Akan Jadi Keluarga Bahagia

24.9K 897 24
                                    

Gak! Gak mungkin!
Ini bukan kenyataan!
Gak!!!!!

Dian terus menggelengkan kepalanya sampai air matanya terus mengalir. Sampai saat suatu suara

"Didi, bangun! Hei!!" ucap Ridho seraya mengguncang tubuh Dian dengan hati hati.

Dian pun langsung bangun dan bangkit dengan posisi duduk serta keringet yg bercucuran.

"Kamu kenapa?!" tanya Ridho

"Dodo" gumam Dian dan langsung memeluk Ridho erat.

"Dodo aku takut" gumam Dian

Ridho pun menenangkan Dian dengan cara mengusapkan tangannya di punggung dian.

"Pstt, kamu takut apa,hm?!" tanya Ridho

"Aku hiks, aku takut kamu pergi" ucap Dian.

"Aku disini, gak akan kemana mana" ucap Ridho

"Aku hiks mimpi kamu hiks a-- amnesia" ucap Dian

Ridho yang mendengarnya pun tersenyum jahil dan berkata, "emang kalau aku amnesia kenapa?!" tanyanya dengan alis yang dinaik turunkan.

Dian yang mendengarnya pun berkata, "ih! Gimana sama baby kita dong?!"

"Mmm, sama pak parman kan bisa" ucap Ridho.

Masih ingat pak parman?! Supir mereka

"Ih! Yaudah aku sama pak parman aja nanti!" ucap Dian dan menghadap ke tempat lain

"Yakin?!" tanya Ridho dan memeluk Dian dari belakang.

Dian pun memutar tubuhnya menghadap belakang dan berkata, "trus, kenapa kamu pulang?!"

"Aku tadinya mau ngambil berkas, eh liat kamu tidur disini, trus pas aku deketin kamunya malah geleng geleng sambil nangis"

Dian yang mendengarnya pun kembali memeluk Ridho erat, "ya ampunn, aku gak kebayang kalau memang itu kenyataan"

"Itu gak akan terjadi" ucap Ridho

"Tapi masih takut" rengek Dian.

"Yaudah, yuk, kamu istirahat dulu di kamar" ucap Ridho dan mengajak Dian untuk tidur di kamar.

Setelah sampai, Dian pun berbaring dengan Ridho di pinggir tempat tidur seraya mengusap usap kepala Dian dengan tangannya.

"Kamu gak balik lagi ke kantor?!" tanya Dian

"Gakdeh, mau nemenin kamu aja" ucap Ridho

"Trus kalau ada rapat gimana?!" tanya Dian

"Orang kaya mah bebas" ucap Ridho menyombongkan diri.

"Cih, sombong"

"Udah ah, kamu istirahat cepet, aku mau ganti baju, gerah"

....

"Hoammm!!"Dian yang baru bangun pun menguap.

Dian pun melihat ke sampingnya, dan disana tidak ada Ridho.

Dia pun melihat jam di nakas, dan jam sudah menunjukan pukul 15.30.

"Lama amat bunda tidurnya nak" gumam Dian.

Dian pun keluar kamar untuk mencari Ridho. Seluruh ruang di lantai atas sudah ia cari dan Ridho tak ada.

Ia mulai panik saat hidungnya menghirup wangi sayur sop yang baru matang.

"Ayah tau aja, kalau kita lagi pengen sayur sop" gumam Dian dan segera menuruni tangga untuk menuju dapur.

Saat sudah sampai di dapur, ia melihat Ridho yang sibuk dengan senjatanya.

Dian pun memeluk Ridho dari belakang walau susah karena perut buncitnya mengahalangi.

"Dodo masak apa?!"

"Didi, mundur yah.. Jangan deket deket" ucap Ridho

Dian yang mendengarnya pun melepaskan pelukannya dgn wajah cemberut.

"Kenapa?! Dodo gak mau la--"

"Nanti kamu kena minyak panas sayang, aku mau goreng nugget" ucap Ridho dan mencium bibir Dian sekilas membuat Dian bungkam.

"Tunggu di meja makan aja ya, bentar lagi selesai kok" ucap Ridho dan Dian pun berjalan ke arah meja makan.

"Jeng jeng jeng, sopnya siap!!" ucap Ridho

"Mari makan!!" ucap Dian seraya mengacungkan sendok dan garpu ke udara.

"Kamu gak makan?!" tanya Dian karena sedari tadi Ridho hanya melihatnya sambil topang dagu.

"Ngeliat kamu makan aku udah kenyang kok" ucap Ridho dan mengedipkan matanya. Dan itu sukses membuat Dian tersedak

Uhukk

Ridho yang mendengarnya pun segera mengambil air untuk diminum oleh Dian.

"Segitu terseponanya kamu sama aku, sampe makan aja gak konsen" ucap Ridho dengan bangga.

"Terserah deh serah!!" ucap Dian, namun ia masih melanjutkan makannya.

....

Saat ini, mereka sedang berada di balkon rumah, mereka sedang merasakan sejuknya angin sore.

Namun, Dian terus saja memikirkan bunga tidurnya itu.
"Dodo, gimana kalo yang ada di mimpi aku itu bener?!" tanya Dian.

"Gak akan Didi, mau berapa kali lagi aku bilang" ucap Ridho dan menuntun kepala Dian untuk bersender di bahunya.

"Ya tap--" ucapan Dian terpotong oleh

"Kira kira anak kita cewek atau cowok ya?!" tanya Ridho berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kamu pengennya apa?!" tanya Dian

"Aku apa aja yg dikasih" ucap Ridho.

"Tapi dodo, aku feelingnya sih cewek, liat aja aku jadi suka beres beres" ucap Dian

"Yaudah, kalau cewek, kita kan bisa buat lagi, kali aja cowok" ucap Ridho.

Dian yang mendengarnya pun bangkit dari sandaran bahu Ridho dan berkata dengan melotot, "ck! Dilarang mesum saat ada baby!" ucap Dian

"Terus aku mesumnya kapan?! Baby kan ada di perut kamu terus" ucap Ridho

"Sama pak parman aja" ucap Dian membalas ucapan ridho tadi.

"Idih najis, kamu mau punya suami melenceng?!" tanya Ridho.

"Gak bakalan kok, nih buktinya" ucap dian seraya menunjuk perutnya.

"Sini, senderan lagi" ucap Ridho dan Dian pun kembali menyenderkan kepalanya pada bahu Ridho.

"Do, kamu pernah ngerasa bersyukur gak sih?! Maksudku, saat kita pertama kali di club itu lho?! Atau saat kita dijodohin"

"Kalau dulu aku gak bersyukur ketemu kamu. Jangankan bersyukur, nama kamu aja aku suka lupa dulu" ucap Ridho dan ketawa sendiri saat dia lupa nama Dian.

"Aku juga dulu benci sama kamu" ucap Dian

"Masa cewe kobam, kamu perko--"

"Psst, ada baby, nanti mereka denger, ini situs dewasa" ucap Ridho dan membekap mulut Dian.

Dian yang mendengarnya pun mengangguk dan berkata, "iya deh, tapi aku sekarang bersyukur lho... Karena insiden kita jadi bisa kayak gini"

"Dan ya... Aku juga bersyukur kalau awalnya kamu gak percaya ini anak kamu" ucap Dian

"Kenapa?!" tanya Ridho heran.

"Karena kamu gak percaya, aku pergi dari rumah, dan saat kamu nemuin aku, kamu nyatain perasaan kamu, dan sekarang kita jadi tau apa isi hati kita" ucap Dian

"Coba kalau dulu kamu langsung percaya, emang kamu bakalan ngungkapin perasaan kamu?!"

"Mmm, ntahlah. Tapi yang jelas, aku, kamu, dan baby kita.." ucap ridho seraya memegang perut dian

"Akan jadi keluarga bahagia" lanjutnya.

WYLM

Jangan lupa tinggalkan jejak semuaa ❤


When You Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang