Prolog

36.1K 1.9K 7
                                    

Gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelap ... gelap ....

Dadaku terasa begitu sesak, tapi aku tak bisa menghentikan kakiku untuk berhenti melangkah. Aku terus berlari tanpa tau arah. Hatiku terasa seperti diremas dan air mataku tak mampu lagi kutahan. Beberapa saat yang lalu kehidupanku masih baik-baik saja. Lalu sekarang sudah hancur berantakan. Semuanya terjadi begitu cepat, hingga aku sadar bahwa aku sudah tidak memiliki apapun yang tersisa. Semuanya sudah terenggut dariku malam ini. Orang tuaku, kakakku, bahkan seluruh anggota packku sudah gugur. Meninggalkanku seorang diri dalam kekejaman dunia ini.

Tubuhku meringkuk di balik semak-semak. Pandanganku kosong dan aku tidak tau di wilayah mana aku sekarang. Aku sudah tidak peduli jika ada Rogue yang menemukanku dan membunuhku, sama seperti mereka membunuh seluruh anggota packku.

Air mataku rasanya sudah sangat kering dan aku terlalu lelah untuk menangis. Kupikir mungkin akan lebih baik jika aku mati saja malam itu. Tapi, mungkin akan ada satu orang yang akan terluka jika itu benar-benar terjadi.

Setiap kaum kami memiliki pasangan abadinya masing-masing. Moongoddes sendirilah yang sudah menciptakan kami berpasang-pasang dan aku tak mau pasanganku akan hidup menderita karena kematian bodohku yang sia-sia. Tapi saat ini aku sudah terlalu hancur untuk bisa menatap ke depan, dan aku sudah kehilangan pegangan hidupku.

Langit tampak sudah kelabu dan matahari tak terlihat di mataku. Hujan ingin turun dan petang akan berganti malam. Kupeluk lututku semakin erat seiring angin yang berubah semakin kencang dan semakin terasa dingin menusuk kulit pucatku.

"Ayah ... Ibu ..." panggilku lirih berharap mereka akan datang dan membawaku pulang. Namun itu hanya sebuah harapan bisu yang terlalu indah untuk jadi kenyataan. Mereka tidak akan datang. Aku hanya akan berakhir di sini sendirian.

"Tolong .... Aku tak mau sendirian .... Jangan tinggalkan aku ...." ucapku lirih dan air mataku kembali beruraian. Aku pasti terlihat sangat menyedihkan sekarang. Seorang gadis 15 tahun yang meringkuk diantara semak sambil  menangis dan memanggil kedua orang tuanya.
Namun tiba-tiba kulihat sebuah tangan yang terulur. Tangan yang sangat bersih terawat, dengan kukunya yang sangat lentik dan indah. Kudongakkan kepalaku dan mendapati senyuman seorang wanita yang sangat cantik dan cukup manis.

"Tenanglah, kau tidak akan sendirian lagi setelah ini. Ikutlah bersamaku dan kita bisa tinggal bersama di sana. Aku juga memiiki anak perempuan yang seumuranmu. Dia pasti akan senang setelah bertemu denganmu," ucap wanita itu dengan lembut dan tanpa ragu kugapai tangannya dan menggenggamnya.

Wanita itu membawaku pergi ke sebuah tempat yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Tempat terpencil yang berada di tengah-tengah hutan. Sebuah rumah bercat putih bersih yang cukup besar berdiri sendiri tanpa ada bangunan lain di sekelilingnya. Dengan keraguan aku melangkah kan kakiku masuk ke dalam rumah itu, mengikuti langkah wanita itu di belakangnya. Dan saat pintu di ruang tengah terbuka, aku langsung menemukan seorang wanita berambut pirang yang menatapku dengan tatapan yang tajam. Bibirnya kemudian menunjukkan seringaian yang entah bagaimana membuatku mampu bergidik ngeri.

Disinilah tempatku memulai kehidupan baruku. Oh Moongoddes, apakah aku akan baik-baik saja di sini?

***

MATE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang