#4

1.8K 68 0
                                    

"Because you are the reason I could laugh like a man without a problem, make me a looking forward to our future, and it turns out I've really forgotten what happened behind, I saw you with him, he is the reason why you laughing Ar?"

.......

Kejadian semalam buat gue terasa canggung pas ketemu fandy, gue hanya memandang hal lain atau berbicara ke Yang lainnya. Saat ini gue ada dikantin dan didepan gue fandy duduk manis menatap gue dengan wajah sok imutnya, prilakunya sama seperti sebelumnya, bahkan gue gak pernah menyangka kalau Fandy memiliki perasaan yang dalam ke gue.

"My princess kok diem-diem gitu, lagi sakit yah?" Tanya Fandy.

"Gak" jawab gue datar. "Semalam hampir aja gue teriak pas liat orang mabuk tidur disofa gue" kata gue sedikit kesal.

"Maaf Ar, gue udah gak inget lagi semalam, dan langsung pulang pas gue bangun tadi pagi" jawabnya polos. Minta ditendeng nih bocah.

"Syukur deh dia gak ingat" batin gue.

"Kalo lo kayak gitu lagi, paginya lo udah ada dijeruji besi alias penjara"
Kata gue kesal.

"Ok princes" fandy mengedipkan matanya.
sepertinya dia gak sadar sama selimut yang gue kasih.

Gue memakan bakso yang sudah tersedia juga yang lainnya, setelah gue makan seperti biasa gue kerooftop. Tapi gak ada harapan sama sekali untuk ketemu Michel disana. Bayang kata-kata Fandy semalam masih kepikiran sampe sekarang.

Gue manaiki tangga dan sekarang sudah sampai dirooftop, dengan tatapan kosong gue gak sadar bahwa ada seseorang disini.

"Ar" panggil seseorang yang tak asing, tangannya menarik gue duduk disampingnya.

Gue hanya diam dan menatapnya bingung.

"Bentar malam gue jemput yah?" Tanya dia memecah keheningan.

"Kemana?"

"Keparty anak sekolah" jawabnya dan menatap gue.

"Ouh, ok deh" jawab gue tersenyum tipis kearahnya. Entah kenapa gue mau-mau aja.

"Lo jangan suka minum Chel, apa lagi tempat rame" kata gue membuat michel terdiam sejenak.

"Gue minum juga kalo lagi masalah doang Ar" jawabnya yang sudah tidak menatap gue.

"Ciee yang perhatian" godanya mencoel pipi gue.

"Apaan sih!" Kesal gue menutupi wajah yang memerah.

"Apa lagi minum sambil rokok, kasian paru-paru lo, gak dijual dipasar tahu" lanjut gue menasehatinya.

"Iya bawel" jawabnya membuat gue merona.

......

Gue menyiapkan baju yang akan gue pakai buat bentar malam mumpung masih pukul 5 sore, gue prepare deluan karna jujur saja make up gue lama. Gue udah menentukan baju yang akan gue pake, baju gaun warna putih serta dihiasi warna hitam disekitar pinggangnya, dan sepatu berhak tak terlalu tinggi berwarna putih. Rencananya Erinda juga Melan akan make up pan dirumah gue.

"Ting.. Tong" bel pintu berbunyi dan sepertinya itu mereka.

"Wahh baju lo the best Rin" kata gue ke Erinda yang membawa bajunya berwarna pink pastel itu. Baju Melan juga terlihat indah, gaunnya pendek tak seperti punya gue dan Erinda.

"Masuk yuk, gue mau mandi dulu"

Setelah mandi gue mengambil beberapa peralatan make up dan kami mulai memoles bedak kewajah kami juga make up lainnya.

1 menit 20 detikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang