"Sini duduk...rick" ucap mama dengan bahagia dan menarik kursi di samping kanan Dikta.
"Gue Dikta...." ucap Dikta sambil menawarkan jabatan tangan.
"Owh...lo temennya Darin.. ye gue Erick temen deketnya Darin" ucap Erick dengan sombongnya itu dan tanpa menerima jabatan dari Dikta.
Mulut Darin membisu seakan akan Darin tidak bisa berkata apa apa lagi yang ia lakukan hanya terdiam melihat ketidak sukaannya terhadap sifat Erick yang sombong itu.
Waktu terus berlalu,setelah makan malam mereka berbincang bincang diruang tamu,sedangkan Darin hanya terdiam di teras atas rumahnya memandangi bintang bintang.
"Dorrr..." ucap Dikta mengejutkan Darin dari belakang.
"Eh..Lo Dik" ucap Darin sambil memberikan setengah senyumannya.
"Lo ngapain?..." ucap Dikta sambil duduk disamping Darin.
"Hmmmm....liat liat bintang aja, hehehe" ucap Darin.
"Gue tau lo pasti ngaa suka kan kalo gue dateng kesini sebenernya..gue minta maaf ya bukan maksud gue main nyelonong ikut ikutan untuk ngerayain pesta ulang tahun dean,kalo gitu gue bisa pulang kok maaf ya kalo gue udah ngerecokin rencana lo" ucap Dikta.
"Lo ngomong apa sih Dik... jangan ngaur deh, bukan itu maksud gue,maksud gue..gue seneng kalo lo dateng kesini." ucap Darin.
"Hehehe...gue salah ya.terusss lo ngapain disini?" ucap Dikta.
"Gue cuma ngaa enak sama lo gara gara Erick dateng jadi..." ucap Darin.
"Shuttt...biarin aja lagian gue malah seneng kok kan jadi rame, dan mama lo kan juga kangen sama Erick jadi ngaa salah kan kalo dia dateng" potong Dikta memberikan senyuman kepada Darin.
Mereka berdua pun saling memandang, hati Darin yang tadinya risuh menjadi baik kembali.
Darin pun menatap mata Dikta semata mata mereka seperti orang berpacaran.Pandangan mereka pun buyar akibat telfon Darin berbunyi.
"Mama... haloo" ucap Darin.
"Darin kamu dimana,Erick mau pulang cepet kamu kesini!" Ucap mama.
"Iya Darin kesana..." ucap Darin.
Darin pun menutup telfonnya.
"Dik...kebawah yuk mama gue nolfon nih" ucap Darin.
Dikta pun mengangguk dan mereka pun turun ke bawah.
Saat dibawah Darin pun hanya menatap Erick dan tidak berkata apapun kepadanya.
"Rin...gue pulang dulu ya.." ucap Erick sambil memeluk Darin.
Pupil mata Dikta pun melebar dan hati Dikta pun merasa teriris pisau tapi apadaya yang ia bisa perbuat ia hanya bisa memandangi saja.
Darin pun langsung melepaskan pelukan Erick dan Erick pun langsung menuju ke mobil ,setelah Erick sudah jalan pulang Dikta pun juga pulang.
"Tante saya pulang ya..." ucap Dikta berpamintan dengan mama Darin.
"Iya ...hati hati yaa" ucap mama.
Dikta pun keluar dari dalam rumah Darin bersama Darin menuju mobil."Rin..gue pulang ya" ucap Dikta karena ia ingin membalaskan cemburunya kepada Erick ia pun memeluk Darin.
Mata Darin pun melebar dan jantung Darin pun berdebar debar,Dikta pun melepaskan pelukannya tersebut dan pergi meninggalkan Darin.
Darin pun masuk kedalam rumah tersenyum senyum sendiri akibat tingkah Dikta tadi yang membuatnya nge-fly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Above Vacillation
Fiksi RemajaApa salah, jika cinta membutakan tiap-tiap hati seseorang? Itu yang dirasakan Sarah, ia dibutakan oleh cinta seorang laki-laki yang mencintai orang lain. Apa salah jika membantu teman yang sedang jatuh cinta? Itu yang dirasakan seorang Darin, ia mem...