3 hari kemudian...
Tepat pada hari Rabu, Mingyu kembali masuk sekolah. Dia menjalani aktivitasnya seperti biasa dan normal seperti yang seharusnya. Tadinya dia tidak diperbolehkan masuk oleh Mamanya tapi Mingyu tetap memaksa untuk masuk sekolah. Alasannya sih dia sudah ketinggalan banyak pelajaran. Padahal bukan hanya itu alasannya.
Alasan utamanya, karena dia ingin bertemu dengan Tiffany. Seenggaknya hanya bisa lihat dari jauh saja, rasanya sudah tenang.
Mingyu memarkirkan motornya di halaman parkir khusus para siswa lalu dia berjalan sambil menyampirkan tasnya di bahu kanannya.
"Pagi, Gyu!" Sapa Amber dari belakang.
Refleks Mingyu menoleh ke sumber suara, "Eh elo! Pagi juga!" Balas Mingyu sambil nyengir.
"Gimana naik gunungnya? Seru?" Tanya Amber basa-basi.
Mingyu berdecak pelan, "Namanya juga pengen menikmati keindahan ciptaan Tuhan, ya pasti seru bangetlah," balas Mingyu sambil mendorong bahu Amber pelan.
Amber hanya berdeham.
"Mber," panggil Mingyu.
"Naon?"
"Temen lu mana?" Tanya Mingyu.
Amber berhenti berjalan. Matanya menatap ke arah Mingyu dengan tatapan tak percaya.
"LO NYARIIN DIA?!! SERIUSAN?!!" Seru Amber.
"I-iya. Emangnya kenapa?" Balas Mingyu sambil menggaruk-garuk tengkuk lehernya.
"GILA!!! INI KEJADIAN PALING LANGKA SEUMUR HIDUP GUE!!! AKHIRNYA LO NYARIIN TIFFANY JUGA!!!"
Amber berteriak keras di tengah lapangan dan hampir saja sujud syukur. Untung segera ditahan oleh Mingyu, biar nggak malu-maluin.
"Kenapa sih lu?! Kayanya kaget banget!" Cibur Mingyu sebal.
"Yaiyalah. Secara gitu, untuk pertama kalinya lo nyariin Tiffany secara langsung. Biasanya kan diem-diem," balas Amber santai dan kembali berjalan.
"Ya orangkan juga boleh berubah kali," lirih Mingyu.
Amber menepuk lengan Mingyu, "Noh orangnya. Samperin gih," titah Amber.
Mingyu mengikuti arah tunjuk Amber. Seketika matanya memicing, "Dia lagi ngomong sama siapa?" Tanya Mingyu.
"Sama Tzuyu. Adek kelas," jawab Amber.
Mingyu diam saja tapi akhirnya laki-laki tinggi itu berjalan menghampiri Tiffany. Jantungnya sudah berpacu lebih dari biasanya, rasanya seperti mau copot. Mingyu seperti ingin mati sekarang juga.
"Tiffany," panggilnya lirih dan bisa dibilang itu hanya sebuah desisan. Kecil bahkan nyaris tidak bersuara.
Tapi ternyata reaksi Tiffany di luar dugaan, Mingyu sudah berpikir kalau Tiffany tidak akan mendengar panggilannya. Tapi ternyata tidak, perempuan itu menoleh dan langsung menatap ke arah mata Mingyu.
"Mi-Mingyu," gumam Tiffany tak percaya.
Mingyu tersenyum tipis, tipis banget, "Hai Tiffany," sapa Mingyu.
Tiffany sendiri juga kaget. Dia terlalu terkejut dan tidak siap untuk bertemu dengan Mingyu apalagi di depan Tzuyu, "H-hai, Gyu. Kapan balik?" Tanya Tiffany basa-basi.
"Semalem sih," jawab Mingyu sambil tertawa garing.
"Loh? Kenapa nggak istirahat aja? Lo masih capek," protes Tiffany sambil mengerutkan keningnya.
Mingyu tertawa pelan kemudian menggeleng, "Nggaklah. Gue udah banyak ketinggalan pelajaran, Tiff. Lagian juga gue ke sekolah buat nemuin seseorang. Soalnya gue... kangen banget sama dia," suara Mingyu semakin mengecil di akhir perkataannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Simple 🍃 Kim Mingyu ✔️
ФанфикDalam hidupnya, Mingyu hanya butuh 4 hal. Keluarga, traveling, fotografi dan Tiffany. ➖ KIM MINGYU'S BOOK ➖ #stradaseries #17series Note: Dapat dibaca tanpa harus membaca series lainnya. © copyright 2016 by junwookshi Highest rank #23 in short stor...