Chapter 2

6K 597 7
                                    

18 November 2016
Sudah 6 hari, Taehyung, Namjoon dan yang lainnya menghabiskan waktu mereka untuk berlatih basket. Dan sudah 6 hari juga, Jungkook harus pulang sendiri. Namjoon dan Taehyung yang selalu pulang malam, membuat 6 hari ini terasa seperti tinggal sendiri di sebuah rumah yang cukup besar bagi Jungkook.

Dan tak terasa besok adalah hari dimana Taehyung dan Namjoon harus bertanding basket. Mereka berlatih ekstra untuk hari ini. Seharian mereka habiskan untuk berlatih hingga malam hari. Jungkook sudah memakluminya. Ini bukan pertama kalinya bagi Jungkook. Ia sudah terbiasa dengan keadaan sepi di rumahnya. Meski ia sangat bosan jika selalu seperti itu.

Hari ini tak banyak yang Jungkook lakukan. Ia hanya duduk di sofa dengan buku pelajaran yang menemaninya. Keadaan rumah sangat sepi. Namjoon dan Taehyung masih belum pulang. Jam dinding sudah menunjukkan hampir tengah malam.

Drrtt!! Drrtt!!! Drrtt!!

Ponsel Jungkook berdering. Ia segera meraihnya dan melihat nama yang ditunggunya selama ini. Tanpa berpikir panjang, Jungkook segera menggeser layar ponselnya untuk menjawab panggilan itu.

"Yeoboseo, Namjoon hyung.."

"Ah, yeoboseo Jungkook-ah.. mian, kalau aku menghubungimu selarut ini."

"Tak apa, hyung. Lalu ada apa? Apa terjadi sesuatu?"

"Mianhae, Jungkook-ah. Hari ini kami tidak bisa pulang. Kami harus menjalani pelatihan tambahan di rumah Kim seonsaengnim. Jadi, kau tak perlu menunggu kami pulang. Langsung tidur, besok sekolah. Arrachi?"

"Ne, hyung. Aku juga baru menyelesaikan tugasku. Aku akan segera membereskan pekerjaanku lalu pergi tidur setelahnya."

"Geurae, jangan begadang. Itu tidak baik untuk kesehatan. Langsung tidur, ne?"

"Ne, hyung. Kenapa kau jadi cerewet seperti ini, huh? Aku bukan anak kecil, hyung. Jadi ka-" Jungkook meremas dada kirinya yang tiba-tiba terasa sakit. Jungkook berusaha tak memekik sama sekali. Ia tak ingin mendengar Namjoon memcemaskannya disaat ia harus menghadapi perlombaannya.

"Jungkook-ah? Neo gwenchana? Jungkook-ah? Neo eodiya? Kau masih disana, kan?"

"Ne, hyung. Tadi ada cicak jatuh di atas meja dan itu membuatku sedikit terkejut." Jungkook mencoba berkata sebiasa mungkin. Menahan rasa sakit dan berbicara biasa seolah tak terjadi apa-apa, itu bukanlah perkara yang mudah, asal kalian tahu.

"Oh, syukurlah kalau begitu. Sudah dulu, ne? Sudah sangat malam. Cepatlah pergi tidur, dan jangan lupa. Besok kau harus melihat pertandingannya."

"Heum. Aku pasti melihatnya, hyung."

"Jja! Istirahatlah. Selamat malam, Jungkook-ah."

"Malam, hyung."

Pip!

Jungkook meletakkan ponselnya. Ia segera merogoh sakunya dan mengeluarkan benda tabung itu. Ia mengeluarkan obatnya dan menelannya. Sesaat kemudian, Jungkook menjatuhkan dirinya di sofa. Membiarkan obat itu bereaksi pada tubuhnya.
.
.
.
Setelah mengubungi Jungkook, Namjoon kembali masuk kedalam rumah Kim seonsaengnim. Seluruh teman-teman tim basketnya sudah menunggu.

"Kau ini lama sekali, hyung." Ucap Jimin, melihat kedatangan Namjoon.

"Mian, aku harus menghubungi Jungkook. Aku tak ingin membuatnya menunggu kepulangan kami dirumah." Namjoon membalas apa adanya.

"Selalu saja menjakan anak itu. Kau terlalu memperhatikannya, hyung. Dia sudah besar, dia pasti sudah tau. Kau saja yang terlalu mencemaskannya secara berlebihan." Timpal Taehyung, dengan nada yang terkesan dingin dan datar itu.

Sayonara, Hyungie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang