"Hey Jimin, bagaimana wawancaramu kemarin?"
"Di tunda Tae."
"Wae?--kenapa? Apa kau menimbulkan keributan lagi ha?."
"Ani--tidak"
"Lalu?"
"Kita bahas nanti saja ya, Kim Taehyung."
"Wae?--kenapa? Aku sangat penasaran Jimin, palli--cepatlah beritahu aku atau ku makan lehermu."ucap Taehyung sambil meletakkan kedua tangannya di leher Jimin.
"Sudahlah Tae jaebal--tolong, biarkan aku istirahat, aku sangat lelah hari ini."ucap Jimin dengan kesal.
"Ne~maaf sudah mengganggumu. Oh ya aku akan kembali ke apartemen ku jadi, kalau kau butuh apa-apa hubungi aku.Kau mengerti?"
"Ne ne araseo--mengerti."
Taehyung pun meninggalkan Jimin sendiri di kamarnya. Taehyung memang teman yang baik karena, sekasar apapun perkataan Jimin kepadanya ia dengan mudah memaafkan Jimin. Ia juga member BTS yang paling peduli kepada Jimin."
Jimin mulai merebahkan tubuhnya, melemparkan kedua tangannya ke kasur empuk berwarna putih, warna kesukaannya. Berulang kali Jimin menghela nafas dari mulutnya. Ia sangat lelah hari ini. Jadwalnya sangatlah padat di tambah kekesalan Jimin saat 3 jam menunggu wawancara dan akhirnya di tunda selama beberapa hari karena terjadi beberapa insiden tak terduga saat akan melakukan wawancara.
Flashback
"Jimin~a jadwal kamu selanjutnya wawancara dengan Great Magazine. Kamu siap?"
Manager Lee membacakan jadwal wawancara yang akan Jimin datangi.saat itu Jimin baru saja datang dari wawancara disalah satu stasiun TV china.
"Langsung? tanpa persiapan?"
"Wae? Kamu belum siap?"
"Kenapa hanya aku? Member lain?"
"Member lain sedang sibuk mempersiapkan konser kita 1 bulan lagi. Lagi pula kau juga harus mempersiapkan penampilan solo mu."
"Baiklah, jika itu yang harus aku lakukan. Tapi lakukan dengan cepat aku lelah."
"Sudahlah, kau tidak usah kawatir."
Sementara itu di ruang wawancara...
Dari jauh terlihat Wendy sedang mempersiapkan berkas-berkas penting untuk memulai wawancara. Tapi ada hal yang aneh darinya sedari tadi ia terus mengulang apa yang telah ia kerjakan sebelumnya.
"Wendy~a gwaenchana?---kamu baik-baik saja?"ucap Pak Kang yang terlihat kawatir.
"Gwaenchanayo-- aku baik-baik saja."
"Tapi wajahmu terlihat sangat pucat."
Belum satu menit Pak Kang berbicara, Wendy sudah terlihat sangat pucat. Pandangannya buram dan ia pingsan saat itu juga. Semua orang panik dan membawa Wendy ke rumah sakit. Sementara Jimin yang sudah berada di ruang tunggu tidak mengerti apa-apa dan hanya menunggu selama 3 jam.
"Hya, Pak Kang, kami sudah menunggu disini selama 3 jam.Tapi kenapa wawancaranya belum di mulai juga?"ucap Manager Lee sambil berteriak memarahi salah satu karyawan Great Magazine.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [END]
FanfictionYang paling menakutkan dari sebuah rahasia adalah ketia ia terungkap. -ksg-