Ada Bunda

28.3K 1.1K 26
                                        

Sudah seminggu berlalu, dan Ridho masih saja bersikap dingin terhadap Dian.

Dan siang ini, Dian hendak pergi ke kantor Ridho untuk mengantarkan makan siang.

"Sayang, kita anterin ayah makan siang dulu ya, kasian ayah..." ucap Dian seraya mengusap perutnya yang mulai sedikit menonjol.

Kali ini, ia lebih memilih menggunakan sopir yang memang sudah dari dulu disiapkan oleh Ridho.

Dian pun turun dan menemui supirnya yang sedang duduk di teras. Pak Parman yang sedang duduk pun berdiri saat melihat Dian dan berkata, "eh, nyonya, mau kemana?!"

"Ke kantornya Ridho pak,.." ucap Dian.

Dan mereka pun menaiki mobil menuju ke kantor Ridho.

Tak lama, mereka pun sudah sampai di depan kantor Ridho.

"Bapak tunggu disini aja ya, aku cuma bentar kok" ucap dian dan pak parman pun mengangguk.

Dian pun berjalan masuk, dan pergi ke lantai teratas, lantai dimana tempat CEO berada.

...

Saat sudah ada di lantai tsb, Dian pun berjalan menuju ruangan Ridho. Namun, baru ia ingin masuk, Sekertarisnya yang waktu itu sudah mencegatnya dan berkata dengan gaya centilnya, "lo jalang yang waktu itu ya?! Mau ngapain?! Mau ngerayu bos gue?!"

Dian yang mengingat bahwa ia sedang hamil pun menghembuskan nafasnya dan berkata dengan tajam dan menusuk, "gue.bukan.jalang! Dan kalau lo masih mau idup, jangan ganggu gue" ucap Dian dan menunjuk muka sekertaris itu dan masuk ke ruangan Ridho.

Disana, terlihat Ridho yang sedang konsen menatap laptopnya.

"Sudah kubilang kan Tara, kau harus mengetuk sebe--" ucapan Ridho terhenti saat ia melihat orang di depannya bukan Tara tapi Dian.

Jadi namanya Tara?! -batin Dian

"Do, please kali ini dengerin gue"ucap Dian dan duduk di bangku depan meja Ridho.

Namun, tak ada balasan dari Ridho, ia hanya duduk diam.

"Oke, kalau lo gak mau dengerin gue, paling nggak lo makan apa yang udah gue siapin untuk lo" ucap Dian dan menyodorkan rantang berisi nasi goreng ke arah Ridho.

Ridho yang mendengarnya pun mendengus seolah tidak minat. Padahal, tanpa Dian ketahui, Ridho sangat ingin memakan makanan itu.

"Ck! Gue sibuk!" ucap Ridho dan menggeserkan rantang tsb dari hadapannya.

Dian yang melihatnya pun tersenyum dan berkata, "lo makan ya, kalau lo gak mau liat gue gapapa, yang penting lo makan... Nanti sakit, gue pulang..." ucap Dian dan berjalan keluar.

Saat keluar, Dian sudah dilirik sinis oleh sekertarisnya. Tapi Dian tak menghiraukannya.

"Tenang ya sayang, ayah cuma malu makan di depan bunda" gumam Dian.

Ia pun keluar dan disana sudah ada Pak Parman yang menunggu. Dian pun masuk dan meminta Pak Parman untuk membawanya pulang.

Namun, tanpa Dian ketahui, Ridho memakan makanan yang telah ia buat setelah ia pergi.

Dian pun sampai di rumah dengan cepat karena jalanan yang tidak dalam keadaan macet.

Dian berniat membersihkan kamar, namun baru saja memasuki kamarnya..

Huekkk...
Huekkk...

Dian memuntahkan seluruh isi perutnya. Tapi, hanya air yang keluar.

Saat ia sedang berusaha bertahan dari pusing kepalanya, ia mendengar suara sahabatnya yang berteriak.

"DIAN!!"

When You Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang