Chapter 5

5.7K 573 14
                                    

Jungkook terlihat duduk sedih di sebuah kursi di tepi sungai Han. Hari sudah mulai malam, tapi Jungkook tak beranjak dari duduknya. Pikiran masih melayang tak karuan. Kenyataan pahit yang diterimanya, membuat pikirannya kacau.

Namjoon yang melihat Jungkook dari jauh, hanya bisa menghela nafas. Ia kasihan melihat Jungkook yang kacau. Namjoon berjalan mendekati Jungkook. Ia duduk di samping Jungkook dan ikut menatap lurus kedepan. Sungai Han ketika malam, memang sangat indah. Tapi keindahan itu tidak dapat terlihat oleh Jungkook, karena suasana hatinya yang buruk.

"Jungkook-ah.." panggil Namjoon, mencoba membuat keponakannya itu buka suara.

"Hyung, apa.. aku benar-benar.. bukan adik kandung.. Taetae hyung?" Tanya Jungkook dengan pandangan kosong. Namjoon menghela nafas rendah, mendengar pertanyaan Jungkook.

"Meskipun kau bukan adik kandung Taehyung, tapi kau adalah anak kandung eommamu." Ucap Namjoon, mencoba menenangkan Jungkook.

"Jadi benar, kalau aku bukan adik kandung Taetae hyung." Lirih Jungkook, yang masih bisa didengar oleh Namjoon.

Kesunyian kembali melanda kedua namja itu. Namjoon tidak bisa berbuat apapun. Ia hanya bisa membiarkan Jungkook tenang untuk saat ini.
.
.
.
Hari sudah mulai malam. Udara juga semakin dingin. Tapi, Jungkook masih duduk ditempatnya. Seperti sebuah patung yang duduk di tepi sungai Han. Ia bahkan tak terusik sama sekali dengan udara dingin yang menyapunya.

Namjoon mulai merapatkan jas almamaternya. Ia masih mengenakan seragam sekolahnya, begitu juga dengan Jungkook. Namjoon menatap Jungkook yang masih menatap kosong kedepan. Udara semakin dingin, ia tak ingin jika Jungkook jatuh sakit karena terus-terusan disini.

"Jungkook-ah.. ini sudah malam. Kajja, kita pulang." Ajak Namjoon dengan lembut.

"Aku tidak ingin pulang, hyung." ucap Jungkook.

"Ini sudah malam, Jungkook-ah. Udaranya juga semakin dingin. Aku tidak ingin kau jatuh sakit nantinya." Namjoon sedikit memaksa Jungkook untuk pulang.

"Hyung.. hiks.. aku tidak mau.. hiks.. pulang kerumah.. hyuung.." ucap Jungkook mulai menangis. Ia sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi.

Greb!

"Ssttt!! Uljima. Ada hyung disini." Namjoon memeluk Jungkook, mencoba menenangkan namja kelinci ini.

Jungkook masih terisak dalam tangisnya. Namjoon berusaha menenangkan Jungkook. Jujur saja, ia juga sangat kasihan dengan Jungkook. Ingin rasanya ia menangis juga, tapi itu pasti akan membuat Jungkook semakin sedih. Siapa lagi yang akan menjadi penyemangat untuk Jungkook, kalau bukan dirinya.

"Kalau kau tidak ingin pulang kerumah, kau bisa pulang ke apartementku. Kau bisa tinggal disana, bersamaku." Ucap Namjoon. Jungkook melepaskan pelukan Namjoon. Ia menatap Namjoon dengan matanya yang memerah.

"Jinjjayo, hyung?" Tanya Jungkook. Namjoon ketika melihat Jungkook menatapnya dengan mata merahnya.

"Ne, kau bisa tinggal disana." Ucap Namjoon dengan tersenyum. Ia sangat kasihan dengan Jungkook. Andai saja ia bisa memilih, ia ingin Jungkook menjadi adiknya saja dari pada menjadi keponakannya. Namjoon pasti akan menyayanginya sepenuh hati.
.
.
.
Seminggu sudah Jungkook tak kembali ke rumah. Rumah terasa sepi tanpa kehadiran Jungkook. Kesepian itu juga dirasakan oleh Taehyung. Namja dingin yang biasa cuek dengan Jungkook, kini merasakan kesepian yang mendalam. Hey.. Ayolah, ini seperti bukan sosok Kim Taehyung biasanya. Tapi, Taehyung benar-benar tidak bisa menahan rasa kesepiannya. Bahkan Taehyung masuk kedalam kamar Jungkook mengamati seluruh isi kamar Jungkook. Berjalan ke arah dapur, dimana biasanya Jungkook selalu berkutat dengan alat masak untuk membuat sarapan untuk mereka berdua. Tapi kini semua kosong.

Sayonara, Hyungie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang