A years ago...
"Pulang bareng siapa lu?" tanya Jennie sambil mengucek matanya yang dirasa masuk debu.
"Nebeng elu lah." jawab Lena yang masih melengkapi catatannya. "Bawa mobil kan lu?" tanyanya.
"Lu gak bareng June?" tanya Jennie dan Lena menggeleng. "Lu berdua berantem?" tanyanya lagi dan Lena kembali menggeleng.
"I smell a lie." Jennie duduk bersila di atas meja, "Tell me." lanjutnya.
Lena memukul kaki Jennie, "Turun hih Jen ada guru lewat nyaho lu." katanya mengalihkan pembicaraan.
"Tell me." Jennie berubah serius.
"What?" tanya Lena, "Everything is okay." katanya masih fokus antara buku dan papan tulis.
Jennie berdecih pelan, "Are you sure?"
"Well.... I am not sure." kata Lena pada akhirnya. "Did you still remember when Mark come here 3 months ago?
Jennie mengangguk.
"He kissed me and June saw it." kata Lena dan menghela napas setelahnya.
"What the f...... serius lu?" tanya Jennie tidak percaya. "Dicium sebelah mana lu? Mark gatau diri emang dikira lu masih pacarnya apa."
"Disebelah mana? Penting Jen?" tanya Lena dengan dahi berkerut.
"Penting lah. Tuh anak minta ditabok."
"Disini." Lena menunjuk pipi sebelah kananya.
Jennie mengambil ponselnya dari saku rok. "Nih anak emang minta di tabok." ia mendial kontak Mark tapi Lena segera merebut ponsel Jennie dan mematikannya.
"Mark uda jelasin dan minta maaf ke June." kata Lena.
Mulut Jennie sedikit terbuka karena kaget. "Serius lu?" tanyanya. Gadis itu turun dari meja dan duduk disamping Lena. "Eung... jangan bilang mata Mark bonyok ditonjok June," lanjutnya dan Lena mengangguk.
"Gue uda bilang ke Mark gausah tapi dia tetep ngeyel mau ngomong ke June, bonyok dah tuh anak." jawab Lena santai namun menghela napasnya berat setelahnya. "Gue sendiri uda berkali-kali jelasin ke June kalau gue juga gatau kalau Mark bakal nyium gue tapi dia gak mau percaya. June bilang gue selingkuh. Gue uda minta maaf." Lena mengendikkan bahunya, "Yagitu deh."
Jennie terlihat bingung harus berkata apa, "Terus lu sekarang sama June gimana?"
"Kaya yang lu liat gue uda capek berusaha jelasin dan minta maaf ke June. Toh..." Lena kembali menghela napasnya, "June sekarang deket sama April. Liat aja ntar lagi gue pasti diputusin." Lena setengah mati berusaha berekspresi biasa saja namun gurat sedih diwajahnya tetap terlihat.
Jennie menepuk bahu Lena pelan dan tepukan itu malah membuat Lena ingin menangis.
"Lu kira gue muntah apa?" tanya Lena dan tertawa dibuat-buat.
Jennie tidak berkata apa-apa dan tetap menepuk-nepuk bahu Lena pelan.
***
"Love?" June memandang Lena sinis. "What kind of bullsh*t are you talking about?"
Bullsh*t? Bullsh*t? Lena merasa tertampar. Ia menelan rasa malu untuk menyatakan perasaannya dan malah dikatain bullsh*t.
Lena membuka mulutnya ingin berbicara namun suaranya seakan-akan hilang.
"Lu selingkuh dan sekarang bilang cinta?" Pemuda itu memasukkan tangannya ke saku celana. "Cih."
Lena menghirup udara sebanyak-banyaknya.
"Oke katakanlah gue selingkuh dan lu pikir yang lu lakuin selama ini apa? Selingkuh juga kan?"
"Gue cuma main sama April dan BERHARAP LU BAKAL NGELARANG." kata June berteriak.
"KALO GUE LARANG LU BAKAL DENGERIN?" Lena balas berteriak.
Ok sekarang perhatian siswa yang masih berada disekolah tertuju pada mereka.
June maju satu langkah mendekati Lena. Pemuda itu mengangkat tangannya,
"Gue bakal dipukul." batin Lena.
Tidak seperti yang Lena pikirkan.
June mengangkat tangannya dan menaruh telapak tangannya di kepala Lena. Menepuk pelan kepala gadis itu beberapa kali.
"Kita putus."
He he he