Chapter 4

5.4K 541 10
                                    

Pagi ini, Jungkook sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Ia sudah rapi dengan seragamnya. Jungkook menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Taehyung.

Tep! Tep! Tep!

Jungkook menoleh ketika mendengar suara langkah menuruni tangga. Terlihat Taehyung turun dari tangga dengan seragam yang sudah rapi di kenakannya.

"Hyung, sarapannya sudah siap." Ucap Jungkook.

"Aku tidak sarapan." Taehyung kemudian berjalan pergi meninggalkan Jungkook. Jungkook hanya menghela nafas pelan. Ia sudah biasa mendapat perlakuan seperti itu dari Taehyung.
.
.
.
Sekolah hari ini tidak ada yang berubah. Semua berjalan seperti biasanya. Sampa sekolah usai, Jungkook bergegas untuk pulang. Jungkook ingin mengajak Taehyung pulang bersama, tapi di urungkannya ketika melihat Taehyung dan Namjoon serta teman-teman basketnya tengah berkumpul. Sepertinya mereka sedang sibuk dengan basketnya.

Akhirnya Jungkook pun pulang sendiri. Ia berjalan menyusuri trotoar dimana ia sering melewati ketika pulang sekolah. Hari ini sedikit sepi menurutnya. Apalagi gang yang menuju ke rumahnya, biasanya gang itu sangat ramai. Tapi entah kenapa hari ini begitu sepi.

Jungkook mencoba mempercepat langkahnya agar sampai di rumah. Namun langkahnya terhenti ketika melihat empat namja di depannya. Jungkook menatap bingung melihat empat namja itu berjalan kearahnya.

"Kim Jungkook.." ucap salah satu dari mereka yang mengenakan masker.

"Neo nuguya?" Ucap Jungkook dengan sedikit waspada.

Namja itu membuka masker yang menutupi wajahnya. Jungkook tersentak kaget melihat siapa namja di depannya itu.

"Jinyoung?"

"Akhirnya kau mengenalku, aku tak perlu repot-repot memperkenalkan diri padamu." Ucap Jinyoung dengan tersenyum sinis.

"Apa maumu?" Jungkook tau benar bagaimana sikap Jinyoung. Jika seseorang telah berhadapan dengan Jinyoung, maka orang itu pernah membuat kesalahan pada Jinyoung, entah itu besar ataupun kecil.

"Mauku? Mauku adalah menghias wajahmu dengan bogem mentah ku." Ucap Jinyoung dengan berjalan mendekat kearah Jungkook.

"Apa salahku padamu?" Tanya Jungkook dengan terus berwaspada.

"Kau memang tidak salah. Tapi hyungmu! Dia hampir membunuh anak buahku kemarin, kau tau itu!" Teriak Jinyoung. Jungkook hanya terdiam sejenak. Ia tak mengira jika Taehyung hampir melakukan hal itu. Hyungnya itu memang benar-benar mencari mati dengan Jinyoung.

"Lalu, apa urusannya denganku?" Tanya Jungkook.

"Urusannya denganmu adalah.. karena kau adik dari si brengsek itu, maka aku ingin membalasnya padamu!"

Bugh!

Jungkook jatuh tersungkur ke tanah ketika mendapat bogem mentah dari Jinyoung. Jinyoung menyeringai puas melihat darah mengalir dari sudut bibir Jungkook.

"Kau akan merasakan bagaimana sakitnya anak buahku yang hampir mati, Kim Jungkook." Ucap Jinyoung dengan seringaian penuh.

Bugh!

Bugh!

Bugh!
.
.
.
Jungkook terkapar di tanah. Ia tidak punya tenaga lagi untuk bergerak. Tubuhnya remuk semua. Bahkan Jungkook yakin jika ada tulangnya yang patah.

Jinyoung masih berdiri disana dengan menatap Jungkook dingin. Jinyoung sangat puas melihat keadaan Jungkook saat ini. Bahkan keadaanya sangat parah, lebih parah dari anak buahnya yang di hajar oleh Taehyung.

Tangan Jungkook megang dada kirinya. Dadanya kembali sakit, panas dan ditusuk-tusuk. Tangan kiri Jungkook berusaha menggapai tasnya yang berada di samping kirinya. Jungkook berusaha menggapainya karena obatnya ada disana.

Sayonara, Hyungie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang