Waktu pun sudah menjunjukan siang hari ,tetapi bel pun belum berbunyi.Darin dan Sarah menunggu bel tersebut untuk pergi ke kantin ,akhirnya bel pun berbunyi juga .Segera tanpa berkata apa apa Darin dan Sarah pun langsung keluar dari kelas menuju ke kantin karena perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi.
Namun kali ini berbeda, baru sampai pintu kantin Sarah pun langsung meninggalkan Darin karena ada rapat Osis mendadak,mau tidak mau Darin harus membeli makanan sendiri.
Disaat Darin sedang membeli makanan tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya ,Darin pun langsung menoleh ke belakang ternyata yang memanggilnya adalah Dikta.
"Hai..." ucap Dikta .
"Eh..lo dik,lo mau beli makan juga ?" ucap Darin.
"Ya.. soalnya perut gue ngaa bisa diem" ucap Dikta sambil tersenyum manis.
Ketika Darin ingin membayar makanan tersebut ternyata uangnya kurang .Darin pun tidak tau apa apa lagi ia pun tau bahwa itu uang yang ia tabung kemudian ia membatalkan makanan tersebut,Namun tiba tiba Dikta pun mengeluarkan uang dari sakunya dan membayar makanannya Darin.
"Ini bu..sekalian sama makanannya Darin" ucap Dikta sambil memberikan uang ke ibu kantin .
"Dikta!! Nga usak Dik .. gue ngaa makan juga ngaa apa apa kok" ucap Darin.
Wajah Darin pun mulai memucat karena ia belum makan dari tadi pagi kemudian kepalanya pun mulai pusing,dan tanpa disengaja ia pingsan diatas pundak Dikta.
Kemudian Darin pun dibawa oleh Dikta ke ruang uks.Saat diuks Dikta pun membaringkan tubuh Darin diatas ranjang uks, Dikta pun terus memandangi Darin yang masih belum sadar.
Dikta berpikir bahwa Darin memang perempuan yang jarang ditemuinya perempuan yang ia temui sangat berbeda dengan Darin .
Tiba tiba Darin pun tersadar dari pingsannya,dan Dikta pun membuyarkan pandangannya sendiri agar Darin tidak tau bahwa ia memandanginya.
"Dikta...gue dimana?" ucap Darin.
"lo..diuks rin." ucap Dikta.
Darin pun tau bahwa ia pingsan tadi, Dikta pun memberikan teh untuk Darin."Minun dulu nih rin" ucap Dikta.
"Ia makasih" ucap Darin sambil menerima teh tersebut .
Setelah Darin meminumnya,ia pun mengembalikan teh tersebut kepada Dikta.
"Ta.. lo ngaa balik ke kelas?" ucap Darin.
"Kalo gue balik ke kelas lo sama siapa?" ucap Dikta.
"Gue sendiri juga ngaa apa apa.." ucap Darin sambil menaikan alisnya.
"Entar aja ah..gue nemenin lo dulu disini" ucap Dikta.
"Emang lo mau ketinggalan pelajaran apa? Kan jam ini masuk pelajaran mtk iho.." ucap Darin .
"lebih baik gue ketinggalan pelajaran dari pada ninggalin lo disini sendiri" ucap Dikta.
Mata Darin pun melebar mendengar ucapan Dikta tersebut,lalu ia mencari alasan agar Dikta mau kembali ke kelas.
"Ta.. gue udah sehat ,balik ke kelas bareng yuk" ucap Darin .
"Bener..lo udah sehat?" ucap Dikta.
"Iya beneran..." ucap Darin .
"Yaudah ayok.." ucap Dikta.
Kemudian mereka berdua pun keluar dari uks dan kembali ke kelas.Saat sampai dikelas Sarah pun langsung menghampiri Darin .
"Rin ..lo kenapa?" ucap Sarah.
"no problem kok Sar" ucap Darin.
"boong ..muka lo pucet gitu ,ihh lo kenapa Rin jujur sama gue?" ucap Sarah.
"Dia pingsan Sar dari tadi pagi dia kan belum makan" ucap Dikta.
"Ya ampun.. kan gue bilang apa lo tu ngaa kuat kalo misalkan ngaa makan" ucap Sarah.
Darin pun langsung duduk ditempat duduknya.
"Udah lo istirahat aja diuks Rin" ucap Sarah.
" Ngaa mau..!!" ucap Darin .
"Ihh.. nanti gue deh yang izin sama bu guru" ucap Sarah.
"Ngaaa mau..!!" ucap Darin.
"Udah lah sar.. kalo dia ngaa mau ngaa usah " ucap Dikta.
"Yaudah..deh" ucap Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Above Vacillation
Teen FictionApa salah, jika cinta membutakan tiap-tiap hati seseorang? Itu yang dirasakan Sarah, ia dibutakan oleh cinta seorang laki-laki yang mencintai orang lain. Apa salah jika membantu teman yang sedang jatuh cinta? Itu yang dirasakan seorang Darin, ia mem...