Joy POV
Kini aku berada di sebuah ruangan yang aku tidak tahu persis tempat itu. Yang aku tahu kini aku berada bersama seorang namja yang sedang sibuk membuatkan secangkir teh untukku.
"Ini, minumlah."
"Mm, gomawo."
Kutiup teh yang masih panas itu dan perlahan meminumnya. Laki-laki itu menghilang dari pandanganku. Aku mulai takut dan sesekali mencari keberadaannya. Aku berjalan kearah pintu ingin segera keluar dari tempat ini. Pasalnya aku belum tahu siapa namja yang sedari tadi bersamaku karena ia terus menggunakan masker dan topi. Aku masih takut jika peristiwa tadi terulang kembali.
Tap
Tap
"Kau mau kemana?"
"Aaaa..."
Apa ini? Mengapa ia tidak memakai baju? Atau jangan-jangan ia-Joy
"Hya!!"
Omo dia membentakku?-Joy
"Ini pakailah!"
Ia kemudian pergi setelah melemparkan sebuah jaket, sepasang kaos kaki, dan sarung tangan.
"Hya, neo nuguni?--kamu siapa?."
Lagi-lagi ia mengabaikanku. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa aku ingin menghubungi Seulgi tapi handphone ku mati mungkin karena sempat terjatuh tadi.
"Ini semua gara-gara hati ini, kenapa kau menyukainya, kenapa kau harus sakit saat ia menolakmu? Wae wae!!!"
Tidak lama kemudian aku mendengar ketukan keras dari pintu. Aku pun berjalan kearah pintu itu tapi laki-laki itu sudah berada disana dan mendahului niatku. Dari pintu itu aku melihat satu laki-laki dan satu perempuan tapi pandanganku masih belum terlalu jelas. Wanita itu memanggilku dan berlari kearah ku.
"Joy, kamu baik-baik saja?"
"Seulgi~a."
Aku memeluk Seulgi begitu juga sebaliknya.
"Aku baik-baik saja."
" Aku minta maaf Joy ini semua gara-gara aku.mianhae."
"Gwaenchana."
"Syukurlah jika kau baik-baik saja."sahut Jimin
"Seulgi~a kau bersamanya?"
"Iya, dia yang membantuku mencari keberadaanmu."
"Kalau begitu terimakasih Jimin."
"Apa kau tidak ingin berterima kasih kepadaku?"
Laki-laki itu membuka masker dan topi yang sedari tadi ia kenakan.
"Kau?."
Betapa terkejutnya aku melihat namja itu. Wajahnya sudah aku ingat sejak kejadian itu, kejadian dimana ia mempermalukanku di depan banyak orang.
"Iya, ini Jin temanku Joy."ucap Jimin
"Kenapa aku harus berterima kasih kau saja tidak mengingatku."
"Kau ini wanita tidak tahu sopan santun."
"Kau juga tidak tau etika."
"Sudah Joy, kau seharusnya tetap berterima kasih, bagaimana pun ia yang menyelamatkanmu."
Dengan berat hati aku mengulurkan tanganku padanya untuk berterima kasih.
"Gomawo."
"Sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [END]
FanfictionYang paling menakutkan dari sebuah rahasia adalah ketia ia terungkap. -ksg-