"Takut ?" Sakura bertanya padanya. ia terus - terusan menatap arah lain. "Winter, bisa kau perjelas ?" tanya Sakura keheranan. Dengan paksa ia memegang pipi Winter agar tidak melihat ke arah lain. "Jawab Winter" ujar Sakura tegas. "Aku takut, jika nanti kita berteman lagi kau akan meninggalkanku sendirian" ujarnya. "aku tau itu terdengar seperti anak kecil, maaf" kata Winter lalu ingin beranjak pergi. Namun apa daya, tangan Sakura menahannya. "maaf" lirihnya.
///
tok .. tok ... tok ...
suara pintu diketuk membuat ibu Winter berlari agar sang anak tidak menunggunya terlalu lama. sang ibu membuka pintu tersebut dan mendapati sang anak dengan seorang perempuan muda. "Halo okasaan" ujar si anak tersenyum lemah. "ini Sakura" jelasnya singkat. si ibu lalu membantu anaknya yang terlihat lemah tersebut. ia mengantarkan anaknya hingga lantai atas agar dapat beristirahat. lalu ia turun ke bawah lagi. "Eh.. sakura - chan mari masuk" ujar si ibu. "baiklah" Sakura tersenyum dan masuk ke rumah teman masa kecilnya itu. "mari duduk" ajak sang ibu. "ini masih terlihat sama" sakura terenyum. "Kapan kau kembali Sakura ?" tanya ibu Winter. "emm.. seminggu yang lalu" jawabnya. "kau sudah besar sekarang, juga menjadi model ternama saat ini" puji Ibu Winter. Sakura cuma tersenyum malu mendengarnya. "Sakura, apakah kau akan kembali ke London lagi ?" tanya Ibu Winter dengan nada yang berubah serius. "Tidak,bibi aku akan menetap di Jepang" ujar Sakura. "Bibi minta tolong sekali, Tolong jaga Winter. kau tahu hari dimana kau pergi ia mengejar dan mencari mobilmu. kami pun sampai kewalahan mencarinya. esoknya ia demam tinggi terus mengingau namamu. Bibi harap ka bisa menjadi temannya lagi. Dan bibi tahu jika pekerjaan part time fotografernya adalah sama dengan agensimu" cerita Ibu Winter. Sakura masih hening setelah mendenngarkan cerita dari ibu Winter. "Baik, saya akan menjaganya" ujarnya yakin.
///
Winter sedang mengendarai sepeda untuk menuju ke sekolahnya. hari itu masih cerah. ia tersenyum sendiri saat memikirkan Sakura. tanpa sadar ada yang memanggilnya. "Winter!!!" suara itu menghentikan Winter dan sepedanya. ia menengok ke arah belakang dan mendapati Sakura disana. "Ada apa ?" tanyanya saat Sakura berlari ke arahnya. "Bisa kita berboncengan ?" tanya Sakura. Winter mengangguk dan memboncengkan Sakura hingga sampai sekolah. di perjalanan cuma suara Sakura yang sedang bernyanyi - nyanyi riang. sama seperti kicauan burung di atas sana. Winter yang dingin perlahan mulai mencair.
///
"Huh ??? Winter Joseph adalah anak kelas A yang berisikan anak pintar dan berprestasi ???" Tanya Sakura dengan kaget. pupus sudah harapannya untuk sekelas bersama Winter. "Winter Arcturus Joseph adalah siswa terpintar di sekolah ini. tapi ia terlalu dingin. Kau tahu, saat Iriyama Senpai yang populer itu menembaknya, ia malah pergi tanpa berucap apa - apa" jelas Kawan sakura, Mion. "Jelaslah, ia menungguku" batin Sakura. "Dan bagimana agar aku masuk spesial A ?" tanya Sakura. "Cukup mendapat A+ di setiap pelajaran, minimal nilai B+ hanya diperbolehkan 3." jawab Mion. "Seketat itukah ?" tanya Sakura. Mion mengangguk. "Yap sangat ketat" ujarnya mantap. "Haruskah aku berjuang lagi ??" batinnya pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter
FanfictionDua anak kecil itu sudah besar. mereka punya kehidupan masing - masing. tapi sebuah takdir mempertemukan 2 anak kecil itu tadi. juga siapa yang tahu kelanjutan cerita kedua anak kecil tadi. yang bahkan salah satunya menjadi dingin seperti salju.