Part 7

21.8K 1.5K 9
                                    

Aku keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Kejadian yang baru saja terjadi tentu saja belum bisa lepas dari pikiranku. Aku tidak tau harus bersikap bagaimana lagi saat nanti bertatap muka dengan Dave.

"Adik ipar! ... umm ... tidak tapi ... Luna!" panggil Alena yang entah sejak kapan berada di kamarku. Aku sedikit mengerutkan keningku menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Alena memang sangat cantik. Bahkan aku mengakui hal itu saat pertama kali melihatnya. Namun kali ini penampilannya sangat berbeda.  Gadis itu terlihat sangat anggun dan lebih cantik dengan polesan make up tipis dan gaun warna hijau yang jatuh menjuntai sampai menutup mata kakinya.

"Aku membawakan gaun yang akan kau gunakan nanti, dan aku juga akan mendandanimu. Aku yakin mereka semua pasti akan memandangmu dengan kagum nanti. Pokoknya serahkan semuanya padaku," ucap Alena langsung menarik tanganku dan memilihkan aku gaun yang sudah dibawanya. Mengabaikan aku yang kebingungan dengan semuanya.

"Sebenarnya ada acara apa kak?" tanyaku sukses membuat Alena menghentikan aktivitasnya.

"Apa Dave tidak memberi tahumu?" tanya Alena yang terlihat sedikit terkejut dan langsung aku jawab dengan gelengan. Aku bisa dengar Alena sempat menggerutu tidak jelas tentang Dave kemudian menghembuskan napas panjangnya.

"Hari ini adalah hari yang sangat penting untuk pack kami. Juga hari yang sangat spesial untukmu, Levi. Karena hari ini kau akan diperkenalkan secara resmi pada seluruh anggota pack sebagai Luna kami," jawab Alena dengan senyuman tulus yang tersungging di bibir manisnya. Aku yang mendengar jawabanya terpaku di tempatku dan seketika perasaan takut mulai menyergapku. Berpikir tentang apa yang akan mereka pikirkan tentangku? atau apakah mereka mau menerimaku? Atau mereka justru akan membenciku? Tidak, aku belum siap untuk semua ini!

"Levi, tenanglah! Ini hanya seperti makan malam biasa. Kau tak pelu khawatir, karena mereka semua pasti akan menyambutmu dengan senang hati. Jadi ... tenanglah, di sana juga ada Dave yang akan selalu menjagamu," ucap Alena berusaha menenangkanku. Tanpa sadar tanganku sudah bergetar hebat disertai dengan air mata yang entah sejak kapan mengaliri wajahku. Tak kusangka hanya dengan membayangkan apa yang akan terjadi bisa membuatku seperti ini.

Alena mulai membantuku memakaikan gaun di tubuhku. Kemudian, memoles wajahku dengan make up yang sudah disiapkannya. Aku berusaha menata hatiku sebaik mungkin, mempersiapkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.

"Selesai!" seru Alena tampak puas dengan hasil riasannya. Aku mulai bangkit berdiri dan melihat pantulan diriku di depan cermin. Mataku terpaku, sungguh aku tidak percaya jika gadis itu adalah aku. Aku memang tidak pernah bercermin lima tahun terakhir ini, jadi aku tidak begitu tahu perubahan apa saja yang terjadi pada wajahku. Tapi, kuakui gadis yang ada di depanku ini benar-benar sangat cantik. Kemampuan Alena dalam merias wajah dan juga menata rambutku memang tidak perlu di tanyakan lagi, dia benar-benar ahli dalam hal ini.

Aku mulai menuruni tangga ditemani oleh Alena. Aku merasa sangat gugup terlebih saat semua orang mulai mengarahkan pandangannya ke arahku. Alena menggenggam erat tanganku seolah tahu kegelisahanku. Aku mengedarkan pandanganku dan berusaha sebisa mungkin untuk tersenyum. Jantungku berdetak cepat dan rasa takutku ingin menyerangku kembali. Aku takut ... mereka semua menatap ke arahku ... apa mereka ingin menghukumku? atau mungkin akan membuangku? Kakiku terasa berat  untuk terus melangkah dan dadaku terasa sesak. Namun aku berusaha agar terlihat tenang karena aku tak ingin melakukan hal yang bodoh untuk kesekian kalinya.

Pandanganku mulai terhenti saat melihat pemilik mata abu-abu itu. Dave, dia berdiri dengan memakai setelan jas warna hitam dan rambutnya yang tersisir dengan rapi. Astaga, bahkan dia terlihat lebih tampan dari biasanya. Mata abu-abu miliknya menatapku dalam dan senyuman merekah di bibirnya.

MATE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang