Hari Sabtu, Mingyu dan Lalisa pergi untuk pemotretan lomba yang akan diikuti oleh Mingyu. Mingyu pergi dengan Lalisa sekitar pukul 10, tetapi laki-laki itu sudah siap-siap sejak pagi. Jam 7 saja ia sudah datang ke rumah Tiffany sambil menenteng plastik berisi bubur ayam.
"Kok lo kesini sih? Katanya mau pemotretan?" Tanya Tiffany yang baru saja membukakan pintu.
"Gue nggak disuruh masuk dulu nih?" Sindir Mingyu sambil senyum-senyum.
Tiffany mengulum bibirnya lalu memberikan akses jalan masuk untuk Mingyu.
"Duduk dulu, Gyu. Lo mau gue bikin minum nggak?" Tawar Tiffany seraya menatap Mingyu.
Laki-laki itu duduk di sofa, "Boleh deh. Tapi terserah aja mau dibikinin apa," balas Mingyu seraya memberikan plastik yang berisi bubur ayam itu.
"Buat gue?" Tanya Tiffany.
"Iya. Belom sarapan kan?" Tanya Mingyu.
Tiffany menggeleng pelan, "Makasih Gyu. Lo udah sarapan?" Tanya Tiffany.
"Udah kok. Nanti lo makan disini aja sama gue," balas Mingyu.
Tiffany mengangguk lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkan minuman untuk Mingyu.
Tak berapa lama Tiffany kembali sambil membawa nampan yang berisi 2 cangkir teh ke ruang tamu.
"Gue bikinin teh aja nggak apa-apa ya, Gyu," ujar Tiffany lalu meletakkan kedua cangkir itu di atas meja.
"Nggak apa-apa yang penting dibikininnya sama calon istri," ledek Mingyu sambil dengan senyuman meledeknya.
Tiffany mendelik ke arah Mingyu, "Lo nggak usah receh deh pagi-pagi, nanti nampannya melayang ke pipi lo. Bonyok deh," balas Tiffany sinis.
"Sinis banget sih, yang. Cuma digodain dikit aja sensinya minta ampun," ujar Mingyu yang masih saja terus meledek Tiffany.
Tiffany duduk di depan Mingyu sambil memperhatikan laki-laki yang ada didepannya, "Gyu, masih sering dideketin sama Tzuyu?" Tanya Tiffany.
"Nggak kok, yang. Kenapa? Cemburu ya?" Tanya Mingyu balik.
Tiffany hanya menggeleng pelan, "Gue nggak yakin Tzuyu bakalan mundur gitu aja. Dia pasti bakalan terus ngejar-ngejar lo," ujar Tiffany ketar-ketir.
"Sebenernya barusan dia ngechat gue minta di anterin jalan. Tapi gue tolaklah, kan gue lagi sama calon pacar. Yakali gue ninggalin lo terus lebih milih Tzuyu. Nggak mungkinlah," balas Mingyu.
Laki-laki itu menatap Tiffany dengan teduh disertai dengan senyuman tipisnya, "Gue nggak akan nyia-nyiain kesempatan ini. Gue gak akan nyia-nyain perasaan gue selama 6 tahun sama lo, Fanny," gumam Mingyu.
Tiffany menunduk sambil berusaha menahan senyumannya agar tidak mengembang.
"Dari pada lo nunduk terus blushing gitu, mending jawab pertanyaan gue aja," ujar Mingyu lagi.
Tiffany mendongak, "Pertanyaan apa?"
"Tiff, mau jadi pacar gue gak?"
HAH?!
MAMA ANAK MU DITEMBAK COGAN HUHUHUHU
AKU TERIMA AJA KALI YA HUHUHU
"Gyu, nggak salah kan?" Tanya Tiffany.
Mingyu menggeleng, "Kalau salah, berarti perasaan gue selama 6 tahun ini juga salah dong?"
Tiffany diam saja.
"Tadinya gue pengen nembak lo di atas Rinjani, Tiff. Tapi kayanya sulit juga, apalagi lo belum pernah naik gunung. Yakali lo mau gue ajak ke Rinjani. Mau ngajak lo hiking ke Gunung Gede aja gue mikir-mikir dulu. Takut lo kenapa-napa," ujar Mingyu jujur.
Tiffany ketawa aja, "Uuuuu, so sweet banget sih. Segitu nggak pengennya ya liat gue luka," ledek Tiffany.
"Gue seriusan Tiff," balas Mingyu lagi.
"Tapi kalau gue jadi pacar lo, berarti gue boleh dong ikut lo traveling?" Tanya Tiffany.
Mingyu tertawa pelan lalu mengangguk, "Ya bolehlah. Tapi traveling khusus kita berdua aja. Yang lain nggak boleh ikut. Tapi keinginan gue cuma satu sih," balas Mingyu.
"Apa?"
"Makanya jawab dulu pertanyaan gue yang tadi. Lo mau nggak jadi pacar gue?" Balas Mingyu lagi.
Tiffany menggembungkan kedua pipinya, "Harusnya kita tuh udah jadian dari dulu. Gara-gara lo nggak mau dengerin omongan gue jadi gini kan akhirnya," protes Tiffany kesal.
"Kenapa emang?"
Tiffany berdecak kesal, "Ya lo ngiranya gue nggak suka sama lo. Padahal nggak, gue sayang sama lo tau. Susah ngadepin cowok kaya lo. Nggak peka banget, ketularan Wonwoo apa?" Sewot Tiffany kesal.
Senyum laki-laki bertaring itu makin lebar dan matanya makin berbinar.
"Fix! Mulai hari ini lu pacar gue. Jangan deket-deket sama cowok lain. Paham Tiffany sayang?"
"Paham."
"Abis UAS, ke Raja Ampat yuk bareng aku sama anak-anak cogan traveler. Nanti baru aku kasih tau apa keinginan terbesar aku."
***
[14 November 2019]
Typo adalah seni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple 🍃 Kim Mingyu ✔️
ספרות חובביםDalam hidupnya, Mingyu hanya butuh 4 hal. Keluarga, traveling, fotografi dan Tiffany. ➖ KIM MINGYU'S BOOK ➖ #stradaseries #17series Note: Dapat dibaca tanpa harus membaca series lainnya. © copyright 2016 by junwookshi Highest rank #23 in short stor...