Winter
Aku menggendong dan menimang putriku. ia lucu sekali sangat mirip denganku. Aku menikah dengan Sakura 3 bulan yang lalu. keluarga kami tentu terkejut kami sudaah mempunyai putri. Ayah sangat marah. Tapi semua kemudian baik - baik saja setelah Sakura menjelaskan. dia menguap, putri kecilku menguap kemudian... oh tidak dia mulai merengek. "Winter, kurasa ia haus" ujar Sakura tersenyum. ia masih nampak kelelahan atas persalinannya tadi. aku menghampirinya lalu menyerahkan putriku. ia dengan sigap memberinya minum. "Sudah mendingan ?" tanyaku seraya mengecup puncak kepalanya. ia mengangguk "Ngomong - ngomong kau sudah carikan nama untuknya ?" tanyanya. "Irene Bellatrix Autumn Joseph" ujarku. "Mou--- mengapa tidak nama jepang saja" Sakura menunjkan mimik wajah cemberut yang sangat menggemaskan menurutku. "Matsui Rara ? margaku matsui dari ibuku" tanyaku meminta persetujuannya. ia terlihat berpikir sebentar, dan akhirnya mengangguk. aku mengecup sekilas bibirnya lalu mengelus kepala Rara.
***
Sakura
Dia harus pergi lagi meninggalkan kami berdua. ia terlihat sedang membereskan kopernya. "Rara sudah tidur ?" tanyanya. "Sudah, ia terlihat tenang" jawabku. ia mendekatiku perlahan. "Ada apa ? kau terlihat murung" tanyanya. "tidak, hanya saja aku hanya ingin kau disini saja. bermain denganku juga Rara sepuasnya" ujarku manja. ia mendekatiku lagi dan mendorongku untuk tidur di ranjang. ia berada diatasku sekarang. ia mengecup dahiku lalu mata coklatnya melihat ke mataku. "Hei, kita sudah bicarakan ini sebelumnya. Aku akan selalu pulang secepat mungkin dan bermain dengan kalian berdua" ujarnya. aku meraih tengkuknya dan menciumnya dalam. suara kecupan terdengar pada saat itu. perlahan Winter membuka piyama ku yang langsung memperlihatkan pundaku dan dadaku yang ditutupi oleh bra biru. Winter perlahan mencium turun ke bagian leherku. "A~ah Win - winter" desahku di sela sesi bercinta yang lumayan panas ini. ia terus membuat tanda di leherku. aku tidak boleh kalah darinya.
***
WINTER
Ia membalik tubuhku. kini ia yang ada diatas. duduk di perutku. "Jangan coba ambil kesempatan Winter Joseph" ia menyeringai lalu mencium wajahku dan perlahan ke daguku. ia membuka piyama yang aku pakai sekarang ini. dan mulai meluncurkan jari - jarinya ke tubuhku. "A~ah Sakura" erangku menahan nikmat. "perutmu mempunyai otot yang sangat bagus." ujarnya lalu menciumi tubuhku. ah ayolah dibawahku sudah menegang. ia tersenyum nakal. Perlahan ia meremas sesuatu dibalik celanaku. "Ini sudah malam. Sebaiknya kita tidur" ujarnya seduktif. "SAKURA KAU JAHIL SEKALI YA !" aku memperlihatkan wajah kesalku. Ia tertawa kemudian tiduran di bahuku. "Yang penting kita bahagia" ujarnya lembut. Aku tersenyum tapi kemudian bangkit berdiri. "Mau kemana ?" Tanyanya. "Mandi air dingin. Didalam sana butuh dilampiaskan" balasku tersenyum. Ia mengangguk dan kemudian aku masuk ke kamar mandi.
***
Author
Hari ini Winter akan berangkat lagi ke Amerika. Ia harus sekolah juga bekerja lagi. "Rara chan kau baik - baik ya dengan mama." Ujarnya mengelus kepala Rara dengan lembut. Winter kemudian melihat ke arah sakura. "Baik - baik ya. Aku mencintaimu" ujarnya lalu mencium bibir sakura. "Kamu juga" kata Sakura. Sopir keluarga sudah datang dan siap mengantar Winter ke bandara. "Aku tinggal dulu ya. Sampai jumpa" ujar Winter lalu memeluk dan mencium kening Sakura juga Rara. "Sampai jumpa" bisik sakura. Winter mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Sakura melambaikan tangannya pada Winter. Winter terus menatap ke belakang. Walau mobil sudah berjalan. Winter tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter
FanfictionDua anak kecil itu sudah besar. mereka punya kehidupan masing - masing. tapi sebuah takdir mempertemukan 2 anak kecil itu tadi. juga siapa yang tahu kelanjutan cerita kedua anak kecil tadi. yang bahkan salah satunya menjadi dingin seperti salju.