Chapter 15

5.3K 488 3
                                    

Disebuah cafe yang cukup ramai pengunjung, terlihat seorang namja manis tengah duduk di sana. Ia tengah mengamati seseorang dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya. Namja yang tak lain adalah Jungkook, menatap dengan tersenyum kearah yeoja yang tengah memainkan pianonya. Alunan melodi yang diajarkannya selama ini, terdengar mengalun begitu sempurna. Sangat indah, bahkan melebihi permainannya sendiri.

Irene mengakhiri permainan pianonya dan mendapat tepuk tangan yang meriah dari pengunjung cafe. Jungkook tak lupa ikut bertepuk tangan atas permainan bagus Irene. Irene berjalan menuju meja dimana Jungkook berada.

"Eotte?" Tanya Irene setelah duduk di kursinya.

"Itu sangat bagus, nuna. Wah.. aku jadi gugup kalau mengajarimu lagi. Kau begitu cepat dalam belajar, nuna." Puji Jungkook. Irene hanya tersenyum malu.

"Kau ini berlebihan. Lagipula aku tak bisa bermain sebaik dirimu tadi." Ucap Irene, mengelak.

"Mwoya? Itu bahkan melebihi permainanku, nuna. Kau membawakan dengan perasaanmu. Kau tau, kunci bermain piano agar bagus adalah, kau harus bisa menggabungkan perasaanmu dengan melido yang kau mainkan. Dan aku bisa merasakannya ketika kau memainkan pianomu tadi, nuna. Jujur saja, ketika aku mulai belajar piano, aku tak pernah bisa menyatukan perasaanku dengan alunan melodi yang kumainkan. Selalu terdengar kaku ketika aku memainkannya." Ucap Jungkook, sambil menyesap ekspressonya.

"Ah, aniyo. Kau memainkannya sangat bagus waktu itu. Apa kau ingin mencobanya disini?" Tawar Irene.

"Aniya, nuna. Ah, sebenarnya aku harus cepat pulang. Hari sudah mulai malam, dan Taetae hyung ada di rumah sendirian. Pasti dia belum makan apapun. Aku juga belum membuat makan malam hari ini." Ucap Jungkook dengan memasang wajah sedihnya.

"Gwenchana. Ah, Taehyung bagaimana kabarnya? Dia baik-baik saja, kan?" Tanya Irene. Jungkook tersenyum lalu mengangguk.

"Kalau begitu, aku pulang duluan, nuna." Pamit Jungkook.

"Chakammanyo, Jungkook-ah."

Jungkook menghentikan langkahnya ketika suara Irene mengintrupsinya. Irene terlihat mengambil sesuatu disamping kursinya. Terlihat sebuah paper bag kecil diambilnya.

"Bisakah kau memberikan ini pada Taehyung? Dan tolong  sampaikan maafku padanya karena tak bisa menjenguknya ketika dirumah sakit waktu itu. Aku juga minta maaf, tak bisa menjengukmu." Ucap Irene.

"Gwenchana, nuna. Ne, aku akan sampaikan pada Taetae hyung. Aku duluan, nuna." Pamit Jungkook, lagi.

"Chakamman."

Jungkook kembali menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Irene kembali mengintrupsinya. Jungkook berbalik dan menatap Irene yang masih duduk di tempatnya. Terlihat Irene bingung.

"A-ah.. bisakah.. aku meminta.. nomor Taehyung?" Pinta Irene dengan sedikit malu-malu. Jungkook hanya berusaha menahan tawanya ketika melihat tingkah Irene.

"Ne, aku akan mengirimkannya padamu, nuna. Ada lagi yang kau inginkan, nuna?" Tanya Jungkook, memastikan Irene tak lagi menghentikan niatnya untuk pulang.

"Aniya. Gomawo, sudah datang kesini." Ucap Irene dengan tersenyum manis.

"Ne, kalau begitu aku duluan, nuna." Pamit Jungkook untuk yang ketiga kalinya.
.
.
.
Akhirnya Jungkook bisa pulang kerumah dengan tenang. Ia sedikit lelah hari ini. Meski hanya duduk diam menonton permainan Irene, entah kenapa badan Jungkook menjadi sangat lelah.

Bugh!

Jungkook menghempaskan dirinya di sofa ruang tamu. Jungkook menatap sekitarnya. Ia baru menyadari jika rumahnya tengah sepi. Jungkook naik menuju ke kamar Taehyung, untuk memastikan keberadaan Taehyung.

Sayonara, Hyungie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang