"Jika aku hadir dengan mu dikehidupan selanjutnya.. aku harap aku bisa menggenggam tanganmu lebih lama, atau setidaknya aku bisa melihat senyummu kembali"
"Apaan sih Qeil! Jangan banyak basah basi deh, tunjukkin aja mana Michel!" Kesal Archy.
Pada Akhirnya Archy dan Erinda mengikut kata-kata Qeil dan ikut dengannya disebuah rumah cukup besar.
"Yuk!" Ajak Qeil yang baru keluar dari mobil.
"Ini rumah Michel! Iyakan?" Senyum Archy yang menunjukkan kegebiraannya. Kakinya dengan ringan melangkah masuk kerumah itu.
Kakinya terhenti melihat mawar putih, tanganya meraih mawar itu dan tersenyum tipis.
"Kamu tahu aku datang yah? Michel" Batin Archy.
Tangan Archy membuka pintu rumah itu, rumahnya sangat luas dan hanya ada beberapa kursi dan piano dilantai bawah.
"Astaga!" Kaget Erinda melihat lukisan Archy yang sangat banyak tergantung dibeberapa sudut rumah itu.
Tangan Qeil menghentikan langkah Erinda, Erinda pun menoleh dan melihat Qeil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" Tanya Erinda namun tak dijawab Qeil.
Archy yang terkagum melihat banyak lukisannya pun naik kelantai dua rumah itu, air matanya jatuh melihat banyak foto dirinya bersama Michel sedang tersenyum bahagia.
"Aku harap hari itu bisa terulang" Batin Archy.
"Archy?" Panggil seseorang dari balik kamar.
"Michel!" Archy memasuki kamar itu sembari berlari namun tak ada satupun orang disana. Dan kamar itu adalah kamar Michel. Archy merasakan keberadaan Michel dengan Bau farfum yang biasa Michel gunakan.
"Kenapa ada banyak tabung oksigen? Kenapa ada banyak mawar putih diranjang mu?" Archy mengusap air matanya dan mengambil semua mawar itu.
"Gak! Gak mungkin, hilangkan pikiran negatif mu Ar!" Batin Archy. Dengan perasaan yang kacau Archy berjalan keluar mencari Qeil.
"Mana Michel? Udah main-mainnya!"
"Ini adalah pesan terakhir seorang pasien yang sedang menunggu kematiannya" Qeil memberikan cd ke Archy.
"Aku gak butuh ini! Aku butuh Michel!Mana dia!" Tangis Archy dan langsung terduduk dan Erinda yang membantunya bangun.
"Maaf Ar, seharusnya kamu gak usah datang. Agar aku gak perlu merasa bersalah harus ngasih kamu ini" kata Qeil lalu pergi.
"Kamu kemana Michel! Kamu kemana!!" Tangis Archy didalam pelukan Erinda.
"Udahnya, nih kamu nonton aja. Sepertinya film pendek. Jangan negatif thinking gitu dong" suruh Erinda.memutar cd yang tertulis "1 menit 20 detik"
"Kamu ngapain sih cariin aku sampai kesini segala?"
"Rindu yah? Hahaha" tawa Michel diawal filmnya.
Film itu berisi perjalanan Michel dari jakarta menuju california, dan menjelaskan segala apa yang terjadi ditubuhnya.
"Aku gak sanggup nonton Rin!" Kata Archy menundukkan kepalanya sembari menangis dengan keras.
"Maaf yah Ar, sebelumnya gak pernah bilang penyakit ku ini. Aku ini lelaki yang bodoh sekali karna telah meninggalkan perempuan secantik dan sehebat dirimu" senyum Michel.
Selanjutnya foto-foto Archy yang wisuda SMA.
"Ar Jangan Nangis dong! Bercanda tahu! Hahaha" tawa Michel dalam film pendek tersebut.
"Kamu masih bisa tertawa! Michel jahat!" Batin Archy.
"Aku ingin kamu mengganggap semua ini hanya candaan ku, mengganggap kalo aku masih disini, berpijak ditanah yang kamu pijaki ini, walaupun begitu kita masih memandang satu langit yang sama kan?"
"Aku ingin kamu percaya bahwa aku selalu ada disampingmu Ar, walau bukan dalam bentuk fisik tapi aku selalu ada dihatimu"
"Aku tidak menyalahkan keadaan dirimu maupun diriku, kita sama-sama tidak ditakdirkan Tuhan untuk bersama. Kau ingat jam itu? Aku pikir aku hanya akan menjadi sebuah angka yang akan terus kau lewati sebagai detik"
"Aku pamit yah Ar, jangan selalu tangisi diriku. Hal yang berlalu biar lah berlalu, aku ingin jika dikehidupan yang mendatang aku bisa bersamamu lebih lama Ar, maka pada waktunya nanti aku ingin kita tetap bersama. Aku mohon jangan cintai aku seumur hidupmu. Selamat Tinggal Archy Ku" senyum Michel dan meneteskan Air matanya.
-1 menit 20 detik
-Tamat-
"Nantikan Tambahn cerita ini"
IG: TanthyHar
KAMU SEDANG MEMBACA
1 menit 20 detik
RomanceDisuatu tempat kamu pernah berkata sesuatu padaku, kamu berjanji padaku, tapi kenapa saat bahkan aku tak mengingat janji itu kamu tidak mendatangiku untuk mengingatkan ku akan janji itu. Aku tahu bahwa aku sudah sangat terlambat tapi bisakah kamu me...