6-ekskul

22 1 0
                                    

"Aduh!" Kata orang tersebut, ketika aku menabraknya.

"Sorry, sorry, gw gak sengaja." Kata ku. Saat aku mengkat wajah ku dan aku melihat siapa orang yang aku tabrak aku kaget dan sempat menjadi kaku.

"Iya, gak papa kok. Lain kali ati-ati ya kalo lagi jalan." Kata orang tersebut.

"Bener nih? Gw bener-bener gak sengaja deh ya, tadi soalnya gw lagi bercanda sama fabrus dan gak sengaja gw kedorong dan nabrak lu deh." Kata ku padanya dengan rasa bersalah.

"Iya. Gak papa, santai aja. Gak usah jadi panik gitu." Kata nya seakan mengetahui bahwa aku tengah panik.

"Iya." Kami jadi berbicara lumayan panjang tentang pembelajaran dan kelas. Tapi tidak lebih. Dan fabrus, dia telah lari saat mendorong ku hingga menabrak orang itu.

"Eh, gw duluan ya, gw mau ekskul. Bentar lagi ekskulnya mulai." Kata ku padanya.

"Ok, sip deh." Katanya. Aku meninggalkan dia dan aku menuju di mana ruangan ekstra kulikuler nya akan di mulai.

"Astaga! Aku perempuan sendiri di sini?" Batin ku saat melihat anak-anak sudah mulai berdatangan. Aku mengatakan hal tersebut karena aku tidak melihat anak perempuan lainnya.

Ekskul ini memang kurang niminati oleh perempuan nampaknya. Hanya beberapa yang bisa. Ya ekskul catur memang membosankan, tapi entah mengapa aku juga hobby bermain catur. Padahal itu membosankan.

Guru datang dan kami mulai menyusun papan catur kami. Aku bermain bersama fabrus hari ini. Aku bermain tidak serius. Aku sedang malas hari ini. Ini pasti karena kejadkan tadi. Memang fabrus menyebalkan. Babak pertama aku harus kalah dengannya, maka dari itu aku mulai bermain dengan serius. Aku dapat memenangkan babak ke dua. Saat kami mau main ke babak tiga sudah saatnya pulang. Akhrinya kami memutuskan untuk merapihkannya dan pulang.

Sesampainya aku di rumah, aku makan siang dengan sayur yang telah mama masak. Setelah makan siang aku masuk ke dalam kamar, untuk mengerjakan beberapa tugas yang di berikan guru.

"Dia lumayan cakep, dia baik, dia perhatian, tapi kadang cuek, dan dia juga sering berperilaku manis pada ku. Sebenarnya dia itu siapa? Dan dia itu gimana? Tapi kan dia udah punya pacar. Seandainya dia berpaling dari khana gak munkin ke aku. Aku tau sebelum dia pacaran sama khana itu dia pernah suka sama angela. Munkin setelah dia putus sama khana dia bakal berpaling ke angela. Dan aku gak akan pernah bisa jadi saingan mereka. Khana dari wajah dia lumayan cantik, dan dia juga anak orang kaya, tapi sayang aja kelakuannya kurang baik dan dia juga kurang pinter. Tapi kalo angela dia udah cantik, anak orang kaya, pinter, jago olahraga, kelakuannya baik, dia itu kesannya terlalu sempurna. Dan aku rasa aku bukanlah tandingan mereka. Meraka adalah seleranya josua yang tinggi." Kata ku sambil menggoyang-goyangkan pulpen yang aku pegang.

Tiba-tiba handpone ku bergetar. Aku melihat ada notivikasi masuk. Notivikasi line. Aku membukanya.

*line*
"Sel." Pesan jesse.

"Ya, apa?" Balas ku padanya.

"Lu bisa ngerjain tugas pembukuan gak?"
"Gw bingung banget nih."
"Gak ngerti apa2." Kata jesse.

"Bisa."
"Mau gw ajarin?" Balas ku.

"Boleh2 besok ya."
"Soalnya kalo dari hp gak enak belajarnya." Kata jesse.

"Ya udah. Besok dateng pagian aja ya jes." Kata ku.

"Ok." Kata jesse. Aku hanya membacanya saja.

Baru saja aku melanjutkan mengerjakan tugas pembukuan, handpone ku bergetar lagi. Kali ini notivikasi yang masuk dari yoantia.

*line*
"Sel." Pesannya.

"Apa?" Balas ku.

"Bosen nih, temenin chat yuk." Kata yoantia.

"Boleh, tapi gw sambil kerjain pembuk ya." Kata ku padanya.

"Ya ok."
"Lu masih sering chat sama kakak kelas kita gak?" Kata nya.

"Yang mana?" Balas ku pura-pura tidak tahu.

"Yang itu loh."
"Si m." Kata nya.

"M? M siapa ya?" Balas ku sakan aku lupa ingatan.

"Alah jangan pura-pura lupa gitu deh ya." Kata yoantia.

"Emang gak tau. M siapa sih?" Kata ku.

"Si michael." Kata yoantia.

"Oh dia." Jawabku singkat.

"Lu masih suka chat sama dia?" Kata nya.

"Udah jarang." Kata ku.

"Udah jarang?"
"Bukannya dulu lu deket sama dia?"
"Alesannya apa lu gak chat lagi sama dia?" Kata yoan.

"Takut ganggu sekolahnya. Pasti tugas dia banyak tau." Kata ku pada yoantia.

"Ya ok."
"Kenapa lu gak coba chat dia aja."
"Siapa tau dia lagi gak sibuk." Kata yoantia.

"Iya nanti aja. Sekarang gw nya lagi sibuk neng." Kata ku.

"Ya udah, kalo kaya gitu nanti ya." Kata yoantia.

"Iya bawel." Kata ku.

"Ya udah bye." Kata yoantian.

"Bey juga." Kata ku. Aku melihat yoantia hanya melihatnya saja.

Aku matikan handpone ku. Aku mengerjakan tugas ku terlebih dahulu. Setelah selesai mengerjakan tugas aku mandi sore dahulu, baru aku akan mencoba menghubungi dia.

Setelah selesai mandi aku langsung mengambil handpone ku dan aku mulai mengirim pesan padanya.

*line*
"Hai ko." Pesan ku pada michael.

Aku menaruh handpone ku lagi. Aku menunggu sampai dia membalas line ku. Aku membaca novel untuk menunggunya. Setelah satu jam aku menunggu handpone ku berbunyi, aku melihat notivikasinya. Ternyata dia yang membalas.

"Hai juga." Balasnya.

"Apa kabar ko?" Kata ku.

"Baik, kamu apa kabar de?" Kata nya.

"Baik juga ko."
"Gimana sekolah nya?"
"Udah bisa nyesuaiin sama lingkungan sekolahnya?" Kata ku.

"Sekolahnya baik. Ya udah bisa lah."
"Kamu gimana sekolahnya? Ada peningkatan? Apa ada hobby baru?" Kata nya. Dia memang mengetahui bahwa aku suka bermain catur dan membuat prakarya.

"Baik. Ya gitu-gitu aja sih. Ada hobby baru sih." Kata ku.

"Apa?" Kata nya.

"Emm...." aku sengaja mengirim pesan seperti itu agar dia penasaran.

"Apaan hobbynya de?" Kata nya lagi.

"Lagi hobby baca sama nulis aja sih hehehehe." Kata ku.

"Nulis apa?" Katanya.

"Cerita iya, puisi juga iya." Kata ku.

"Cerita apa? Cerpen apa novel? Kalo puisi, puisi apa?" Kata nya.

"Maunya sih bikin cerpen, tapi malah jadinya kaya novel."
"Kalo puisi sih banyak, tentang apa aja."
"Hehehehe." Kata ku.

"Kamu itu lucu juga ya." Katanya.

"Lucu kenapa?" Tanya ku bingung.

"Ya lucu aja. Kamu itu unik." Katanya lagi.

"Unik apanya?" Kata ku sambil tersenyum membacanya.

"Ya unik aja. Kamu itu spesial." Katanya.

"Spesial gimana?" Kata ku lagi.

"Ya gitu. Udah lah. Udah malem. Tidur terlalu malam dapat merusak otak." Katanya.

"Iya, tapi ya gitu apanya?" Kata kh masih penasaran.

"Kamu itu bandel ya. Aku bilang kamu tidur ya." Kata nya.

"Iya, aku tidur. Tapi besok jawab ya, aku spesial kenapa? Ok." Kata ku.

"Iya, iya. Ok."
"Malam." Katanya. Aku hanya membacanya.

Aku mematikan handpone ku. Aku memasang jam weker milik ku agar aku bangun tepat waktu, karena besok aku harus sekolah.

Meski Saling BerdekatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang