Hari ini,hari yang sangat sial buat Darin ia terlambat akibat membantu keluarganya membereskan rumah sehabis pesta ulang tahun Dean.
"Sial... kenapa pake telat sih gue!!" Ucap Darin yang geram sendiri.
°
°
°
Sampai didepan sekolahnya gerbang hampir sudah ditutup namun Darin berhasil masuk kedalam sekolahnya,ia pun berlari kearah kelasnya Darin memang tidak biasa terlambat namun ini yang kedua kalinya ia terlambat saat ia kelas 2 Smp."Darin!!.." Sarah mengejutkan Darin.
Darin pun langsung melihat ke arah kamar mandi tempat Sarah memanggilnya.
"Eh..Sar lo ngapain disitu bukannya masuk juga kan jam pertama pelajarannya bu Rena!" Ucap Darin.
"Yaelah bu Rena ini! santai aja kali" ucap Sarah sambil menaikan alisnya .
"Gila lo! Lo bisanya santai-santai lah gua udah panik gini juga, udah ah! gua kelas duluan ya" ucap Darin yang melambaikan tangan kepada Sarah.
Sarah pun hanya bisa melihat punggung Darin yang berlari disekitat koridor menuju kearah kelas.
Sampai dikelas Darin pun langsung duduk di bangku tempat ia duduk,Tiba-tiba bu Rena masuk bersama Sarah.
"Ngapa? pasti ditegorkan sama bu Rena?" ucap Darin.
"Hehehe.." ucap Sarah dengan senyum geli dari wajahnya.
"Makannya gua bilang apa lo jangan macem macem sama bu Rena kena imbasnya kan lo!" ucap Darin.
"Iya..Deh" ucap sarah.
Bu Rena pun baru mau memulai pelajaran tiba tiba Dikta datang dengan keadaan yang sangat berantakan.
"Maaf bu... saya terlambat" ucap Dikta.
"Bisa-bisanya kamu telat berdiri kamu didepan kelas sampai pelajaran ibu selesai!" Ucap bu Rena dengan bertolak pinggang.
Tanpa ada satu kata yang terucap dari mulut Dikta,Dikta pun langsung pergi kedepan kelas sampai pelajaran bu Rena selesai.
"Ya baik... sekarang kumpulin pr kalian yang lusa sudah ibu kasih" ucap bu Rena.
"Hah!.. pr apaan?emang ada pr,sar?" Tanya Darin pada Sarah.
"Ada yang kemaren lusa bu Rena ngasihnya" ucap Sarah.
"Mati gue... gue belom ngerjain! Aduhh! Gimana nih? tolongin gue donk Sar" ucap Darin yang menahan tangan Sarah agar tidak mengumpulkan tugas.
"Kalo sama guru lain gue berani Rin..tapi kalo sama bu Rena gua takut" bisik Sarah, Sarah langsung melepaskan gengaman Darin.
"Sarah!! Mana tugas kamu?" ucap bu Rena dari mejanya didepan.
"Iya bu ini..." ucap Sarah.
Hati Darin pun tidak beraturan,ia yakin pasti ia akan dikeluarkan dari kelas dan tidak boleh mengikuti pelajaran bu Rena.
"Darin! Tugas kamu mana?" ucap bu Rena.
"Hmmm... belom ngerjain bu." Ucap Darin dengan nada pelan dan halus.
"Kamu nih ya... udah telat ngak ngerjain pr lagi! Keluar!" Ucap bu Rena.
Tanpa berkata lagi Darin pun langsung keluar dari kelas.
Didepan kelas ternyata sudah ada Dikta yang sedang bersandar di tembok selasar.
"Lo keluar juga?" ucap Dikta melirik Darin.
"Hmmm.." ucap Darin.
"Kantin aja yuk?mau ngak?" ucap Dikta.
"Ngak ah nanti malah kena hukuman tambahan!" ucap Darin.
"Udah ngak usah dipikirin lagian banyak kok kakak kelas yang masih jam pelajaran keluar,kan antimenstrim banget" ucap Dikta.
Darin pun hanya terdiam,awalnya mendengar ajakan Dikta memang membuat Darin takut namun setelah dipikir pikir akhirnya ia menerima tawaran Dikta.
"Hmm..yaudah deh kantin aja yuk!" ucap Darin.
Tanpa berkata Dikta langsung memengang tangan Darin dan menuju kantin,sampai dikantin Darin dan Dikta pun langsung duduk dipojok kantin.
"Kok lo bisa berubah pikiran gitu?" ucap Dikta yang duduk didepan Darin.
"Hmmm.... ya gua pengen ke kantin aja tiba-tiba" ucap Darin.
"Rin... gue mau ngomong sesuatu sama lo?" ucap Dikta yang menatap mata Darin.
"Ngomong apa? ngomong aja" ucap Darin.
Ngak mungkin gue ngomong sekarang,belum tepat
Bisik dalam hati Dikta ."Ngomong apa sih lo?" ucap Darin mengerutkan dahinya.
"Hmm... ngak jadi deh" ucap Dikta
-----
Lebih baik menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan cinta daripada terburu buru menyatakan cinta namun akhirnya tidak bahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Above Vacillation
Teen FictionApa salah, jika cinta membutakan tiap-tiap hati seseorang? Itu yang dirasakan Sarah, ia dibutakan oleh cinta seorang laki-laki yang mencintai orang lain. Apa salah jika membantu teman yang sedang jatuh cinta? Itu yang dirasakan seorang Darin, ia mem...