

118 12 1
                                    

Raya meraih setoples cookies kesukaannya. Lalu duduk dengan santai di depan televisi yang sedang menayangkan acara Cinderella. Sungguh, Raya adalah salah satu dari sekian remaja yang sangat mencintai film yang biasanya hanya dilihat oleh anak kecil itu.

Sesekali ia tertawa ketika dikiranya ada adegan yang menurutnya lucu dari tayangan yang dilihatnya. Raya sebenarnya bukan tipe orang yang gampang untuk tertawa, hanya hal-hal yang memang menurutnya sangat lucu yang bisa membuatnya mengeluarkan tawa indahnya.

Tetapi pengecualian untuk tayangan kartun kesukaannya, entah tayang itu lucu atau tidak, tetapi ketika ia melihat ada sesuatu yang menurutnya menggelikan, maka ia akan tertawa dengan lepas.

Masih dengan sisa-sisa tawa dibibirnya, ia menolehkan kepalanya kearah samping keika dirasanya ada yang duduk tepat di sebelahnya.

Raut wajah yang awalnya terlihat santai kini berubah menjadi datar kembali, ketika Raya tahu siapa yang duduk disebelahnya. Dengan tak sopannya lelaki di sebelahnya ini merebut toples cemilan favoritnya.

"Punya gue!" Kata si lelaki itu, yang tak lain adalah saudara tirinya.

Geezz.. Memikirkan bahwa ia memiliki saudara tiri adalah hal yang sangat belum bisa ia terima kenyataannya.

Ibunya sekarang memang telah berpisah dengan Ayahnya. Dan beliau menikah dengan duda beranak satu, yang kebetulan juga seusia dengan dirinya. Ketika Ayah mengabari kepada Ibu bahwa Raya akan tinggal dirumahnya, Ibu senang bukan kepalang, apalagi kalau Raya bisa bertemu dengan saudara tirinya itu. Mungkin itulah pemikiran ibu.

Tapi tidak dengan Raya. Raya yang memang notabene seorang yang tak pandai bergaul sedikit merasa terganggu dengan perilaku sang saudara tirinya itu. Apalagi sang saudara tiri adalah seorang laki-laki.

Seumur hidupnya Raya sangat teramat jarang berinteraksi dengan laki-laki. Kecuali ayah dan adiknya tentu saja.

"Apa lo lihat-lihat?" Bentak Dirga, saudara tiri Raya, menyadarkan Raya dari pikirannya yang terlantung.

Dengan cepat ia berdiri dari duduknya dan berniat untuk melanjutkan menonton film di kamarnya saja. Tetapi harapan tinggal harapan, karena ketika ia berdiri dan bersiap untuk melangkah pergi, tangan Raya di tahan dan di tarik oleh Dirga, sehingga membuat Raya kembali duduk di tempat semula.

"Temenin gue nonton TV! Siapa yang nyuruh lo pergi?" tanya Dirga

Sedangkan Raya hanya bisa menghela napas pasrah akan ajakan yang sangat tidak sopan itu. Diriliknya Dirga dengan sebal, Raya menatap Dirga dengan tatapan yang tajam, seolah-olah tatapan itu dapat membunuh dalam sekali kedipan.

Tapi setelah dilihat-lihat, Raya sedikit terkagum oleh Dirga. Terkagum oleh fisik Dirga yang menurutnya sangat tampan. Jika ia tak salah, Dirga juga salah satu dari kebanyakan cowok populer di sekolahnya.

Tak heran bila seumpamanya Dirga memiliki banyak pacar dengan tampang yang seperti itu. Raya menghembuskan napasnya sebal.

"Kenapa lo?" tanya Dirga keheranan kepada sang adik tirinya

Sesungguhnya Dirga sangat kesepian, dan ketika ia diberi tahu bahwa ia mempunyai saudara tiri yang akan tinggal bersamanya, tentu saja ia merasa sangat senang. Apalagi ternyata saudara tirinya adalah seorang perempuan dengan wajah yang menggemaskan.

"Gak." jawab Raya singkat

Sedikit demi sedikit Dirga tahu sifat-sifat Raya, termasuk dalam keiritannya dalam mengeluarkan kata-kata.

"Lo gak mau nemenin gue?"

Raya menoleh, "Gak juga."

"Terus?" tanya Dirga lagi

"Terus?" jawab Raya tak yakin

Aarrhh.. Dirga merasa sedikit frustasi. Dirga menarik napas panjang untuk menenangkan emosinya.

"Mulai besok, berangkat sama pulang sekolah bareng gue! Gak ada penolakan!" tekan Dirga ketika dilihatnya Raya akan menyela ucapannya

Raya menghela napas pasrah sekali lagi. Sungguh ia sangat malas untuk berdebat dengan Dirga. Karena ia tahu bahwa hal itu sangat percuma.

Dilihatnya kepergian Dirga dengan pasrah. Hari yang melelahkan, batin Raya.

"Kemana Eksel?" tanya Raya pada dirinya sendiri. Ia baru sadar bahwa seharian dia tak menemukan Eksel dimanapun.

"Ah mungkin Eksel sedang bermain dengan teman barunya," kata Raya setelah ia ingat bahwa Eksel telah mempunyai teman baru yang ada di taman komplek

Mengingat taman komplek, Raya rasa ia harus mengunjungi taman itu, siapa tahu ada hal menarik disana. Tapi untuk saat ini, yang Raya inginkan hanyalah istirahat, tidur dengan nyaman di kasur tersayangnya.

*
*
*
*
*
*

TBC

hai~ lama? Wkwk
Maap...

Jangan lupa Vomment-

P.S: yg di mulmed itu kamar Raya yang sekarang

'Kia

RAMA & RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang