Buah Hati Kami...

124 4 6
                                    

1 tahun kemudian...

SAKURA
Winter sudah melanjutkan pendidikannya di NASA. Ia hampir lulus sekarang. Seminggu setelah kami menghabiskan waktu bersama, ia harus melanjutkan cita - cita yang di impikannya. Ia sering sekali menghubungiku. sungguh, tunanganku itu sangat cerdas ya..
Aku sedang menunggunya pulang, ya hari ini ia pulang ke Jepang. 6 bulan yang lalu, aku dan Winter memutuskan untuk membeli sebuah apatermen yang sudah disetujui oleh kedua orang tua kami. Entah beberapa lama kemudian aku memutuskan untuk tidur. Ia tak kunjung pulang.

****

WINTER
Aku mengendap - endap untuk mengejutkan Sakura. Untung saja aku mempunyai kunci cadangannya. Kulihat ia tertidur lelap walau sedikit bekas air mata menghiasi wajahnya. Sebegitukah rindunya padaku ? Tanyaku. aku masuk kedalam selimut dan memeluknya. Ini natal, tentu salju terus membuatnya menggigil. Ia bergerak ketika aku baru saja memeluknya. dan perlahan ia membuka matanya. Terlihat sangat lucu. "Selamat malam sayang..." ujarku lalu mencium singkat keningnya. Ia menjatuhkan air mata lagi, lalu menghamburkan dirinya ke pelukan, meringkuk di dadaku. "Kupikir kau batal pulang" ujarnya sesenggukan. Aku membalas pelukannya. "Sssh... ayo tidur, ini masih malam" ujarku lembut kepadanya.

****
AUTHOR
Matahari perlahan menampakan sinarnya. Sakura membuka matanya. Saat ia hendak duduk, ia baru saja sadar ada dua tangan melingkar di perutnya. Ia menoleh ke arah pemilik tangan tersebut. Matanya melebar ketika tau yang memeluknya adalah kekasihnya sendiri. Karena merasakan pergerakan, Winter membuka matanya. "Hai" ujarnya  tersenyum. Ia menarik Sakura sehingga ia jatuh ke pelukannya lagi. Memeluknya erat setelah hampir 9 bulan ditinggalkan. Sakura sungguh menikmati pelukannya tersebut. "Winter... aku ingin menyampaikan sesuatu hal padamu. Ujar Sakura   tiba - tiba. Winter mengernyitkan dahinya. Sakura bangkit dan mengambil sebuah benda di lacinya. Lalu menghampiri Winter di ranjang. "Winter aku positif hamil. Dan hanya kau yang pertama kali menyentuhku" ia menunduk.

****
WINTER
Aku tak percaya. Sungguh aku sangat senang. Sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah. Dengan jahil aku cuma diam untuk menyembunyikan kebahagiaanku. "Inilah alasan mengapa aku mendesakmu untuk cepat pulang. Juga melihatmu diam seperti ini aku takut kau akan pergi meninggalkanku" ujarnya dengan air mata lagi. Sungguh, ia belum tau seberapa bahagianya aku. Dengan sigap aku menarik pinggangnya. Menaikan kaus di perutnya dan mencium perutnya. "Nak, suatu hari nanti kau akan lahir. Ayah janji akan membahagiakanmu" kataku. Sakura yang melihat hal tersebut menangis terharu. "Buah cinta kita telah ada. Bukti aku mencintaimu sepenuh hatiku" ujarku. Aku mencium bibirnya dengan penuh cinta. "Siapa namanya ?" Tanyaku pada Sakura. Ia menggeleng dan masih sesenggukan akibat menangis tadi. "Jika putra ingin kunamakan Michel Summer Joseph jika putri Irene Autumn Joseph  kataku." Ia tersenyum lalu memeluku dengan bahagia. Malaikat kecil, ayah janji akan terus melindungi kalian. Batinku.

WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang