Archy membuka matanya dan melihat sekeliling kamarnya, sudah tak ada
Michel disampingnya. Lalu melihat jam dinding yang menunjukkan jam 5 subuh. Archy duduk masih di atas ranjangnya dan terdiam melihat kearah jendelanya tanpa terhalang gorden yang menunjukkan keadaan luar yang sudah cukup terang. Dia teringat perkataan Michel semalam, dia tidak tahu harus berbuat apa jika Michel menyatakan perasaannya."Bagaimana dengan Fandy?" Katanya bingung memikirkan perasaan orang lain.
Archy mengehela nafasnya lalu meranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, dia merasa cukup baik untuk kesekolah hari ini, dan tidak mau lebih lama meninggalkan pelajaran.
Archy mengambil kunci mobilnya dan menuju garasi lalu memasukki mobil pituh favoritenya.
TINN....
"Astaga hampir aja!" kata Arcy yang hampir ditabrak oleh pengendara motor karna melamun saat berkendara.
Archy melanjutkan perjalanannya menuju sekolah dengan berhati-hati. Sebenarnya ia masih berpikiran mengenai Michel.
"Tatapan pak Botak jadi sapaan salam pagi gue tiap hari" batin Archy ngeri melihat pak satpamnya yang selalu menatapnya sinis.
"Biarlah dari pada pak kumis, liat kumisnya aja udah ngeri apa lagi tatapannya bisa meleleh gue" kekeh Archy melewati pagar gerbang sekolahnya.
"Woy kok melamun sih?" Tanya Erinda membuyarkan lamunan Archy. Yang baru dari parkiran.
"Rin kalo misalnya ada 2 orang yang punya perasaan sama lo, gimana tanggapan lo?" Tanya balik Archy dengan serius. Yang sekarang sudah sampe didalam kelas.
"Gimana yah?.. Yaa, kalo gue sih pilih yang bener-bener cocok ama gue. Supaya gak nyesel nantinya, emang nya kenapa? Michel ama Fandy nembak lo yah?" Tebak Erinda yakin.
"Dukun yah, lo kok tahu sih"
"Gue kan asistennya dukun beranak" kekeh Erinda.
"Gak nyambung lo, gini yah gue tahu kalo mereka punya perasaan ama gue tapi mereka belum ngungkapin"
"Gitu toh, lo pikir-pikir aja dulu selagi mereka belum ngungkapin"
"Tapi bingung Rin"
"Lah, bukannya lo gak suka ama tuh preman pasar?" Tanya Erinda lalu memakan beberapa cemilannya.
"Masih pagi-pagi udah ngemil lo"
"Gue bukannya gak suka Fandy, dia baik kok. Tapi gue gak suka aja sikap play boy keturunannya itu. nanti gue dimadu lagi. Najis banget"
"Serah hati lo aja deh, gue sih dukung lo aja"
BRAKK
Melan menghampiri dua mahluk yang sedang asik menggosip.
"Njir lo! Kalo gue jantungan gimana?" Kata Archy kesal karna dibuat kaget oleh Melan.
"Nanti gue beliin yang baru dipasar" kata Melan tanpa rasa bersalah dan diduduk dimeja Archy.
Mereka bergosip panjang lebar hingga guru masuk. Dan Melan kembali kekelasnya, Arcy melanjutkan pelajaran dan tidak berniat untuk bolos hari ini.
Bell berbunyi dan mereka segara menuju kantin, apa lagi Erinda yang sudah tidak tahan dengan cacing diperutnya yang sudah mengeong minta makan.
"Cacing lo banyak amet yang mau dikasih makan, lo kan nyemil tadi pas pelajaran pertama" kata Archy yang berjalan menuju kantin sekolah yang berada dibelakang lab.
"Serah cacing gue dong!" Kata Erinda terkekeh dengan polosnya.
"Dari mana asal sahabat gue yang satu ini tuhan" Archy menadakan tangannya lalu menatap ke atas. Lalu menatap Erinda masih terkekeh dengan polos.
"Ehh itu murid baru yah? Deket banget kayaknya ama Michel"
Kata Melan yang sedari tadi berada dibelakang Archy. Telunjuknya menunjuk cewe putih berambut hitam yang duduk disamping Michel bersama kakak kelas lainnya.Archy hanya menatapnya datar lalu berlalu pergi ketempat duduk tak jauh dari Michel.
"Hai princes, udah sembuh?" Tanya Fandy yang baru menghampiri Archy.
"Iya" jawab Archy tersenyum. Sebelumnya Archy hanya akan memjawab dan menunjukkan wajah datarnya.
Fandy terdiam melihat senyum cantik Archy dipagi hari.
"Udah kenyang Gue liat senyum Archy, kenyangnya ngalahin bakso pak sukirman 100 porsi"
"Lo pikir senyum gue makanan apa!" Jawab Archy kesal, dan menghilangkan senyumnya.
"Makasih Fan" bisik Archy tiba-tiba yang tak terdengar oleh sahabatnya itu. Membuat Fandy kaget dengan mata melototnya.
"Jangan sakit lagi!" Balas bisik Fandy ketelinga Archy. Mereka sama-sama terkekeh.
Dari jauh Michel menatap tajam Fandy yang terkekeh dengan Archy yang berada dihadapannya. Michel baru akan menghampiri Archy tapi tangannya dihentikan oleh Kesha, murid baru dikelas 12, yaitu kelas Michel. Merasa tak enak meninggalkan Kesha, Michel pun kembali duduk sembari tatapannya yang masih fokus dengan Fandy.
"PAK KIR, BAKSONYA 5 MANGKOK!" Teriak Erinda membuat mereka bertiga langsung melihatnya.
"Loh kok 5?" Tanya Melan binggung.
"2 mangkok buat gue, yang lainnya untuk kalian" jawab Erinda santai.
"Bener-bener nih mahluk, udah ngemil sekantong tadi pagi, makan bakso pula, Dua mangkok lagi!" Keluh Archy terhadap temannya yang memiliki lambung karet.
"Ar lo bawa mobil?" Tanya Fandy.
"Bawa dong, kenapa?"
"Gue mau ajak lo ke-" perkataan Fandy terputus.
"Archy pulang sama Gue" sambung Michel yang sudah berdiri disamping tempat duduk Archy. Ada juga Kesha disampingnya.
"Nyambar aja lo kayak bajay, lo gak dengar dia bawa mobil! Lagi pula gue yang ajak dia deluan" sontak Fandy berdiri dengan ekspresi kesalnya.
"Apaan sih, berisik kalian. Gue bawa mobil dan mau jalan bertiga sama Erinda dan Melan!" Jelas Archy membuat mereka kecewa.
"Kok gitu sih princces" keluh Fandy.
"Princes-princes nenekMU!" Bentak Michel, perhatian sekarang mengarah ke meja mereka berdua.
Archy tanpa memperdulikan mereka sekarang sedang asik memakan baksonya yang sudah tersedia.
"Kita dikacangin" ucap mereka bersamaan. Lalu saling menatap.
"Najis!" Ucap michel dan Fandy bersamaan lagi.
Yap, gambar diatas adalah mobil putih kesayangan Archy yang selalu ditatap sinis oleh pak kumis hehehe :D
"Tolong jangan suka telatin Ar Author!" Marah Pak kumis yang sudah bosan melihat mobil Archy yang selalu datang diatas jam 8.
"Baik pak" ngangguk gue sembari tersenyum polos :*
"Ehh tapi kok kayaknya Archy tatoan yah?"
"Gak kok pak, itu hanya gaya-gayaannya sih Archy doang" tawa Author membela Archy.
"Terimaka kasih kak Author" kata Archy pelan lalu lari dari pak kumis.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 menit 20 detik
RomanceDisuatu tempat kamu pernah berkata sesuatu padaku, kamu berjanji padaku, tapi kenapa saat bahkan aku tak mengingat janji itu kamu tidak mendatangiku untuk mengingatkan ku akan janji itu. Aku tahu bahwa aku sudah sangat terlambat tapi bisakah kamu me...