Two side of life

1.1K 118 24
                                    


Jung Eunji

Selepas turun dari bus, Eunji berjalan kira-kira 500 meter untuk menuju rumahnya. Rumahnya tidaklah besar. Hanya sebuah bangunan berukuran 10×10 m dengan satu pintu dan dua jendela kecil. Depan dan belakang rumahnya bukanlah pekarangan bunga yang indah, melainkan bangunan rumah sederhana lain dan jalan kecil yang diterangi beberapa lampu jalan. Ada sebuah ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan tiga kamar yang semuanya berukuran mini. Sungguh membuat orang yang memasukinya menjadi sesak.

Tetapi Eunji tidak pernah sesak pulang ke rumahnya. Mengapa? Karna setiap ia pulang seperti ini, seseorang sudah menunggunya di depan rumah. Kim Taehyung. Adik laki-lakinya yang manly, namun memiliki sifat manis.

Biar kujelaskan mengapa Jung Eunji memiliki marga yang berbeda dengan adiknya, Kim Taehyung. Itu karena mereka saudara tiri. Orang tua Eunji meninggal saat Eunji berumur tujuh tahun karna kecelakaan. Eunji adalah penumpang di mobil itu yang selamat. Dan yang menyelamatkan Eunji adalah ayah Taehyung. Seorang anggota tim medis rumah sakit yang berhati malaikat. Karena rasa sayangnya pada Eunji, akhirnya ayah Taehyung mengadopsinya. Dan di sinilah akhirnya. Jung Eunji dan Kim Taehyung menjadi adik-kakak.

"Noona!" Seru Taehyung melambaikan tangan.

Eunji tersenyum dan tetap berjalan menuju adiknya yang kini bangkit menghampirinya. "Kau merindukanku, Taehyung?" Tanya Eunji.

"Seperti biasa. Sangat merindukanmu, Kim Eunji." Kata Taehyung.

"Aku lebih suka namaku Jung Eunji. Bukankah aku terdengar lucu dengan marga Jung? Kau bisa memanggilku Jungie." Canda Eunji.

"Terserah." Ujar Taehyung diiringi tawa tipis.

Eunji mengacak rambut adiknya gemas. Namun tiba-tiba ekor matanya menangkap beberapa luka lebam di wajah tampan adik tirinya itu. "Mengapa dengan wajahmu?" Tanya Eunji cemas.

"Jatuh. Sudah baikan. Ayo masuk." Ajak Taehyung menarik tangan Eunji.

Memasuki rumahnya, Eunji disambut oleh ibunya yang tengah tiduran di sofa ruang tamu dengan balutan selimut tebal. Secangkir teh panas terletak manis di meja depannya. Sementara puluhan tteobokki berada di meja makan yang terlihat dari ruang tamu ini.

"Kau sudah pulang?" Sambut ibunya.

"Ya, Eomma." Jawab Eunji sopan.

"Tumben kau sudah sampai rumah jam segini. Apa kau tidak pergi bekerja? Apa banyak tugas kuliah, huh?" Tanya ibunnya terdengar seperti ledekan.

Eunji menggigit bibir. "Iya, Eomma."

"Oh, sepertinya kau gadis yang sibuk ya, Nji. Tapi jangan lupa untuk segera mencari pasangan hidup. Aku tidak ingin kau terus di rumah ini. Kau kan juga harus hidup mandiri nantinya."

"Iya, Eomma." Kata Eunji. "Aku permisi ke kamar dulu." Sambil berlalu pergi.

Setelah Eunji pergi, Taehyung beralih menuju ibunya. "Eomma, kenapa kau selalu bersikap seperti ini pada noona?"

"Karna dia bukan anak kandungku." Jawab ibunya ringan.

"Eomma--"

"Tidak sadarkah kau bahwa dia anak pembawa sial? Ayahmu meninggal setelah setahun mengadopsinya dari panti asuhan. Seandainya saat itu kita tidak usah menyelamatkannya dari kecelakaan itu, mungkin sekarang kita bisa hidup bahagia bertiga bersama ayahmu. Tapi sekarang, kita hanya seperti mesin uang baginya. Membiayai hidupnya, menyekolahkannya, memberinya makan. Tidakkah kita terlalu baik?"

Ceklek. Pintu kamar Eunji terbuka. Disusul sosoknya yang keluar sambil membawa handuk. Suasana saat itu seketika canggung. Mereka masih di tempatnya masing-masing. Tapi akhirnya, Eunji berujar, "Aku hanya ingin ke kamar mandi." Kemudian dia melangkah menuju tempat yang ia maksud.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang