3

840 122 10
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi tetapi Lena belum bergerak dari kasurnya. Lena mengambil ponselnya diatas meja belajar dan mulai mengabsen satu-persatu media sosialnya.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan terdengar dari pintuk kamarnya bersamaan dengan suara, "Mbak boleh masuk?" itu suara adiknya.

"Boleh." jawab Lena

Setelah mendapat izin Chanwoo segera masuk dan rebahan di atas kasur.

"Dih dek itu rambutmu masih basah. Bangun bangun!" Omel Lena tetapi tidak digubris. "Bangun gak dek? Bangun!" katanya sedikit membentak.

"Ini pagi-pagi kenapa pada ribut sih?"

Itu bukan suara Chanwoo maupun Lena. Itu suara Yunhyeong, anak sulung dikeluarga mereka.

"Mbak nih bang! Masa rebahan disini aja gaboleh." adu Chanwoo kepada Yunhyeong

"Biarin sih dek. Sama adek sendiri ga boleh pelit." kata Yunhyeong sok bijak

Lena menghela nafasnya, "Masalahnya rambut Chanwoo itu masih basah mas!"

Yunhyeong berjalan ke arah kasur dan ikut rebahan disamping Chanwoo. "Kalau basah emang kenapa dek?"

"Ya kalau basah nanti bantal aku juga ikut basah!" ucapnya kesal, "Nan--" belum selesai Lena berbicara ia melirik ke arah rambut Yunhyeong yang ternyata juga, basah! Lena menatap kesal kepada Yunhyeong.

"Yaudalah dek, kalo basah kan bisa dijemur. Kamu mandi gih, uda siang ini. Abang sama Chanwoo pinjem kamar kamu dulu." ucap Yunhyeong sambil memejamkan matanya

"BODO AMAT!!!!" Lena meledak. Ia meletakkan kembali ponselnya di atas meja belajar. Sebelum benar-benar ia letakkan, 1 buah pesan Line masuk atas nama 'Junhwe?':

"Nanti jenguk gue."

***

Sekitar pukul 11 siang Lena sudah akan pergi untuk menjenguk June, saat pamit dengan Bunda, Bundanya sempat kaget mengetahui June kecelakaan.

"Gapapa Bun, lecet-lecet dong." ucap Lena

"Bunda ikut jengukin ya?" tanya bundanya dan berdiri.

"Gausah. Orang gak kenapa-kenapa, sehat aja dia." ucap Lena meyakinkan

"Tadi katanya lecet-lecet, gimana sih kak?" tanya Bundanya

"Iya cuma lecet-lecet, gapapa mah itu. Yauda Lena berangkat dulu ya." Lena menyalami tangan bundanya dan berlalu pergi.

Bunda menarik tangan Lena, "Eeeeh tunggu! Bunda tadi buat puding, tungguin bentar!" Bunda berlalu ke dapur dan kembali dengan paper bag yang berisi puding, "June kan suka puding bawain nih, ntar beli susu sachet aja dikantin rumah sakit. Bunda titip salam bilangin cepet sembuh."

Lena menatap paper bag dan Bunda secara bergantian. "Dih orang dia gak kenapa-kenapa juga. Yauda Lena pergi."

Lena pergi dengan naik taksi ke rumah sakit setelah bertanya pada Namjoon dimana June sekarang. Sesampainya di rumah sakit Lena tidak sengaja bertemu dengan Jennie dan Rose.

"Kak rosssss... upin nak ayam goreng." katanya lalu tertawa dan Jennie juga ikut tertawa

"Gila!" ucap Rose. "Eh mau jenguk June? Kata Hayi dia kecelakaan, bener?" tanyanya

Lena hanya bergumam, "Eh lu berdua ngapain disini?" lanjutnya.

"Jengukin Mega sakit, dbd doi." jawab Jennie

Lena menganggukan kepalanya, "Bilangin cepet sembuh ya." katanya.

"Sip. Yauda sana lu jengukin June dulu, ntar gue sama Rose nyusul." kata Jennie dan mendapat anggukan dari Lena.

"Lu kesini bareng siapa?" tanya Rose

"Sendiri." jawab Lena

"Naik apa? Hayi sama Lisa mana?" kali ini Jennie yang bertanya.

"Naik taksi. Hayi lagi pergi nemenin Suhyun, Lisa pergi pacaran sama Donghyuk." jelas Lena

"Suhyun? Pacarnya Chanwoo?" tanya Rose

"Chanwoo? Chanwoo adek gue?" tanya Lena

"Ya Chanwoo mana lagi." kata Rose

"Dih enggak. Chanwoo lagi deket sama siapa tuh namanya... ah Isu! Isu namanya." jelas mu lagi

Rose ketawa, "Isu kan Suhyun. Lee Suhyun. Isu." kata Rose gemas.

"Ha?" katamu sambil melongo yang membuat Jennie tertawa.

"Uda sana jengukin June. Ntar kita nyusul." ucap Jennie dan mendorong pelan bahu Lena.

***

Lena masuk ke ruang rawat June bersamaan April yang keluar dari toilet ruangan itu, saat itu June sedang memainkan ponselnya.

"Lama!" ucap June setelah menyadari kehadiran Lena.

Lena hanya diam saja dan menaruh paper bag di meja disamping June. "Salam dari Bunda katanya cepet sembuh." ucap Lena dan duduk disofa ruangan itu.

April yang suda berdiri disamping June memandang tak suka ke arah Lena.

Lena tidak membenci April. Lena tidak menyalahkan April yang ada diruangan ini. Lena juga tidak menyalahkan April karna menyukai June. Semua orang berhak jatuh cinta atau menyukai seseorang. Itu bukan salah April. Lena juga tidak tahu mungkin kelak ia juga akan jatuh cinta pada orang lain.

"Suapin gue." kata June menatap Lena setelah melihat isi paper bag tersebut.

"Tangan lu cuma lecet bukan patah." kata Lena tanpa melihat June

"Suapin gue!" ucap June lagi yang lebih terdengar memerintah.

Lena menatap June dengan tenang, berbanding terbalik dengan June yang terlihat marah. Untuk beberapa alasan June merasa marah sekarang ini.

"Uda June, aku aja yang nyu--"

"Pril lu pulang aja. Gue ga minta lu dateng. Mulai sekarang jangan temui gue lagi!" kata June dengan suara menahan amarah, mungkin.

April membuka mulutnya seperti ingin berbicara lalu menutupnya kembali. Matanya berkaca-kaca ingin menangis. Ia segera mengambil tasnya dan keluar.

"Dia uda pergi. Sekarang suapin gue!" kata June lagi

Lena merasa tertohok. June berpikir ia tidak mau melalukan itu karna ada April? Hell no!

Lena menghela nafas, "Ada atau gak ada April disini gue tetep gamau nyuapin elu!" katanya dingin

June menatap Lena sebentar lalu membuang muka. "Len suapin gue." katanya terdengar lebih tenang.

Lena tetap diam saja. Tiba-tiba pintu ruangan itu tersebut terbuka bersamaan Jennie dan Rose yang masuk.

"Eh kok diem-dieman?" tanya Rose

"April baru dari sini? Tadi gue ngeliat dia." kata Jennie

June mengangguk.

Jelas sudah, itulah penyebabnya mengapa Lena dan June sekarang seperti ini. Jennie tau, bukan, bahkan satu sekolah juga tau kalau June selalu seperti ini, berselingkuh secara terang-terangan lalu marah karena mendapati Lena merasa baik-baik saja.

Sebenarnya apa yang ia harapkan?

Pacar?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang