9-kembali normal

20 1 0
                                    

Keesokkan paginya aku bangun pagi sekali. Aku berjalan mendekati jendela kamarku. Aku masih dapat melihat bulan dan bintang diatas sana. Aku berjalan menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap ke sekolah.

Saat aku selesai mandi aku menatap cermin untuk merapihkan seragam sekolah yang aku kenakan. Setelah aku rasa pakaian ku sudah rapih, aku keluar kamar dan menuju meja makan untuk sarapan. Kemudian setelah itu aku berangkat ke sekolah. Aku berjalan santai saat memasuki koridor sekolah. Ada perasaan yang baru hari ini.

"Semalem aku gak mimpi apa-apa, jadi aku gak perlu berusaha buat berpikir apa yang bakal terjadi hari ini atau di masa lalu seseorang. Dan sekarang beban aku sudah berkurang satu lagi, yaitu yoantia yang sudah bersama dengan fiano. Tapi tetap saja aku masih harus membantu lenera, dan juga mencari tahu siapa orang yang lutgardis dan jesse suka sekarang ini. Jika merka semua sudah bisa bersama pasangan masing-masing, aku tidak akan terbebani. Aku dapat meikmati kesendirian yang selama ini memang menjadi kebiasaanku. Aku yang selalu suka menyendiri, jadi harus mulai berkumpul karena aku memiliki teman yang baik-baik. Jika nanti mereka sudah memiliki pasangan, maka mereka akam sibuk dengan pasangannya masing-masing. Dan aku juga mulai menjalani hidup seperti yang aku mau. Bebas menjapankan segala sesuatunya." Batinku. Tak terasa aku sudah memasuki ruangan kelasku.

Saat aku menaruh tas, keadaan kelas sangatlah sepi. Baru ada marselita, yohanes, jose, dan brandon. Aku segera meletakkan tas sekolah ku dan berjalan menuju perpustakaan. Aku memang suka perpustakaan di pagi hari, karena suasananya lebih tenang dan nyamam untuk membaca maupum belajar dipagi hari.

Saat aku memasuki perpustakaan, perpustakaan masih kosong. Aku berjalan mengelilingi berbagai rak buku. Aku melihat bagian novel remaja, tidak ada yang menarik. Aku menuju rak cerita rakyat pun sudah hampir habis semua ku baca. Kemudia aku mendekat ke rak buku sastra, aku melihat sebuah buku yang menarik, buku itu berisikan kumpulan cerpen. Aku mengambilnya dan segera duduk di sebuah kursi.

Aku membuka buku tersebut dan aku mulai membacanya. Di buku dalamnya banyak tentang cerpen yang bernuansa romantis. Aku dapat dikatakan suka novel romantis. Tak terasa sudah hampir bel masuk, maka aku menaruh kembali buku itu di raknya dan kembali kekelas.

"Andai aja hidup bisa kaya cerita di novel atau pun cerita film. Pasti gak akan sulit dan tragis. Banyak juga kejadian romantis yang ada. Dan gampang banget buat temen-temen aku bisa dapetin pasangannya. Sesuai alur yang menarik dengan sedikit konflik. Betapa indah jika hidup seperti itu." Batinku.

Saat aku sampai di dekat toilet, yoantia menarik ku masuk ke dalamnya. Ternyata di sana ada lutgardis dan juga jesse.

"Eh, ngapain pada di toilet pagi-pagi gini?" Kata ku pada mereka.

"Ya biasa abis ngaca." Kata lutgardis santai.

"Kalo gw mah abis dari dalem kamar mandi." Kata yoantia. Jesse hanya diam saja.

"Emang dasar lu ya." Kata ku.

Lalu kami keluar toilet bersama-sama hendak kembali ke kelas. Kami berpapasan dengan fiano, tapi ia bersikap seperti biasanya pada kami. Tidak ada yang berubah. Hanya saja saat melewati yoantia ia mengedipkan sebelah matanya. Yoantia hanya dapat tersipu malu melihatnya.

"Ehm..." aku berdeham membuyarkan kebahagiaan yoantia.

"Apaan sih?! Ganggu aja deh." Kata yoantia.

"Ayo jalan." Kata ku.

Kami jalan bersama-sama menuju kelas. Saat sedang berjalan, kami berpapasan dengan fiano. Dia bersikap biasa saja pada kami. Bahkan seperti tidak pernah terjadi apa pun sebelumnya. Tapi saat ia berada di depan yoantia ia mengedipkan matanya sebelah. Yoantia tersipu malau karenanya.

"Ehm...." aku berdeham membuyarkan sipuan yoantia.

"Apaan sih?! Yuk ke kelas." Kata yoantia agak sebal.

"Aku emang udah tau lutgardis suka sama yohanes, tapi apa yohanes suka juga sama lutgardis? Kalo dia suka juga gampang buat nyatuin mereka, tapi kalo gak? Berarti aku harus berusaha buat bikin si yohanes suka sama lutgardis. Dan jesse, apa dia bisa bersatu sama brandon? Apa brandon suka sama dia? Ah munikin untuk saat ini aku bakal buat mereka semua pdkt dulu aja lah. Nanti langkah selanjutnya mah gampang." Batin ku.

Saat di kelas, aku merasa harus membicarakannya pada mereka.
"Dis, jes,yo. Ada yang mau gw omongin." Kata ku.

"Apa?" Tanya mereka sambil mendekat.

"Jes lu mulai pdkt aja sama si brandon. Lu juga dis sama si yohanes. Untuk langkah selanjutnya biar kalian bisa jadian biar gw yang urus. Nanti gw pikirin lagi caranya." Kata ku pada mereka.

"Ya boleh lah." Kata jesse.

"Ok juga. Boleh di coba." Kata lutgardis. 

Kami bercanda gurau hingga tidak terasa bel masuk sudah berbunyi. Kami memasuki kelas kami untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar hari ini.

Ketika bel istirahat berbunyi anak-anak langsung berhamburan keluar dari kelas. Aku masih duduk di mejaku. Aku tengah merapihkan alat tulisku.

Lutgardis sedang makan bersama dengan arumi, jesse sedang kekelas sebelah menemui temnnya yaitu clara yabg akrap disapa lala, sedangkan yoantia sedang sibuj dengan marselita.

Aku mengeljarkan bekal yang aku bawa dari rumah. Aku mulai makan bekalku. Aku menyuap bekalku memenuhi mulutku sambil membuka novel yang aku pinjam di perpustakaan. Tiba-tiba yoantia datang dengan bahagianya.

"Ehm... napa lu?" Kata ku sambil menelan makanan yang ada di dalam mulutku.

"Gak papa. Cuma lagi seneng aja." Kata yoantia sambil tersenyum dan memutar bolpoin yang ada di mejaku.

"Iya, gw tau lu lagi seneng. Tapi senengnya itu kenapa?" Tanya ku padanya.

"Eh, eh. Masa tadi fiano senyum ke gw, ya gw bales senyum. Trus dia panggil gw yang." Kata yoantia sambil menggoyangkan tubuhku layaknya seorang anak kecil medapatkan balon dan permen kesukaannya.

"Hah! Seriusan lu?!" Kata ku tak percaya akan ucapannya.

"Sumpah sel, sumpah." Kata yoantia.

"Gak nyangka gw, dia berani kaya gitu." Kata ku pada yoantia sambil menyuap makanan ku ke dalam mulut.

"Lu aja gak nyangka apa lagi gw sel!!!" Kata dia histeris.

"Ya ok. Apa dia udah bilang sama temen-temennya kalo lu itu pacarnya dia?" Kata ku polos.

"Gak tau juga deh. Mudah-mudahan sih udah. Biar gak ngumpet-ngumper lagi." Kata yoantia.

"Yakin? Kalo lu trus jadi di bully gimana? Kalo lu malah nantinya putus sama dia gimana? Coba deh lu pikirin hal-hal yang dapat terjadi. Coba lu tarik kesimpulannya." Kata ku padanya.

"Ih... lu mah. Jangan negative thingking gitu. Gak bakal gitu juga lah." Kata yoantia sambil ngambek.

"Serah aja lah." Kata ku. Aku kembali menatap novel ku lagi.

Tbc
Maaf ya part ini gak jelas banget.

Meski Saling BerdekatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang