Part 2

27.6K 1.7K 20
                                    

Kenangan masa laluku tiba-tiba memenuhi pikiranku. Seperti sebuah kaset yang diputar ulang. Aku melihat kembali saat malam terakhir dimana aku melihat ibuku. Dia menyuruhku berlari dengan cepat dan tanpa berpikir apapun aku berlari sekuat tenaga. Aku segera menoleh ke arahnya saat kudengar suara teriakan ibuku yang menjerit kesakitan. Dan saat itu juga kulihat jantung ibuku di tangan rogue itu. Mereka menariknya keluar dengan paksa dan menghancurkannya. Malam itu malam yang paling mengerikan dalam hidupku. Kenapa ingatan ini kembali berputar di otakku?

Aku menangis dan berteriak memanggil ibuku. Namun tiba-tiba wajah Kelly dan putrinya muncul di hadapanku. Mereka menyeringai jahat sambil membawa cambuk yang biasa mereka gunakan untuk menyiksaku. Rasa sakit langsung menyebar ke seluruh tubuhku dan aku bisa dengar suara cambukan itu dengan keras. Aku duduk dengan pasrah, masih dengan air mata yang berlinang. Pandanganku sempat memburam dan tiba tiba aku merasakan tangan besar mendekap tubuhku. Suara serak milik Jack terdengar dibalik tubuhku. Membuat tubuhku bergetar saat bibirnya yang terasa basah menciumi leherku. Laki-laki itu membisikkan sesuatu di telingaku, "Kau milikku hari ini". Dan tubuhku langsung tersentak.

Aku terbangun dengan keringat dingin mengalir dari seluruh pori-pori tubuhku. Dan aku langsung mendapati aroma yang memenuhi indra penciumanku. Baunya seperti bau rerumputan dan bunga lavender yang sangat harum. Begitu memabukkan, membuatku tak tak pernah merasa cukup menghirup aromanya. Berusaha membuka mata, aku merasa sedikit panik saat aku tak berhasil melakukannya. Seperti ada sesuatu yang sengaja dipasang seseorang untuk menutup mataku.

Masih dalam kondisi berbaring, aku berusaha untuk tetap tenang. Aku bisa rasakan alas tidurku yang terasa empuk dan hangat, berbeda dengan lantai dingin tempatku biasa berbaring. Aku kembali ke ingatan terakhirku, saat aku melompat ke jurang. Kupikir aku akan mati, tapi nyatanya sekarang aku masih diberi kesempatan untuk bernapas. Lalu mataku, kupikir aku sudah kehilangan penglihatanku saat terjatuh dalam jurang. Merasakan tak ada sedikit pun ancaman, perlahan kugerakkan jari jemariku. Kemudian kudengar suara serak dari seseorang yang ada di sebelahku.

"Kau sudah sadar?" Suara bariton itu terdengar cemas sekaligus lega. Seolah mengenal suaranya, serigala dalam kepalaku segera berteriak. Memanggil pria asing itu untuk pertama kalinya.

"Mate!" teriak Lucy keras di kepalaku. Membuatku segera menyadari dan mengenali pria asing itu hanya dari aromanya. Tiba-tiba ingatanku tentang mimpi yang baru saja aku lihat terputar kembali di otakku. Membuat dadaku terasa begitu sesak dan napasku tercekat. Dengan cepat aku bangkit, mengerang pelan merasakan kepalaku yang berdenyut.

"Tenanglah! Atur nafasmu pelan-pelan!" seru pria itu terdengar panik. Dia berusaha memelukku dengan hati-hati untuk menenangkanku. Namun, itu sama sekali tak membantu. Pelukannya justru mengingatkanku pada Jack yang berusaha melecehkanku. Aku berusaha meronta, melepaskan diri dari pelukannya. Tanganku mulai bergerak, memukul-mukul dadaku dengan keras. Berharap dengan begitu udara mau mengisi rongga dalam dadaku.

"Hei, jangan sakiti dirimu seperti ini!" serunya kembali berusaha memegang tanganku untuk menghentikan aksiku. Bisa kurasakan percikan-percikan aneh saat kulit kami bersentuhan secara langsung. Namun itu tak membantuku mengurangi rasa sesak di dadaku.

"Ada apa Dave?" Suara seorang wanita terdengar diikuti suara langkah kaki yang mendekat ke arah kami.

"Dia menjadi seperti ini setelah dia bangun" jawab suara bariton itu, masih berusaha memelukku. Aku masih berusaha meronta, rasa sesak dalam dadaku sama sekali belum berkurang. Aku mulai terdiam dan merasa sedikit tenang saat ada tangan lain yang mengusap kepalaku perlahan. Usapan yang sangat lembut dan penuh kasih sayang. Merasakannya membuatku lebih tenang. Secara perlahan udara mulai masuk ke rongga dadaku. Tangannya yang terasa hangat dan nyaman membuat kesadaranku kian menghilang. Akhirnya tubuhku mulai melemas dan aku kembali terlelap. Namun, kini dengan mimpi yang indah.

MATE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang