Part 13

17.5K 1.1K 37
                                    

Aku berusaha mengatur napasku dan mengendalikan deru jantungku yang masih tidak beraturan. Aku sudah kembali dalam wujud manusiaku, begitu pula Alena. Bisa kucium banyak sekali aroma wolf ditempat ini, dengan itu aku yakin bahwa kami memang sudah sangat dekat dengan tempat tujuan kami.

"Aku yakin kita sudah sangat dekat," ucap Alena pelan dengan mimik wajah yang serius. Aku mengangguk menyetujui ucapan Alena. Kuedarkan pandanganku pada sekelilingku, memastikan tidak ada wolf lain yang menyadari keberadaan kami disini. Kami segera bergerak perlahan, berpindah dari pohon satu dan pohon lain. Berusaha bersembunyi dan tidak menarik perhatian wolf lain.

Kututup mataku perlahan dan berusaha memusatkan pikiranku pada aroma yang aku terima. Aku hanya perlu memfokuskan indra penciumanku untuk mencari aroma milik Dave di sini. Aku segera membuka mataku saat bau lavender yang memabukkan sudah terdeteksi penciumanku dan aku segera mengikuti aromanya. Aku yakin aroma ini akan menuntunku kepada Dave.

Langkahku terhenti saat merasakan tangan dingin Alena menarik lenganku. Tangannya begitu dingin menyentuh kulit tanganku hampir terasa seperti bongkahan es. Keyakinan yang ditunjukkan gadis itu sirna begitu saja dan sorot matanya berubah menjadi tatapan yang penuh keraguan. Aku menatapnya bingung, ada apa dengan perubahan sikapnya kali ini?

"... K ... kumohon ... jangan hancur," bisik Alena pelan dengan suara yang terdengar sangat sulit untuk diucapkan. Dari perkataannya, aku bisa menangkap perasaan takut pada nada suaranya.

"Kau takut?" tanyaku dengan hati hati dan gadis itu hanya mengangguk kecil. Aku menggenggam tangan Alena dan tersenyum pada gadis itu.

"Semuanya akan baik-baik saja." Entah keyakinan dari mana aku bisa mengatakan kata itu tanpa keraguan sedikit pun. Padahal pada kenyataannya aku sendiri juga tidak yakin dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Mendengar ucapanku, Alena hanya mengangguk dan bisa kulihat muncul sedikit keyakinan di mata gadis itu.

"Kurasa kita harus berpisah disini, aku akan pergi ke arah barat sekarang," ucap Alena berubah serius. Dia mulai kembali merubah wujudnya menjadi serigala setelah melihatku mengangguk kepadanya. Seperti rencana awal kami sebelum datang kemari, Alena akan pergi membantu menangani wilayah barat pack yang saat ini ditangani oleh Mark, Beta kami. Sedangkan aku sendiri di bagian selatan, tepat dimana Dave berada sekarang.

Aku berjalan dengan hati-hati, berusaha tidak menimbulkan suara yang bisa memancing para wolf lain disini. Kufokuskan penciumanku dan aku mulai mengikuti aroma Dave yang semakin tercium lebih jelas. Aku yakin posisiku saat ini sudah semakin dekat dengannya.

Mendadak dadaku terasa sesak dan langkahku langsung terhenti seketika saat melihat sosok yang kucari saat ini tengah tersungur dengan banyak luka di beberapa bagian tubuhnya. Dave menoleh ke arahku dan mata dark greynya langsung jatuh tepat pada manik mataku. Dia terlihat sangat terkejut dengan kehadiranku. Bibirnya terlihat bergerak perlahan, namun aku tak bisa mendengar apa yang ingin dia katakan padaku.

Aku masih terpaku di tempatku. Masih tak percaya dengan pemandangan yang ada di hadapanku saat ini. Hatiku terasa seperti dikoyak, perasaan yang sama seperti yang aku rasakan pada malam pembantaian itu. Bisa kudengar lolongan Lucy yang menyakitkan di kepalaku. Tanpa sadar air mataku sudah lolos dari mataku dan kesadaranku mulai terkumpul kembali saat melihat seorang pria kekar menghampiri tubuh Dave yang terlihat sudah hampir kehabisan tenaganya. Dave terlihat berusaha untuk bangun, namun sebelum dia bisa melakukannya, pria asing itu sudah menendang tubuh Dave keras dan membuatnya kembali tersungkur ke tanah.

Hatiku terasa seperti tersayat melihat bagaimana Dave yang saat ini tidak berdaya di tangan pria asing itu. Tanganku terkepal kuat dan bisa kurasakan amarah yang mulai menguasai diriku. Kuusap kasar wajahku, menghapus air mata yang sempat jatuh dari mataku. Aku sadar, ini bukan saatnya untuk melakukan hal bodoh dengan menangisi semuannya. Aku tidak bisa terus menjadi Levia yang lemah dan pengecut. Tidak, aku harus kuat! Saat ini aku tidak sendirian lagi, karena Lucy selalu ada mendukung setiap keputusanku

MATE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang