"Ini serasa di mimpi" kata Sakura sambil menyandarkan kepalanya di pundak Winter. Tapi tiba - tiba seseorang mencubit hidungnya. "Aw !!!" Teriak sakura. Winter tertawa "ini bukan mimpi" katanya lalu mengecup singkat kening sakura. Sudah 1 minggu berlalu, hubungan mereka belum menyebar ke sekolah. sekarang di danau itu mereka menikmati waktu. Juga setelah bergelut dengan pelajaran yang membuay Sakura sukses dengan nilai A+ dan membuatnya sekelas dengan Winter. Itu cukup membuatnya lelah. Mereka berjalan - jalan di sekitar Danau. dan saat itu 2 ekor angsa sedang berenang menunjukan keindahannya. Winter memeluk Sakura dari belakang. "Kau tahu, angsa adalah simbol kesetiaan" kata Winter. Sakura mengangguk melihat kedua angsa tersebut. "Aku harap kita berdua akan menjadi 2 angsa itu" Ujar Winter. "Sudah waktunya pulang" lanjutnya. mereka berdua tersenyum satu sama lain dan pulang kerumah masing - masing.
///
Pagi itu sakura sudah bersiap akan dijemput oleh Winter. Suara bel sepeda sudah memanggil sakura. Ia cepat berlari turun ke bawah. Dan membuka pintu disanalah angsa itu menaiki sepeda dengan senyum di wajahnya. "Ayo !" Teriak sakura bersemangat. Ia segera menaiki sepeda itu, melingkarkan tangannya ke pinggang Winter.
///
Kelas A, kelas paling didambakan siswa lain. Sama dengan sakura. Tapi saat ia disini, mata pelajarannya cukup sulit dimengerti apalagi astronomi. Ia tidak begitu suka dengan benda - benda langit. Winter melihat Sakura kesulitan dengan pelajaran tentang luar angkasa tersebut. "Sir, bisa saya pindah di sebelah Sakura ? Karena hari ini juga zhuan Hao tidak masuk jadi saya ijin pindah disebelah sakura" ujar Winter. Si guru mengangguk. Winter tersenyum dan duduk di sebelah Sakura. "Kau tahu, bilangan ini tinggal dikali silang dengan hasil yang pertama" ujar Winter pada Sakura. Sakura mengerti dan mengerjakan soal - soalnya lagi.
///
"Huh... aku tidak begitu suka astronomi" ujar Sakura. Mereka berada di Danau itu lagi. Hanya mereka berdua. Sakura melemparkan batu ke danau tersebut. "Aku menyukai astronomi" ujar Winter seraya memeluk sakura dari belakang. "Tapi ini terlalu sulit" sakura menggembungkan pipinya. "Tidak, menurutku itu paling asik. Oh ya namaku diambil dari nama bintang. Arcturus" ujar Winter menjelaskan. "Lalu ?" Tanya sakura heran. Ia membalikan badan dan mengalungkan tangannya pada leher Winter. "Aku ingin suatu saat nanti anakku juga diberi nama bintang." Kata Winter lalu mencium kening Sakura. "Baiklah," ujarnya mencubit hidung Winter. Mereka tersenyum bersama. Menggenggam erat tangan satu sama lain seakan tidak mau dilepaskan lagi seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter
FanfikceDua anak kecil itu sudah besar. mereka punya kehidupan masing - masing. tapi sebuah takdir mempertemukan 2 anak kecil itu tadi. juga siapa yang tahu kelanjutan cerita kedua anak kecil tadi. yang bahkan salah satunya menjadi dingin seperti salju.