Mereka sudah setengah jalan dan sekarang mereka sudah memasuki wilayah Arcopodo. Suhu semakin lama semakin dingin dan membuat mereka semua menggigil tapi semuanya bisa ditahan kok.
BRUK!"EH MINGYU JATOH EH!!!" Seru Taeyong yang tepat berada di belakang Mingyu.
Buru-buru mereka semua mengerubungi Mingyu yang sudah pucat dan menggigil hebat.
"Dia kedinginan?" Tanya Mino panik.
Deka segera maju untuk langsung memeriksa Mingyu. Walaupun kadang dia dungu dan bego di saat yang bersamaan, tapi Deka ini cita-citanya mau jadi dokter. Mau nerusin pekerjaan ayahnya yang juga jadi dokter. Deka memeriksa detak jantung Mingyu yang semakin cepat dan mengecek beberapa bagian tubuh lainnya.
"Bukan. Mingyu kena hipotermia," balas Deka serius setelah selesai memeriksa keadaan Mingyu kemudian ia berusaha mencari sesuatu yang bisa menghangatkan Mingyu.
"Kalian semua tolong hangatin Mingyu. Kumaha we carana, pokokna mah kudu stabil suhu tubuh Mingyu!" titah Taeyong panik.
"Nih gue ada selimut bekas gue tidur tadi," ujar Hoshi sambil memberikan selimutnya pada Taeyong.
Taeyong segera membalut tubuh Mingyu dengan selimut yang diberikan Hoshi, Deka dan Kai.
"Peluk Mingyu! Semuanya peluk Mingyu! Jangan sampe suhu tubuhnya makin turun!" Seru Hanbin.
Tubuh Mingyu benar-benar dingin langsung dipeluk oleh teman-temannya dengan erat. Mereka berusaha membuat suhu tubuh laki-laki itu kembali stabil.
"Plis, Gyu, kita udah setengah jalan. Jangan sakit," lirih Bobby.
"Gue tau lo emang ngeselin. Tapi tolong, Gyu, ini naik gunung terakhir sebelum ujian kenaikan semester," gumam Kai.
"Gue tau lo goblok banget soal cewek, tapi plis kita masih butuh lo buat team basket kita sama sekolah," lirih Donghyuk
"Kak, gue nggak mau lo mati plis. Kalo lo mati ntar kita ngehujat siapa lagi? Lo tuh hinaable, Kak," ujar Vernon malah ngatain mana sambil nangis.
"Gu-gue nggak a-akan ma-mati, p-plis. Gu-gue pa-pasti ba-baik ba-baik aja. Dan e-elo ni-niat ngasih mo-motivasi ke gue ap-apa ng-ngehina gue sih, an-anjir?" balas Mingyu dengan suara yang bergetar.
"Bae orang masih sempet-sempetnya berantem. Mana segala ngata-ngatain lagi," gerutu Taehyung sambil memeluk Mingyu.
Setelah cukup lama akhirnya suhu tubuh Mingyu bisa kembali normal, ya walaupun akhirnya tubuh Mingyu malah jadi lemas.
"Thanks, guys. Kalian emang sahabat gue paling baik. Untung aja gue nggak mati," lirih Mingyu sambil tertawa pelan.
"Hiks... untungnya lo temen gue, Gyu. Hiks... tadinya hiks... kalo lo bukan te-temen gue, mungkin udah gue gelindingin kali hiks... lo ke bawah. Abisnya nyusahin hiks... hiks," isak Yunhyeong.
"Kampret emang lo," Umpat Mingyu lirih.
"Lu yakin bisa jalan?" Tanya Mino khawatir.
"Gue masih lemes. Lo semua lanjutin aja ke atas. Gue nyusul aja," usir Mingyu pada teman-temannya.
"Teu! Enak wae sia maneh teh ngomong! Urang kamari teh babarengan, nyampe puncak teh juga kudu bareng-bareng! Kalo kamu teh masih lemes, hayu atuh saya gendong. Saya nggak keberatan kalo harus gendong kamu!" Tolak Taeyong mentah-mentah.
"Bener kata Taeyong. Kalo perlu gantian gue yang gendong lo," celetuk Donghyuk.
"Sini, Kak, gue bawain tas lo. Gapapa," ujar Chanwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple 🍃 Kim Mingyu ✔️
FanficDalam hidupnya, Mingyu hanya butuh 4 hal. Keluarga, traveling, fotografi dan Tiffany. ➖ KIM MINGYU'S BOOK ➖ #stradaseries #17series Note: Dapat dibaca tanpa harus membaca series lainnya. © copyright 2016 by junwookshi Highest rank #23 in short stor...