Sebuah salah paham

94 6 0
                                    

Lukisan itu benar - benar indah. Winter senang dengan karyanya. "HOI TURUNLAH !!!" teriak Yamamoto. "SEBENTAR" jawab Winter. Ia akhirnya turun. "mari kita lihat hasil lukisanmu kawan" Ujar Yamamoto. ia melihat tembok itu. menatapnya puas. "huh... memang kau ini berbakat sekali" puji Yamamoto. Winter cuma tersenyum mendengar pujian sahabatnya. "Dan sekarang sudah saatnya kau menguak siapa yang sebenarnya menggambar gambar busuk itu" kata Yamamoto serius. "kalau perlu Yui, Aku, dan Sae akan membantumu" si serius mulai lagi. "tidak perlu, semua akan terungkap suatu hari nanti" ujarnya. 

////

Siswa - siswi itu berkerumun melihat lukisan yang diperindah itu. "Wahhh !!! siapa yang membuat lukisan itu !!!" puji seorang siswa. "Mungkinkah, Haruki san ???" ujar siswa lainnya. Haruki Kodama, Pangeran Sekolah, bersanding dengan Sakura. "Yang terpenting bukan Winter- san yang memperbaikinya" provokasi siswa yang sama dengan kemarin. "YA BETUL !" teriak siswa lainnya. Sakura yang baru datang untuk melihat lukisan tersebut hanya terpesona. sedangkan Winter.... "Ugh" keluhnya saat merasakan sakit di kepalanya. ia engalami demam pagi ini. "Winter, sebaiknya kau ke ruang kesehatan saja" ujar teman sekelasnya.  Winter mengangguk. disana ia berbaring dan tertidur kemudian. 

/////

"OI ! yang namanya Sakura" panggil seseorang dari 3 orang yand datang. Sakura menoleh. "Dan, Si siswa provokator Akaru" panggilnya pada siswa provokator tersebut. "ke ruang kepala sekolah sekarang." perintahnya. Akaru nampak ketakutan, Sakura hanya bisa mengikuti ketiga orang tersebut. 

"Kami sangat kecewa padamu Akaru" ujar kepla sekolah saat menunjukan foto Akaru dan teman - temannya lah yang melukis lukisan busuk itu. "semua sudah jelas bukan ? Winter tidak bersalah" ujar pria berambut pendek dengan dagu lancip tersebut. "Mengapa kau lakukan ini Akaru ?" tanya Sakura dengan nada dingin. "Maaf Sakura, aku takut Winter akan merebutmu. aku menyukaimu" ujar Akaru tertunduk. "Sekarang silahkan menjauh dari hidupku Akaru" ujar Sakura berdiri lalu pergi. 

Ia berlari mencari Winter. mencari di setiap kelas,kantin,aula tapi ia tidak menemukannya. "Mencari Winter ?" tanya seseorang. Da adalah pria yang tadi membuktikan kebusukan Akaru. nafas Sakura masih tersengal - sengal dan ia mengagguk. "Ia di ruang kesehatan terkena demam. Karena menyelesaikan lukisan itu. saat hujan ia tidak mau berhenti" ceritanya pendek. "TERIMA KASIH" teriaknya sambil berlari. "huh... anak muda" ujarnya tersenyum. 

/////

Sesampainya di ruang kesehatan Sakura mencari tempat tidur Winter. dan di pojok ruangan itu ia bisa melihat pria yang biasanya pucat lebih pucat lagi dari ini. Sakura berdiri di sampingnya. ia memeriksa dahinya. "masih panas" bisiknya. "Yang terpenting kau tidak membenciku. kau masih peduli padaku" bisik sakura lembut sambil mengelus lembut rambut Winter. "Sakura, jangan tinggalkan Winter sendiri disini..." 

WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang