Sakura tersentak dengan ucapan Winter. Ia masih tidak memahami dengan ucapa Winter yang sedang tertidur tersebut. Wajah Winter seolah - olah takut seperti akan ditinggalkan. Sakura langsung menggenggam tangan Winter. "Hei, aku disini. disisimu dan menjagamu" lirih Sakura yang melihat Winter tampak kesakitan itu. setelah merasakan kehangatan Winter menjadi tenang lagi. "Aku tahu kau peduli padaku" bisik Sakura.
////
Winter membuka matanya. ia masih linglung karena baru saja bangun dari tidurnya. Namun, hal itu tak berlangsung lama saat ia melihat Sakura tertidur dengan menggengam tangannya. ia tersenyum melihat teman kecilnya sangat lucu saat tertidur. ia membelai rambutnya lembut. Tapi gerakannya membuat Sakura bergerak dan terbangun. Sakura mengerjapkan matanya sebentar "Eh... Kau sudah bangun" Ujarnya. Winter kembali cuek lagi pada Sakura. ia berusaha turun dari tempat tidur. Sakura membantunya "Bisakah kau kembali ke tempat tidur, kau masih sakit kesampingkanlah ego mu itu" ujar Sakura sedikit kesal dengan sikap Winter yang dingin. Winter menuruti kata Sakura tersebut. Ia kembali ke tempat tidur. Suasana canggung menyelimuti mereka. "Ah, apakah kau sudah makan ?" tanya Sakura membuka pembicaraan. Winter menggeleng pelan. Sakura mengambil tasnya yang terletak di meja, ia membukanya dan sedang mencari sesuatu. "Sedang apa kau ? tanya Winter. Sakura mengeluarkan sebuah roti. Ia memeberikannya pad Winter "Ini makanlah, kau harus punya energi jika ingin pulang ke rumah" ujarnya. Winter menatap tangan Sakura yang sedang menggenggam roti tersebut. "Ayolah, tidak usah jual mahal makanlah !" paksa Sakura. Winter membuka bungkusan roti itu perlaha, dan memakannya. Sakura tersenyum melihat Winter makan dengan lahap. terbersit pertanyaan di benaknya. "Ne, Winter bisa kita pulang bersama seperti saat kita kecil dulu ?" tanya Sakura yang otomatis menghentikan Winter dari kegiatannya. Winter menoleh ke Sakura yang wajahnya penuh harap. Winter tersenyum kecil dan mengangguk. "BENARKAH ???" Sakura bertanya dengan nada yang sangat senang seperti anak kecil. Winter mengangguk lagi. "senang bisa melihatmu tersenyum, Sakura"
////
matahari senja menganttung di langit menandakan hari sudah sore. Winter msih berjalan sedikit semoyongan akibat demamnya. Sakura yang berjalan di sebelahnya cuma membantu sesekali. hanya hening yang menemani mereka berdua. "ugh... sakit kepala sialan !" umpat Winter. "ahh... Gereja itu !!!" teriak Sakura. Gereja dimana Sakura dan Winter menghabiskan waktu bersama saat kecil. Sakura menarik tangan Winter menuju Gereja itu. "Masih terlihat sama !!!" teriak Sakura dengan girangnya. Winter yang melihatnya hanya tersenyum kecil. "Winter, bolehkah aku bertanya satu pertanyaan kepadamu ?" Sakura membuka percakapan dengan topik yang sebenarnya terlarang begi Winter. "Mengapa kau bertindak seolah membenciku ?" tanya Sakura. Keringat dingin langsung mengucur deras dari dahi Winter. "Aa... a.. ku" ucapnya terbata - bata. Sakura hanya bingung akan jawaban Winter. "aku takut kau akan meninggalkanku seperti dulu lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter
FanficDua anak kecil itu sudah besar. mereka punya kehidupan masing - masing. tapi sebuah takdir mempertemukan 2 anak kecil itu tadi. juga siapa yang tahu kelanjutan cerita kedua anak kecil tadi. yang bahkan salah satunya menjadi dingin seperti salju.