'Aku tidak tahu bagaimana perjalanan kita kedepannya. Tetapi yang jelas langkahku tidak akan goyah lagi untuk terus bersamamu dan menunggumu.'
Setelah semuanya jelas, kini Seulgi terasa sangat lega. Tidak ada lagi kesalahpahaman antara dia dengan Jimin. Sifat Jimin pun berubah semenjak siaran radio itu. Dia selalu mengajak Seulgi keluar untuk berkencan. Sifatnya juga menjadi lebih romantis, dia juga selalu memegang tangan Seulgi di segala tempat.
"Jimin a, apakah tidak apa-apa jika kau tidak menggunakan masker mu?"
"Gwaenchana, kacamata saja sudah cukup."
"Tapi tetap saja."
"Seulgi a, aku ingin lebih sering tersenyum untukmu."
"Eoh?"
"Jadi biarkan aku kali ini eoh?"
"Arraseo."
Kata-kata Jimin sukses membuat pipi Seulgi merah seperti kepiting rebus. Jantungnya berdegup kencang setiap kali Jimin tersenyum ke arahnya.
Seulgi POV
Aku bahagia, mendengar suara hentakan kakimu yang sejajar dengan kakiku. Merasakan hangatnya genggaman tanganmu. Melihat betapa indah senyumanmu.
Kini terasa sangat nyata bagiku saat kau memelukku. Kami mulai menyusuri setiap sudut kota dan perjalanan kamipun terhenti di sebuah taman yang di kelilingi oleh sungai yang sangat indah, pepohonan yang rindang, dan angin yang menyejukkan jiwa.
"Seulgi a bagaimana jika kita duduk di bangku itu?"
"Eoh Ne."
Aku pun mulai meletakkan barang-barang yang aku beli bersama Jimin. Dan segera meyandarkan diriku pada kursi itu. Jimin juga ikut duduk disampingku.
"Seulgi a kau harus datang ke konserku besok, aku sudah pesankan kursi khusus untukmu."
"Gomawo."
"Ah aku juga punya kejutan untukmu."
"Apa?"
"Jjang.."
Sebuah kalung permata dengan manik yang kecil indah tepat di depan mataku.
"Seulgi a.. Saengil chukkae."
"Kk..k...au ingat?"
"Tentu, mana bisa aku melupakan hari ulang tahun kekasihku."
Jimin mulai berjalan kearahku. Dan memakaikan kalung itu kepadaku. Kalung itu sangat indah dan sepertinya ada sebuah makna dibalik kalung itu.
"Jimin a, ini simbol apa?"
"Kalung itu mempunyai arti, yaitu kepercayaan. Aku ingin kita selalu percaya. Hanya kita berdua."
Deg..
"Jimin a bagaimana jika kita berfoto huh?"
"Foto?"
"Iya, aku ingin mengabadikan kencan kita hari ini. Tidak apa-apa kan?"
"Tentu saja boleh."
"Uh oke."
Hana..
Dul...
Sett..
Ckrek..
"Jimin a."
"Uh wae?"
"Aniya, amugotto."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [END]
أدب الهواةYang paling menakutkan dari sebuah rahasia adalah ketia ia terungkap. -ksg-