Regret

963 124 16
                                    

Friday.

"Hahaha. Ekspresimu tadi lucu sekali, Hun." Tawa Tao yang membuat Sehun mendelik.

"Kalau bukan karena ulah kalian yang ribut, mungkin aku tidak akan ketahuan Kim Songsaenim karena tidur di kelas." Ujar Sehun sarkatis. Tak tertarik dengan arah pembicaraan ini, Sehun memusatkan seluruh perhatian pada makan siang di hadapannya. Menu yang sama dengan minggu lalu. Nasi putih, kimchi, dan telur dadar.

"Hehe, maaf, Hun." Kekeh Kai merasa tidak enak pada temannya itu. "Ngomong-ngomong, kau masih sering ke club mengunjungi Naeun?"

Pergerakan Sehun yang tengah menyantap makanannya terhenti. Ia masih menimang antara harus menjawab atau tidak. "Ya." Dan Sehun memilih menjawab. Hey, Kai dan Tao adalah sahabatnya. Tidak ada yang harus ditutupi kan?

"Apa yang kau harapkan darinya, Hun? Dia jelas-jelas meninggalkanmu dengan pria lain." Tanya Tao berdecih. Jika boleh jujur, Tao terkadang bersikap seperti ahjuma yang cerewet.

Sehun bungkam. Ada sebuah alasan yang tidak bisa ia utarakan pada kedua temannya itu. Lagipula mereka sudah sering berdebat tentang masalah ini. Jadi diam menjadi pilihan terbaik.

"Yak, Oh Sehun."

Ketiga pria itu memusatkan pandang ke sumber suara yang menyapa. Kim Taehyung. Berdiri di hadapan mereka dengan wajah datarnya.

"Wow, Kim Taehyung. Ada apa? Kau akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan kami?" Tanya Tao yang terkesan berlebihan.

Sementara si pemilik nama yang dipanggil Taehyung hanya bergumam. "Hm?"

Taehyung meletakkan dua kotak susu strawberry di meja Sehun. Dan itu sukses membuat Sehun tertawa geli. Ayolah, Oh Sehun adalah pria kaya. Coba kalian tebak berapa harga dua kotak susu itu? Sangat murah. Mengapa pula Kim Taehyung repot-repot memberinya susu itu jika membeli pabriknya saja Sehun mampu.

"Yak, Kim Taehyung, aku--"

"Itu bukan untukmu." Potong Taehyung.

Sehun menyerngit. "Apa?"

"Tolong berikan pada Jung Eunji." Kata Taehyung sembari berlalu pergi. Membiarkan Sehun dengan ekspresi menuntutnya.

"Apa maksud si alien itu? Kenapa dia memintamu memberikan susu pada Jung Eunji guru les-mu itu?" Tanya Kai bingung.

Sehun menghela napas. "Karena Jung Eunji sekarang tinggal di rumahku."

"Apa?!"

**

Ada keraguan dalam diri Sehun ketika tangannya hendak mengetuk pintu kamar itu. Namun setelah berdebat hebat dengan batinnya, akhirnya 'tok tok tok', Sehun melakukannya. Tak ada jawaban atau tanda bahwa orang di dalam akan membukanya. Maka ia masuk begitu saja.

Siluet seorang gadis menjadi pemandangan pertama. Gadis itu berdiri di depan jendela. Menatap kosong dedaunan yang menguning di luar. Sementara angin menerbangkan beberapa helai rambutnya yang terurai. Jung Eunji. Berdiri di sana adalah kebiasaan barunya selama dua hari ini.

"Kau tidak memakan makananmu lagi?" Tanya Sehun mendapati bubur yang diberikan pelayannya tadi masih utuh di nakas. "Apa kau tidak lapar?"

Tidak ada jawaban.

"Aku berbicara denganmu, Jung Eunji." Seru Sehun geram.

"Kenapa kau melakukan ini?" Eunji balik bertanya. "Kenapa kau membiarkanku tinggal di rumahmu, memberiku makan, pakaian, dan berbuat baik padaku? Kau ingin menunjukkan bahwa kau hebat, hah?"

"Apa maksudmu?"

Eunji tersenyum getir. Masih dalam posisi membelakangi Sehun. "Kau sengaja membuatku buta, lalu pura-pura baik dan datang seperti pahlawan. Kenapa? Kau dendam karna aku pernah menamparmu waktu itu? Atau kau tidak suka aku menjadi guru lesmu?"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang